PANDUAN ASESMEN PASIEN
A.
DEFINISI
1. Asesmen Pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter, perawat, dietisien mengevaluasi
data pasien baik subyektif maupun obyektif
untuk membuat keputusan terkait :
a.
Status kesehatan pasien
b.
Kebutuhan perawatan
c.
Intervensi
d.
Evaluasi
2. Asesmen Awal Pasien Rawat Inap adalah tahap awal dari proses dimana dokter, perawat, dietisien
mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama sejak pasien masuk rawat inap atau bisa lebih cepat
tergantung kondisi pasien dan dicatat dalam rekam medis
3. Asesmen
Awal Pasien Rawat Jalan adalah tahap awal dari proses dimana dokter mengevaluasi data pasien baru rawat jalan
4. Asesmen Ulang
Pasien adalah tahap lanjut dari proses dimana dokter, perawat, dietisien mengevaluasi ulang
data pasien setiap terjadi perubahan
yang signifikan atas kondisi klinisnya.
5. Asesemen
Individual adalah isi minimal dari asesmen
yang ditentukan oleh departemen / KSM terkait.
6. Rekam
Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien
7. DPJP
adalah
seorang
dokter / dokter gigi yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien. DPJP juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan, kejelasan dan kebenaran serta ketepatan waktu pengembalian
dari rekam medis pasien tersebut
8.
Case Manager adalah perawat yang bertanggung jawab
terhadap asuhan keperawatan atas setiap pasien. Tujuannya untuk menjamin mutu asuhan
keperawatan dari pasien tersebut.
9. Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan keperawatan
& kebidanan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan
yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki
ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal
10. Dietisien adalah seorang profesional medis yang
mengkhususkan diri dalam dietetika, studi
tentang gizi dan penggunaan diet khusus untuk mencegah dan mengobati penyakit.
B.
RUANG LINGKUP
1. Ketegori
Asesmen Pasien
a.
Asesmen Medis
b.
Asesmen Keperawatan
c.
Asesmen Gizi
Komponen
utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan adalah asesmen pasien untuk memperoleh
informasi terkait status medis pasien. Khusus pasien rawat inap, asesmen pasien
terkait status kesehatan, intervensi, kebutuhan keperawatan, dan gizi. Untuk
dapat berhasil memberikan terapi /
asuhan yang berorientasi kepada
pasien, dalam prakteknya, dokter, perawat dan dietisien harus memiliki
pengetahuan dan keahlian dalam melakukan asesmen pasien. Asesmen pasien
diperoleh dari pasien dan sumber-sumber lain (misalnya: profil terapi obat, rekam medis,
dan lain-lain). Asesmen pasien dibutuhkan dalam membuat keputusan-keputusan
terkait: (a) status kesehatan pasien; (b) kebutuhan dan permasalahan
keperawatan; (c) intervensi guna memecahkan permasalahan kesehatan yang sudah teridentifikasi atau juga
mencegah permasalahan yang bisa timbul dimasa mendatang; serta (d) tindak
lanjut untuk memastikan hasil-hasil yang diharapkan pasien terpenuhi.
Proses asuhan kepada pasien saling berhubungan/ terjadi kolaborasi antara dokter, perawat dan gizi. Sulit untuk dimengerti bahwa dokter dapat menyembuhkan
pasien tanpa bantuan asuhan keperawatan
dan terapi gizi.
ASESMEN PASIEN ASESMEN GIZI ASESMEN KEPERAWATAN ASESMEN MEDIS RENCANA TERAPI BERSAMA MENGEMBANGKAN RENCANA ASUHAN MELAKUKAN EVALUASI MELAKUKAN ASESMEN ULANG BILA TERJADI PERUBAHAN SIGNIFIKAN TERHADAP
KONDISI KLINIS PASIEN
Dalam asesmen, pasien dan
keluarga harus diikutsertakan dalam seluruh proses, agar asuhan kepada pasian
menjadi optimal. Pada saat evaluasi,
bila terjadi perubahan yang signifikan terhadap kondisi klinis pasien, maka
harus segera dilakukan asesmen ulang. Bagian
akhir dari asesmen adalah melakukan evaluasi, umumnya disebut monitoring yang menjelaskan faktor-faktor yang akan menentukan pencapaian hasil-hasil nyata yang diharapkan pasien.
2.
Alur Masuk Rawat Inap
Pasien Tandatangani persetujuan perawatan
dalam RM 5 aK Ya DPJP Mengasesmen
awal medis : ·
Anamnesis
& pemeriksaan fisik ·
Diagnosis
kerja ·
Pemeriksaan
penunjang ·
Rencana
terapi ·
Skrining
nyeri Apoteker Menyiapkan obat / alkes Keperawatan Mengasesmen
awal Kprwt. : ·
Keluhan
utama ·
Kenyamanan/aktivitas/proteksi ·
Pola makan
& eliminasi ·
Respon
emosi
&kognisi ·
Sosio-spiritual Dietisien Mengasesmen Status Gizi DPJP ·
Menulis
Resep / alkes dalam lembar RPO ·
Meminta diagnosa penunjang DPJP Melakukan terapi sesuai PPK dan CP Keperawatan Asuhan Keperawatan. : ·
Data
khusus/fokus ·
Masalah/dx
keperawatan ·
Tgl
/ jam intervensi ·
Tgl/jam
evaluasi (SOAP) Dietisien Kolaborasi Pemberian nutrisi · Asesmen Kebutuhan Rohani · Asesmen Risiko Jatuh · Asesmen Nyeri (bila ada) Perlu terapi
gizi? Mulai
DPJP & Keperawatan Merencanakan pemulangan pasien DPJP/
Keperawatan /Dietisien Mengasesmen ulang medis / keperawatan/gizi ·
Observasi
tanda vital,nyeri & keluaran cairan harian ·
Perkembangan
terintegrasi ·
Monitor
harian
DPJP/Keperawatan/Apoteker/Dietisienis Memberikan edukasi kepada pasien /
keluarga Ya Tidak Ya DPJP Menulis sebab
kematian Perlu HCU /
ICU? Sembuh
? DPJP ·
Mengisi
Form resume medis ·
Membuat
surat rujuk balik / kontrol poli Selesai Belum DPJP Meminta persetujuan masuk HCU / ICU Prosedur HCU / ICU Prosedur kamar jenazah DPJP ·
Melakukan penanganan lanjutan ·
Mengisi
Form Discharge Planning Meninggal
3.
Alur Masuk Rawat Jalan
Pasien Masuk
Poliklinik Mulai ya ya tidak DPJP Asesmen medis :Anamnesis &
Pemeriksaan fisik DPJP Bedah Menulis permintaan
MRS Mengentri acara op ke
Sekt KSM (on line) Perlu Penunjang? DPJP Menulis surat permintaan MRS Selesai ya Prosedur Penunjang DPJP Menulis resep / surat
kontrol / rujuk balik tidak Prosedur Pendaftaran di Sentral Admisi Perlu Tindakan? tidak ya Prosedur Tindakan/ One Day Care Perlu MRS? DPJP Menulis surat
dan entri work order Kasus
Bedah? Keperawatan ·
Memeriksa kelengkapan administrasi ·
Mengentri
data px ke
divisi yang dituju
1.
2.
3.
4.
Asesmen Ulang
Asesmen ulang didokumentasikan pada
lembar SOAP (Subjektif, Objektif ,
Asesmen, Planning). Bagian subyektif ( S
) : berisi informasi tentang pasien yang meliputi informasi yang diberikan oleh pasien,
anggota keluarga, orang lain yang penting, atau yang merawat. Jenis informasi
dalam bagian ini meliputi:
a.
Keluhan/gejala-gejala atau alasan utama pasien datang ke rumah sakit,
menggunakan kata-katanya sendiri (keluhan utama).
b.
Riwayat penyakit saat ini yang berkenaan dengan gejala-gejala (riwayat
penyakit saat ini).
c.
Riwayat penyakit dahulu (pada masa lampau).
d.
Riwayat pengobatan, termasuk kepatuhan dan efek samping (dari pasien, bukan
dari profil obat yang terkomputerisasi).
e.
Alergi.
f.
Riwayat sosial dan/atau keluarga.
g.
Tinjauan/ulasan sistem organ
a.
Bagian objektif ( O ) : berisi
informasi tentang pemeriksaan fisik, tes – tes diagnostik dan laboratorium dan
terapi obat
b.
Bagian asesmen ( A ) menilai kondisi pasien untuk
diterapi.
c.
Bagian plan ( P ) berisi rencana pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan,
rencana terapi yang akan diberikan dan rencana pemantauan khusus yang akan
dilakukan untuk menili perkembangan kondisi pasien.
Dengan format dokumentasi yang sistematik, konsisten dan seragam tersebut
maka lembar SOAP akan menjadikan rencana
berbagai asuhan pasien menjadi lebih
efisien. Catatan SOAP adalah format yang akan digunakan pada keseluruhan tindakan
medik, keperawatan dan gizi dalam rencana terapi / terapeutik serta asuhan
pasien.
5.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosa
terkadang dibutuhkan konfirmasi pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiodiagnostik.
Semua catatan hasil pemeriksaan penunjang tersebut harus disimpan dalam rekam
medis pasien.
C.
TATA LAKSANA
1.
Asesmen Medis
DPJP secara menyeluruh dan sistematis mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dengan melakukan :
a.
Anamnesis
1)
Keluhan utama
2)
Riwayat penyakit sekarang
3)
Riwayat penyakit dahulu dan terapinya
4)
Riwayat Alergi
5)
Riwayat penyakit dalam keluarga
6)
Riwayat pekerjaan
7)
Riwayat tumbuh kembang
b.
Pemeriksaan Fisik
1)
Generalis
a)
Kepala
b)
Mata
c)
THT Leher
d)
Mulut
e)
Jantung & pembuluh darah
f)
Thoraks, paru – paru, payudara
g)
Abdomen
h)
Kulit dan sistem limfatik
i)
Tulang belakang dan anggota tubuh
j)
Sistem saraf
k)
Genitalia, anus dan rebtum
2)
Lokalis
a)
Inspeksi
b)
Palpasi
c)
Perkusi
d)
Auskultasi
Lakukan deskripsi terhadap status lokalis
c.
Skrining Nyeri
Semua pasien yang masuk ke rawat inap harus
dilakukan skrining nyeri. (lihat Panduan Manajemen Nyeri)
2. Asesmen Keperawatan
a)
Asesmen awal keperawatan
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien masuk rawat inap untuk dilakukan pemeriksaan secara sistematis untuk
mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien, antara lain :
1)
Keluhan utama:
a)
Riwayat penyakit sekarang
b)
Riwayat penyakit dahulu: DM, HT, jantung, paru, dll
c)
Riwayat alergi ya, tidak, penyebab dan reaksi
2)
Kenyamanan nyeri:
a)
Digunakan Skala 1 – 10
b)
Kualitas terbakar, tajam, tumpul, tertekan, dll
c)
Waktu hilang timbul, terus menerus, lamanya
d)
Lokasi
3)
Aktifitas dan istirahat :
a)
Bedrest, ambulasi di tempat tidur, ambulasi jalan
b)
Ambulasi jalan tidak ada kesulitan ,penurunan kekuatan otot,sering jatuh
c)
Tidur menggunakan 1bantal, 2 bantal, >2 bantal
4)
Proteksi :
a)
Status mental orientasi baik, disorentasi, gelisah, tidak respon
b)
Resiko jatuh tidak resiko, rendah, tinggi
5)
Nutrisi :
a)
Tinggi badan ,berat badan, lingkar lengan kiri
b)
Status gizi kurang, normal, over weight,obesitas
c)
Nafsu makan menurun, baik, meningkat
d)
Kondisi berhubungan dengan makan mual, muntah, anoreksia, disfagia dll
6)
Eliminasi :
a)
BAB normal,konstipasi/obstipasi,diare,colostomy,iliostomi
b)
BAK normal, retensi, hematuri, disuri, inkontinensia dll
7)
Respon emosi : Takut, tegang, marah, sedih, menangis, senang, gelisah
a)
Respon kognisi pasien / keluarga: Menginginkan informasi penyakit,
pengobatan, perawatan, diet, biaya, dll
8)
Sistim sosio spiritual:
a)
Ketaatan menjalankan ibadah rutin, kadang-kadang.
b)
Kondisi rumah lantai 1, lantai 2 dll
c)
Luas rumah
3.
Asesmen Gizi
Status
nutrisi dengan menggunakan kriteria Malnutrition Universal Screening Tool (MUST),
yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menata laksana pasien dewasa yang
mengalami gizi buruk, kurang gizi, atau obesitas. Untuk pasien anak > 5 tahun
menggunakan grafik CDC dan < 5 tahun
dengan grafik Z – Score ( WHO, 2005 )
a.
Asesmen Gizi Pasien Dewasa
Kelima langkah MUST adalah
sebagai berikut:
Pengukuran alternatif:
1)
Jika tinggi badan tidak dapat diukur, gunakan
pengukuran panjang lengan bawah (ulna) untuk memperkirakan tinggi badan dengan
menggunakan tabel dibawah ini .
Pengukuran dimulai dari siku (olekranon) hingga titik tengah prosesus
stiloideus (penonjolan tulang di pergelangan tangan), jika memungkinkan,
gunakanlah tangan kiri.
2)
Untuk memperkirakan IMT, dapat
menggunakan pengukuran lingkar lengan atas (LLA)
a)
Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90
terhadap siku, dengan lengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara
tonjolan tulang bahu (akromion) dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya.
b)
Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar
lengan atas di titik tengah, pastikan pita pengukur tidak terlalu menempel
terlalu ketat
3)
Langkah 3: adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan
berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami
penyakit akut dan sangat sedikit/tidak terdapat asupan makanan > 5 hari,
diberikan skor 2
4)
Langkah 4:
tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2 dan 3 untuk menilai adanya
risiko malnutrisi :
a)
Skor 0 = risiko rendah
b)
Skor 1 = risiko sedang
c)
Skor ≥ 2 = risiko tinggi
5)
Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk
merencanakan strategi keperawatan berikut ini :
a) Risiko rendah
·
Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di
rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat
umum dengan usia > 75 (tiap tahun).
b) Risiko sedang
·
Observasi:
Ø Catat asupan makanan selama 3 hari
Ø Jika asupan adekuat, ulangi skrining : pasien di
rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat
umum (tiap 2-3 bulan).
Ø Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk
perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program
pemberian nutrisi secara teratur
c) Risiko tinggi
·
Tatalaksana:
Ø
Rujuk ke ahli gizi
Ø
Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
Ø
Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: Pada pasien di rumah
sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum
(tiap bulan).
d)
Untuk semua kategori:
·
Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran
dalam pemilihan jenis makanan
·
Catat katagori risiko malnutrisi
·
Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti
kebijakan setempat
b.
Asesmen Gizi Pasien Anak
1)
Asesmen Gizi Pasien Anak > Lima Tahun
Menggunakan grafik CDC dengan rumus :
% IBW = ( BB Aktual / BB Ideal) x 100 %
Klasifikasi % IBW :
Obesitas : > 120 % BB
Ideal
Overweight : > 110 % - 120 % BB
Ideal
Gizi Normal : 90 % - 110 % BB ideal
Gizi Kurang : 70 % - 90 % BB
Ideal
Gizi Buruk : < 70 % BB Ideal
2)
Asesmen Gizi Pasien Anak <
Lima Tahun
Dengan melihat grafik Z – Score WHO 2005 : BB / TB,
BB / U. TB/U. Usia O – 2 tahun laki – laki warna biru dan perempuan warna merah
muda. Usia 2 – 5 tahun laki – laki warna biru dan perempuan warna merah muda.
Kriteria :
>3 SD : Obesitas
2 SD – 3 SD : Gizi Lebih
-
2 SD – 2 SD :
Gizi baik
-
2 SD - - 3 SD: Gizi kurang
Ø
- 3 SD : Gizi buruk
4.
Asesmen Individual
a.
Asesmen Risiko Jatuh
1)
Risiko jatuh pada pasien dewasa:
a)
Pencegahan risiko jatuh pasien dewasa:
Kategori Pasien dengan Risiko
Tinggi
·
Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi
rendah dan roda terkunci
·
Menutup pagar tempat tidur/brankard
·
Orientasikan pasien/penunggu tentang
lingkungan/ruangan
·
Letakkan tanda “Kewaspadaan Jatuh pada panel
informasi pasien
·
Pastikan pasien memiliki stiker warna kuning
penanda risiko tinggi jatuh pada gelang identifikasi
·
Lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan
dengan persetujuan keluarga.
b)
Asesmen risiko jatuh pada pasien dewasa menggunakan Morse Fall Scale (Skala
jatuh morse) sebagai berikut:
Faktor risiko |
Skala |
Poin |
Skor pasien |
Riwayat jatuh |
Ya |
25 |
|
Tidak |
0 |
|
|
Diagnosis sekunder (≥2 diagnosis medis) |
Ya |
15 |
|
Tidak |
0 |
|
|
Alat bantu |
Berpegangan pada perabot |
30 |
|
Berpegangan pada perabot |
15 |
|
|
Tidak ada/kursi roda/perawat/tirah baring |
0 |
|
|
Terpasang infuse |
Ya |
20 |
|
Tidak |
0 |
|
|
Gaya berjalan |
Terganggu |
20 |
|
Lemah |
10 |
|
|
Normal/tirah
baring/imobilisasi |
0 |
|
|
Status mental |
Sering lupa akan
keterbatasan yang dimiliki |
15 |
|
Sadar akan kemampuan diri
sendiri |
0 |
|
|
Total |
|
Kategori
Risiko
Tinggi = ≥45
Risiko
Rendah = 25-44
Tidak ada
Risiko = 0-24
2)
Asesmen risiko jatuh pada anak-anak
a)
Pencegahan risiko jatuh pasien anak-anak:
Kategori Pasien dengan Risiko Tinggi
·
Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi roda
terkunci
·
Pagar sisi tempat tidur/brankard dalam posisi
berdiri/terpasang
·
Lingkungan bebas dari peralatan yang tidak
digunakan
·
Berikan penjelasan kepada orang tua tentang
pencegahan jatuh
·
Pastikan pasien memiliki stiker penanda risiko
tinggi jatuh pada gelang identifikasi dan tanda kewaspadaan dan panel informasi
pasien.
b)
Asesmen risiko jatuh pada pasien anak menggunakan Humpty Dumpty sebagai berikut:
Faktor
Risiko |
Skala |
Poin |
Skor Pasien |
Umur |
Kurang dari 3 tahun |
4 |
|
3 tahun – 7 tahun |
3 |
|
|
7 tahun – 13 tahun |
2 |
|
|
Lebih 13 tahun |
1 |
|
|
Jenis Kelamin |
Laki – laki |
2 |
|
Wanita |
1 |
|
|
Diagnosa |
Neurologi |
4 |
|
Respiratori, dehidrasi, anemia,
anorexia, syncope |
3 |
|
|
Perilaku |
2 |
|
|
Lain – lain |
1 |
|
|
Gangguan Kognitif |
Keterbatasan daya piker |
3 |
|
Pelupa, berkurangnya orientasi
sekitar |
2 |
|
|
Dapat menggunakan daya pikir tanpa
hambatan |
1 |
|
|
Faktor Lingkungan |
Riwayat jatuh atau bayi / balita yang
ditempatkan di tempat tidur |
4 |
|
Pasien yang menggunakan alat bantu/
bayi balita dalam ayunan |
3 |
|
|
Pasien di tempat tidur standar |
2 |
|
|
Area pasien rawat jalan |
1 |
|
|
Respon terhadap pembedahan, sedasi, dan anestesi |
Dalam 24 jam |
3 |
|
Dalam 48 jam |
2 |
|
|
Lebih dari 48 jam / tidak ada respon |
1 |
|
|
Penggunaan obat-obatan |
Penggunaan bersamaan sedative, barbiturate, anti depresan,
diuretik, narkotik |
3 |
|
Salah satu dari obat di atas |
2 |
|
|
Obatan –obatan lainnya / tanpa obat |
1 |
|
|
TOTAL |
|
|
Kategori:
Skor: 7-11
Risiko Rendah (RR)
≥ 12 Risiko Tinggi (RT)
b.
Asesmen Nyeri
1)
Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
Gambar NRS (Numerical Rating Scale)
a)
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang
dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya
b)
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas
nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10
·
0 = tidak nyeri
·
1 – 3 =
nyeri ringan (sedikit menganggu aktivitas sehari-hari).
·
4 – 6 =
nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari).
·
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari).
c)
Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka, gunakan asesmen Wong Baker FACES Pain Scale sebagai berikut:
d)
Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri kepada pasien.
e)
Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri :
·
Lokasi nyeri
·
Kualitas dan atau pola penjalaran / penyebaran
·
Onset, durasi, dan faktor pemicu
·
Riwayat penanganan nyeri sebelumnya dan efektifitasnya
· Efek nyeri terhadap aktivitas
sehari-hari
·
Obat-obatan yang dikonsumsi pasien
f)
Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedang,
asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa
ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri.
g)
Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari
beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
Asesmen ulang nyeri adalah
prosedur menilai ulang derajat nyeri pada pasien yang bertujuan untuk mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan terkait penatalaksanaan nyeri yang telah diberikan, dengan
interval waktu sesuai kriteria sebagai
berikut :
·
15 menit setelah intervensi obat injeksi
·
1 jam setelah intervensi obat oral atau lainnya
·
1 x / shift bila skor nyeri 1 – 3
·
Setiap 3 jam bila skor 4 -6
·
Setiap 1 jam bila skor nyeri 7 – 10
·
Dihentikan bila skor nyeri 0
h)
Tatalaksana nyeri:
·
Berikan analgesik sesuai dengan anjuran dokter
·
Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi
tatalaksana nyeri kepada pasien yang sadar / bangun
·
Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri
≥4. Asesmen
dilakukan 1 jam setelah tatalaksana nyeri sampai intensitas nyeri ≤ 3
·
Sebisa mungkin, berikan analgesik melalui jalur yang paling tidak
menimbulkan nyeri
·
Nilai ulang efektifitas pengobatan
·
Tatalaksana non-farmakologi
Ø
Berikan heat / cold pack
Ø
Lakukan reposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh pasien
Ø
Latihan relaksasi, seperti tarik napas dalam,
bernapas dengan irama / pola teratur, dan atau meditasi pernapasan yang
menenangkan
Ø
Distraksi / pengalih perhatian
i)
Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga
mengenai:
·
Faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri
·
Menenangkan ketakutan pasien
·
Tatalaksana nyeri
·
Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika merasa nyeri
sebelum rasa nyeri tersebut bertambah parah
c.
Asesmen Tahap Terminal
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien mulai masuk rawat inap
di ruang intensive care. Pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk
mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien, antara lain :
Pemeriksaan fisik
yaitu :
1)
Pernafasan:
a)
Irama nafas,
b)
Suara nafas tambahan
c)
C, sesak nafas,
d)
Batuk, sputum,
e)
Alat bantu nafas, mode, sao2
2)
Kardiovaskuler:
a)
Irama jantung,
b)
Akral,
c)
pulsasi,
d)
Perdarahan,
e)
Cvc,
f)
Tekanan darah nadi, map, suhu,
g)
Lain-lain
3)
Persyarafan
a)
GCS,
b)
Kesadaran,
c)
ICP,
d)
tanda tanda peningkatan TIK,
e)
konjungtiva,
f)
lain lain.
4)
Perkemihan
a)
Kebersihan area genetalia,
b)
Jumlah cairan masuk,
c)
Buang air kecil,
d)
Produksi urine
5)
Pencernaan
a)
Nafsu makan,
b)
Ngt,
c)
Porsi makan,
d)
Minum,
e)
Mulut,
f)
Mual, muntah,
g)
Buang air besar,
h)
Lain lain
6)
Muskuloskeletal/Intergumen
a)
Kemampuan pergerakan sendi,
b)
Warna kulit,
c)
Odema,,
d)
Dekubitus,
e)
Luka,
f)
Kontraktur,
g)
Fraktur,
h)
Jalur infuse,
i)
lain lain.
d.
Asesmen Kebutuhan Rohani
Tahapan asesmen kebutuhan rohani
1)
Bimbingan doa yang diinginkan
2)
Kunjungan Spiritual yang diinginkan pasien
3)
Tanggapan Terhadap Kebutuhan Spiritual
4)
Metode Kunjungan yang Diharapkan
5)
Kebutuhan Rohani Pasien
e.
Asesmen Kebutuhan Privasi
1) Privasi yang diinginkan
2) Pada saat wawancara klinis
3) Pada saat pemeriksaan fisik
4) Pada saat perawatan
5) Lain-lain
f.
Asesmen Pediatrik
Penting untuk melakukan pemeriksaan sistematis
karena anak sering tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal. Amati adanya pergerakan
spontan pasien terhadap area tertentu yang di lindungi. Tahapan asesmen berupa:
1)
Keadaan umum:
a)
Tingkat kesadaran, kontak mata, perhatian terhadap lingkungan sekitar
b)
Tonus otot: normal, meningkat, menurun/fleksid
c)
Respons kepada orang tua/pengasuh: gelisah, menyenangkan
2)
Kepala:
a)
Tanda trauma
b)
Ubun – ubun besar (jika masih terbuka): cekung atau menonjol
3)
Wajah:
a)
Pupil: Ukuran, kesimetrisan, refleks cahaya
b)
Hidrasi: air mata, kelembaban mukosa mulut
4)
Leher: kaku kuduk
5)
Dada:
a)
Stridor, retraksi sela iga, peningkatan usaha napas
b)
Auskultasi: suara napas meningkat/menurun, simetris kiri dan kanan,
ronki, mengi (wheezing); bunyi jantung:
regular, kecepatan, murmur
6)
Abdomen: distensi, kaku, nyeri, hematoma
7)
Anggota gerak:
a)
Nadi brakialis
b)
Tanda trauma
c)
Tonus otot, pergerakan simetris
d)
Suhu dan warna kulit, capillary
refill
e)
Nyeri, gerakan terbatas akibat nyeri
8)
Pemeriksaan neurologis
g.
Asesmen Kulit dan Kelamin
Tahapan asesmen kulit dan kelamin adalah sebagai
berikut:
1) Keluhan Utama
a) Perjalanan penyakit
b) Riwayat obat
c)
Riwayat penyakit menular seksual
d) Anamnesa infeksi menular
seksual
e)
Riwayat penyakit terdahulu
f)
Riwayat penyakit keluarga
2) Status Generalis
a) Keadaan umum
b) Gizi
c)
Lain-lain
3)
a) Keterangan gambar
b) Diagnosa banding
4) Status Lokalis
a) Lokasi
b) Effloresensi Pada Kulit
c)
Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual
5)
Diagnosa Kerja
a)
Pemeriksaan Penunjang
b)
Diagnosa
6)
Pengobatan
a)
Topikal
b)
Sistemik
7)
Tindakan
a) Jenis tindakan
h.
Asesmen Neurologis
Dilakukan pada pasien dengan
cedera kepala atau gangguan neurologis. Pemeriksaan status neurologi awal
digunakan sebagai dasar untuk memantau kondisi pasien selanjutnya. Tahapan asesmen berupa:
1)
Tanda vital: nilai keadekuatan ventilasi (kedalaman, kecepatan,
keteraturan, usaha napas)
2)
Mata: ukuran dan refleks cahaya pupil
3)
Pergerakan: apakah keempat ekstermitas bergerak
simetris
4)
Sensasi: Nilai adanya sensasi abnormal (curiga cedera spinal)
5)
Status kesadaran menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS): secara akurat
menggambarkan fungsi serebri:
Pada anak kecil, GCS sulit dilakukan. Anak yang
kesadaranya baik dapat memfokuskan pandangan mata dan mengikuti gerakan tangan
pemeriksa, merespons terhadap stimulus yang diberikan, memiliki tonus otot
normal dan tangisan normal
Glasgow Coma Scale Dewasa
Mata |
Terbuka spontan Terbuka saat dipanggil /diperintahkan Terbuka
terhadap rangsang nyeri Tidak
merespons |
4 3 2 1 |
Verbal |
Orientasi baik Disorientasi / bingung Jawaban tidak sesuai |
5 4 3 |
|
Suara
yang tidak dapat dimengerti (erangan,teriakan) Tidak
merespons |
2 1 |
Pergerakan |
Mengikuti perintah Melokalisasi nyeri Menarik diri (withdraw) dan
rangsang nyeri Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri Tidak
merespons |
6 5 4 3 2 1 |
Total skor : mata + verbal + pergerakan = 3 – 15
·
Skor 13 – 15 = ringan
·
Skor 9 - 12 =
sedang
·
Skor 3 -
8 = berat
Glasgow Coma Scale Anak
|
>Usia 2 tahun |
< usia 2 tahun |
Skor |
Mata |
Terbuka spontan Terbuka terhadap suara Terbuka
terhadap rangsang nyeri Tidak merespons |
Terbuka spontan Terbuka saat di panngil Terbuka
terhadap rangsang nyeri Tidak merespons |
4 3 2 1 |
Verbal |
Orientasi baik Disorientasi / bingung Jawaban tidak sesuai Suara
yang tidak dapat di mengerti (erangan , teriakan) Tidak
merespons |
Berceloteh Menangis, gelisah Menangis
terhadap rangsang nyeri Merintih, mengerang Tidak
merespons |
5 4 3 2 1 |
Pergerakan |
Mengikuti
perintah Melokalisasi
nyeri Menarik diri (withdraw) dari rangsang
nyeri Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri Tidak
merespons |
Pergerakan normal Menarik diri (withdraw)
terhadap sentuhan Menarik diri (withdraw) dari
rangsang nyeri Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri Tidak
merespons |
6 5 4 3 2 1 |
Total skor: mata + verbal + pergerakan = 3-15
·
Skor 13-15 = ringan
·
Skor 9-12 = sedang
·
Skor 3-9 = berat
i.
Asesmen Rehabilitasi Medik
Tahapan Asesmen adalah sebagai berikut:
1)
Data Dasar
a)
Keluhan Utama
b)
Riwayat Penyakit
c)
Pemeriksaan Fisik
d)
Pemeriksaan Neurologis
e)
Pemeriksaan Muskoloskeletal
2)
Diagnosis
a)
Diagnosis Klinis
b)
Diagnosis Fungsional
3)
Daftar Masalah Kedokteran Fisik&Rehabilitasi
R1 (Mobilisasi) |
|
R2 (ADL) |
|
R3 (Komunikasi) |
|
R4 (Psikologis) |
|
R5 (Sosial Ekonomi) |
|
R6 (Vokasional) |
|
R7 (Lain-lain) |
|
a) Status lokal
b) Pemeriksaan penunjang
(EMG-NCV, Biofeedback, Pemeriksaan KFR lain, Laboratorium, Radiologi)
4)
Perencanaan
5)
Tindak lanjut program kedokteran fisik dan
rehabilitasi
j.
Perawat anak dan neonates
Penting untuk
melakukan pemeriksaan karena anak atau bayi sering tidak dapat mengungkapkan
keluhannya secara verbal dan amati adanya pergerakan spontan anak atau bayi
terhadap area tertentu yang dilindungi.Tahapan asesmen keperawatan anak dan
neonatus :
1)
Identitas meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal dirawat,
tanggal pengkajian dan diagnose
2)
Keluhan utama :
a)
Riwayat penyakit sekarang
b)
Riwayat penyakit dahulu
c)
Riwayat penyakit keluarga
d)
Riwayat imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis dll
e)
Riwayat alergi
3)
Pertumbuhan dan perkembangan
4)
Rasa nyaman Neonatal Infant Paint Scale (NIPS) rentang 0-7 semakin
tinggi score semakin nyeri
5)
Dampak hospitalisasi (Psikososial): orang tua,anak tenang, takut, marah,
sedih, menangis, gelisah
6)
Pemeriksaan fisik :
a)
B1
·
Nafas spontan, RR, jenis dipsnoe, kusmaul, ceyne stoke dll
·
Suara nafas bersih, vesikuler, stridor, wheezing, ronchi dll
·
Alat bantu oksigen
b)
B2
·
Nadi, tensi, CRT
·
Irama jantung teratur/tidak teratur, S1/S2 tunggal
·
Acral hangat, kering, merah, pucat dingin
·
Conjungtiva anemis ya/tidak
c)
B3
·
Kesadaran composmentis, somnolen, delirium, apatis, stupor, coma
·
Istirahat tidur, gangguan tidur banyak siang hari, lebih banyak malam
hari, tidak tidur, tidur terus
·
Sklera mata icterus, hiperemis
·
Panca indera tidak ada gangguan/ada
·
Tingkat kesadaran berespon terhadap nyeri ya/tidak
·
Tangisan kuat, lemah, tidak ada, melengking, merintih
·
Kepala lingkar kepala, kelainan ada/tidak ada dan ubun-ubun datar
,cekung /cembung
·
Pupil bereaksi terhadap cahaya ya/tidak
·
Gerakan lemah, paralise, aktif
·
Kejang subtle, tonik klonik
·
Reflek rooting ada/tidak
d)
B4
·
Kebersihan bersih, kotor, dan secret ada/tidak
·
Produksi urine, jam,warna jernih, keruh, bau
·
Gangguan anuri, oliguri, retensi, inkontinensia, nokturia dll
·
Alat bantu kateter, cystotomi dll
e)
B5
·
Nafsu makan baik, menurun dan frekuensi
·
Minum jenisnya dan cara minum menetek, peroral, sonde lambung, muntah,
puasa
·
Anus ada/tidak
·
Bab berapa kali perhari, konsistensi, warna, ada darah/lender
·
Perut tegang, kembung, nyeri tekan, peristaltic berapa kali permenit
·
BB lahir, MRS, saat ini berapa gram, reflek rooting ada/tidak ada
·
Kelainan labio schizis, palato schizis, gnato schizis
·
Lidah lembab kering, kotor, selaput lendir kering, lesi
f)
B6
·
Pergerakan sendi bebas, terbatas.
·
Warna kulit pucat, icterus, sianotik, hiperpigmentasi
·
Integritas utuh, kering, rash, bullae, pustule, kemerahan, ptechiae,
lesi
·
Kepala bersih, kotor, bau.Tali pusat kering, basah, pus, kemerahan, bau
·
Turgor baik, sedang, jelek
·
Oedem tidak ada/ada
·
Kekuatan otot 0, 1, 2, 3, 4, 5
g)
Alat genital
·
Laki-laki testis sudah/belum turun, rugae jelas/tidak jelas, hipospadi
ada/tidak ada
·
Perempuan labia mayor sudah menutupi labio minor, labia mayor dan
minor sama menonjol
h)
Sosial ekonomi
·
Biaya perawatan sendiri, perusahaan
·
Status anak diharapkan/tidak diharapkan
·
Kontak mata ya/tidak
·
Menggendong ya/tidak
k.
Perawat jiwa
Penting untuk melakukan
pemeriksaan pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa karena kejadian masa lalu
yang sama dengan kejadian saat ini,tetapi mungkin muncul gejala yang
berbeda.Banyak pasien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan
masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan
kontradiksi.Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga
bervariasi. Tahapan asesmen keperawatan jiwa :
1) Keluhan utama : Riwayat
penyakit sekarang
2) Alasan dirawat : marah-marah,
ngomel-ngomel, tidak mau bicara, menyendiri, tidak mau makan minum, tidak mau
mandi, susah tidur, gelisah, reaksi lepas obat dll.
3) Pernahkah mengalami
gangguan jiwa
a) ya/tidak
b) Pengobatan sebelumnya :
berhasil/tidak
c) Adakah anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa : ada/tidak
d) Trauma sebelumnya :
penolakan, tekanan, kegagalan, konflik, kehilangan dll
4) Psikososial
a) Faktor keluarga: acuh,
sabar, keras dll
b) Hubungan social:
dominasi, tergantung,menarik diri, dalam batas normal
c) Konsep diri: kebingungan,
harga diri rendah
d) Spiritual:
menjalankan/tidak
5)
Status Mental
a) Kesan umum:rapi/tidak
b) Kesadaran:berubah, sopor,
stupor dll
c) Proses berpikir
·
Bentuk : nonrealistic/realistic
·
Arus : inkohern, kohern, aslong, dll
d) Persepsi: waham, ptm, obsesi
dll
e) Afek/emosi:datar, tumpul,
dangkal
f) Psikomotor : meningkat,
menurun, dalam batas normal
g) Kemauan :
meningkat/menurun
l.
Perawat kritis
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien
awal rawat inap di ruang kritis(ROI, ICU, High care) pemeriksaan akan dilakukan
secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien,
antara lain :
Pemeriksaan fisik
yaitu :
1)
Pernafasan:
a)
irama nafas,
b)
suara nafas tambahan
c)
sesak nafas,
d)
batuk, sputum,
e)
alat bantu nafas, mode, SaO2
2)
kardiovaskuler
a)
irama jantung,
b)
akral,
c)
pulsasi,
d)
perdarahan,
e)
CVC,
f)
tekanan darah nadi, MAP, suhu,
g)
lain lain
3)
Persyarafan: .
a)
GCS,
b)
Kesadaran,
c)
ICP,
d)
tanda tandapeningkatan TIK,
e)
konjungtiva,
f)
lain lain.
4)
Perkemihan :
a)
kebersihan area genetalia,
b)
jumlah cairan masuk,
c)
buang air kecil,
d)
produksi urine
5)
Pencernaan :
a)
nafsu makan,
b)
NGT,
c)
porsi makan,
d)
minum,
e)
mulut,
f)
mual, muntah,
g)
buang air besar,
h)
lain lain
6)
Musculoskeletal/intergumen:
a)
kemampuan pergerakan sendi,
b)
warna kulit,
c)
odema,,
d)
dekubitus,
e)
luka,
f)
kontraktur,
g)
fraktur,
h)
jalur infuse,
i)
lain lain.
m.
Kebidanan
Serangkaian
proses yang berlangsung saat pasien awal rawat inap pemeriksaan akan dilakukan
secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah kebidanan pada pasien, antara lain :
1) Keluhan utama
Adalah
keluhan yang dirasakan oleh ibu yang menyebabkan adanya gangguan, diantaranya
adalah :
a)
After pain (mules-mules pada perut)
b)
Masalah pengeluaran pengeluaran lochea
c)
nyeri pada bekas jahitan
d)
Nyeri dan tegang payudara karena bendungan AS
e)
Cemas karena belum bisa bertemu bayinya
2)
Riwayat Keluhan
Apa saja yang pernah dirasakan oleh ibu
3)
Riwayat Menstruasi
a)
Menarche
b)
Siklus
c)
Teratur
d)
Tidak teratur
e)
Lama
f)
Volume
g)
Keluhan saat haid
4)
Riwayat Perkawinan
a)
Status
b)
Berapa kali
c)
Umur menikah
d)
Tahun menikah
e)
cerai
5)
Riwayat Obstetri
a)
Kehamilan keberapa
b)
Umur kehamilan
c)
Jenis persalinan
d)
Penolong
e)
BBL
f)
Keadaaan anak sekarag
g)
menyusui
6) Riwayat KB
a)
Kapan
b)
Jenis
c)
Lamanya
7)
Riwayat Hamil Ini
ANC yang sudah dilakukan, keluhan serta tindakan apa yang sudah
didapatkan
8)
Riwayat Penyakit yang Lalu
Penyakit apa
yang pernah diderita oleh ibu dan mendukung dengan keadaannya sekarang
9)
Riwayat Alergi
Apakah pernah mengalami alergi
10) Riwayat Penyakit Keluarga
Apa saja penyakit yang pernah diderita oleh
keluarga yang berhubungan kasus saat ini yang derita oleh ibu
11) Riwayat Ginekologi
Apakah pernah mengalami gangguan kesehata reproduksi
12) Kebutuhan Biopsikososial
a)
Pola makan
b)
Pola minum
c)
Pola eliminasi
d)
Pola istirahat
e)
Psikologi
f)
Dukungan social
g)
spiritual
13) Data
Obyektif
a)
Pemeriksaan umum
Meliputi pemeriksaan tekanan darah , nadi, temperature, pernafasan,
keadaan umum pada setiap kasus.Tekanan darah dan nadi harus diukur setiap
seperempat jam pada periode pemulihan sesaat pascaoperasi. Suhu harus diukur
setiap 2 jam (myles, 2009). Suhu yang melebihi 380C pasca pembedahan
hari ke 2 harus dicari penyebabnya. Yakinkan pasien bebas demam selama 24 jam
sebelum keluar dari rumah sakit. Jika ada tanda infeksi atau pasien demam,
berikan antibiotika sampai bebas demam selama 48 jam ( sarwono,2008).
b)
Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara focus sesuai dengan kasus yang dikerjakan
c)
Pemeriksaan kebidanan
Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus kebidanan mulai dari abdomen
sampai dengan genetalia
14)
Prosedur Invasif
Alat yangterpasang saat itu, meliputi :
infuse intravena, central line, dower
Catether, selang NGT
15)
Kontrol Resiko Infeksi
Apakah mengalami infeksi : MRSA,
TB dll dan tindakan apa yang sudah
dilakukan
D. DOKUMENTASI
1.
Rekam Medis
Mendokumentasikan pemeriksaan
pasien merupakan langkah kritikal
dan penting dalam proses asuhan pasien. Hal ini umumnya dipahami pelaksana
praktek kedokteran bahwa “ jika anda tidak mendokumentasikannya, anda tidak
melakukannya”. Dokumentasi adalah alat
komunikasi berharga untuk pertemuan di masa mendatang dengan pasien tersebut
dan dengan tenaga ahli asuhan kesehatan
lainnya. Alasan lain mengapa dokumentasi sangat kritikal terhadap proses asuhan
pasien didaftarkan pada Gambar 1-2. Saat ini, beberapa metode berbeda digunakan
untuk mendokumentasikan asuhan pasiendan PCP, dan beragam format cetakan dan
perangkat lunak komputer tersedia untuk membantu farmasis dalam proses ini. Dokumentasi yang
baik adalah lebih dari sekedar mengisi formulir; akan tetapi, harus
memfasilitasi asuhan pasien yang baik. Ciri-ciri yang harus dimiliki suatu
dokumentasi agar bermnanfaat untuk pertemuan dengan pasien meliputi: Informasi
tersusun rapi, terorganisir dan dapat ditemukan dengan cepat
REFERENSI
1.
Lucas Country Emergency Medical Services. Tab 600: pre-hospital patient
assessment. Oleh : Toledo; 2010
2.
Montana State Hospital Policy and Procedure. Patient assessment policy; 2009
3.
Patient assessment definitions
4.
San Mateo Country EMS Agency. Patient assesment, routine medical care,
primary and secondary survey; 2009
5.
Danver Paramedic Division. Pre-hospital protocols; 2012
6.
Malnitrition Advisory Group: a Standing Commitees of BAPEN, Malnutrition
Universal Screening Tool (MUST), 2010
7.
Sizewise. Understanding fall risk, prevention, and protection, USA:
Kansas
8.
Sentara Williamsburg Community Hospital. Pain assesment and management
policy; 2006
9.
National Instute of Health warren Grant Magnuson Clinical Center, Pain
intensity instruments: numeric rating scale; 2003
10. Pain management. (diakses tanggal 23 Februari
2012), Diunduh dari: www.hospitalsoup.com
11. Craig P, Dolan P, Drew K, Pejakovich P, Nursing
assesment, plain of care, and patient education: the foundation of patient
care. USA: HCPro, Inc; 2006
No comments:
Post a Comment