PEDOMAN UKGMD
(USAHA KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT
DESA)
PUSKESMAS BRANG REA
SUMBAWA BARAT
drg. Renina Kadrila
Irma Susanti
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia, salah satu diantaranya pembagunan
kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan gigi,
diantaranya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal, dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan cara pandang (mindset) program layanan kesehatan dari
paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2010.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
kesehatan, diantaranya pembangunan kesehatan gigi dan mulut dibutuhkan peran
serta masyarakat sebagai salah satu strategi penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, meliputi perorangan misalnya masing-masing kelompok masyarakat,
kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi, figur masyarakat, yang berperan sebagai agen perubahan untuk
penerapan perilaku hidup sehat.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan
mulut, merupakan salah satu cara untuk mendukung pelaksanaan pembangunan
kesehatan, salah satu diantaranya dengan memberi pengetahuan dasar kesehatan
gigi dan mulut kepada masing-masing kelompok masyarakat, seperti kelompok ibu
hamil, ibu menyusui, balita, dan kelompok usia manula. Kegiatan yang dilakukan
lebih diarahkan pada pelayanan promotif, preventiv, dan rujukan kesehatan gigi
dan mulut yang dilakukan pada upaya kesehatan berbasis masyarakat diantanya posyandu
dengan sasaran kelompok resiko tinggi meliputi anak usia balita, anak usia
pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui, kelompok usia lanjut.
Untuk memberikan panduan sehingga terjadi persamaan
persepsi diantara penentu kebijakan dan pelaksana program pembangunan kesehatan
gigi dan mulut perlu disusun buku ataupun poster mengenai Panduan Kesehatan
Gigi dan Mulut di Masyarakat.
2.
TUJUAN
a.
Sebagai panduan dalam mengelola layanan
sederhana kesehatan gigi dan mulut untuk masyarakat
b.
Sebagai sumber rujukan materi
layanan sederhana kesehatan gigi dan mulut
3.
SASARAN
a.
Ibu hamil
b.
Ibu menyusui
c.
Anak balita
d.
Usia Lanjut
e.
Kader posyandu
BAB II
MATERI KESEHATAN GIGI DAN MULUT
1.
Gambar 1. Penampang rongga mulut
Rongga Mulut terbentuk oleh 2
rahang, yaitu rahang atas dan rahang bawah. Bila seseoang membuka mulut maka
akan terlihat bagian-bagian rongga mulut, yaitu :
a.
Bibir
Bibir ialah
bagian dari rongga mulut yang tampak dari luar, terdiri dari bibir atas dan
bibir bawah.
Fungsi bibir
antara lain :
a.
Menjaga makanan dan minuman tidak tercecer
keluar mulut
b.
Merasakan panas dan dinginnya
makanan/minuman
c.
Membantu dalam berbicara
d.
Membentuk mimik dan kecantikan wajah
b.
Gusi
Gusi adalah
jaringan lunak disekitar mahkota gigi. Gusi termasuk dalam alat penyangga gigi.
Umumnya gusi berwarna merah muda, tetapi ada juga gusi yang berwarna kehitaman
atau kecoklatan, ini disebabkan karena adanya zat pigmen di dalam gusi.
Fungsi gusi
adalah untuk melindungi serat-serat halus yang mengikat akar gigi kepada tulang
rahang.
c.
Lidah
Lidah
terdiri dari otot-otot yang dilapisi selaput lendir. Otot-otot tersebut dapat
digerak-gerakkan. Fungsi utama lidah adalah sebagai alat perasa dan pengecap
makanan, untuk menjilat, berbicara, dan membantu menelan makanan.
d.
Gigi Geligi
Gigi geligi
terdapat pada rahang atas dan rahang bawah. Gigi terbagi menjadi dua bagian,
yaitu :
1) Mahkota
gigi yaitu bagian gigi yang tampak dalam rongga mulut
2) Akar gigi
yaitu bagian gigi yang tertanam di tulang rahang, bagian ini tertutup oleh
gusi.
e. Jaringan
Lunak Lainnya
Yang
dimaksud dengan jaringan ini adalah seluruh jaringan lunak meliputi bagian
pipi, bibir, langit-langit dan jaringan lunak dibawah lidah.
Pada
jaringan lunak ini banyak kelenjar yang menghasilkan air liur/ ludah. Kelenjar
ludah yang utama terdapat di jaringan lunak bagian pipi pada rahang atas kiri
dan kanan masing -masing satu buah dan dibawah lidah.
Fungsi ludah/saliva
adalah untuk :
1) Melindungi
semua jaringan mulut, karena mengandung zat yang dapat mencegah terjadinya
infeksi.
2) Bahan
pelicin sehingga makanan mudah ditelan dan melancarkan pergeseran antara bibir,
pipi dan lidah.
3) Mengandung
bahan untuk mencerna makanan.
2. PENGETAHUAN
TENTANG GIGI GELIGI
a. Fungsi
Gigi
1) Mengunyah Makanan. Makanan sebelum ditelan
harus dikunyah dahulu hal ini berguna untuk :
•
Menghancurkan hingga lembut sehingga mudah ditelan.
• Membantu
proses pencernaan dilambung dan usus, sehingga beban lambung dan usus dalam
mencerna makanan menjadi ringan.
• Mencegah
timbulnya makanan yang tersedak.
2) Mengucapkan
kata-kata dengan jelas.
3) Membentuk
wajah menjadi harmonis.
4) Untuk
kecantikan dan penampilan yang lebih baik.
b.
Macam-macam bentuk dan fungsi gigi
Gigi terdiri
dari macam-macam bentuk :
1) Gigi Seri
Makanan yang besar tidak langsung
dikunyah tetapi dipotong dulu hingga dapat masuk ke rongga mulut. Makanan ini
dipotong oleh gigi seri. Gigi seri bentuknya seperti pahat.
2) Gigi Taring
Beberapa makanan harus dicabik-cabik
dulu sesudah dipotong, baru setelah itu dikunyah. Fungsi dari gigi taring untuk
mencabik/merobek makanan. Gigi Taring bentuknya lancip seperti paku.
3) Gigi Geraham
Sebelum ditelan makanan harus digiling/dihaluskan.
Fungsi dari gigi geraham adalah untuk menggiling/menghaluskan makanan. Gigi
geraham mempunyai permukaan yang berlekuk dan berbenjol-benjol.
Gambar 2.
Macam-macam bentuk gigi
c.
Anatomi Gigi
.
Gambar
3. Penampang gigi
Bagian-bagian gigi :
1) Email
Adalah
bagian terluar dari gigi. Gunanya melindungi bagian-bagian dalam gigi dari
rangsangan panas dan dingin. Email merupakan jaringan terkeras dari seluruh
tubuh kita.
2) Dentin
Adalah bagian dalam sesudah email yang
berwarna lebih kuning dari email. Disini terdapat ujung-ujung saraf yang
berasal dari pulpa.
3) Pulpa
Adalah tempat syaraf, pembuluh darah, dan
pembuluh getah bening dari gigi yang memberi kehidupan pada gigi.
4) Tulang
rahang
Adalah tempat tertanamnya akar gigi,
disebut tulang alveolar.
5) Sementum
Adalah bagian yang melapisi seluruh
permukaan akar gigi.
6) Jaringan
periodontal (serat selubung akar gigi)
Adalah
serabut-serabut yang menyelubungi akar gigi yang melekat pada sementum dan
alveolar. Gunanya untuk menahan tekanan agar tidak langsung mengenai tulang.
d. Pertumbuhan
Gigi
Pertumbuhan gigi yang paling awal
dimulai dengan terbentuknya benih gigi pada masa kehamilan minggu ke-6. Benih
ini tumbuh terus dan akan muncul secara berangsur-angsur beberapa bulan setelah
bayi lahir.
Secara berurutan pertumbuhan gigi
terdiri dari 3 periode :
1)
Periode gigi sulung
Gigi biasanya mulai tumbuh pada bayi
usia 7 bulan, dimulai dengan gigi seri pertama. Pada usia ini biasanya anak
sering menggigit-gigit. Hal ini disebabkan ada rasa gatal pada gusi yang mau
tumbuh gigi, oleh karena itu berilah anak gigitan dari karet atau dapat pula
dari wortel yang dikupas kulitnya dan dicuci bersih. Makin bertambah umur bayi,
makin banyak gigi dan akan lengkap pada anak usia 24-29 bulan.
Urutan pertumbuhan gigi sulung
sesuai umur anak adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Urutan pertumbuhan gigi sulung
Jumlah gigi
sulung yang lengkap seluruhnya sebanyak 20 buah, tiap rahang masing-masing 10
gigi, tiap sisi terdiri dari 5 buah gigi yaitu: 2 gigi geraham, 1 gigi taring,
dan 2 gigi seri.
2)
Periode gigi campuran
Gigi tetap pertama yang tumbuh adalah gigi Geraham
besar pertama, dan gigi Seri pertama di rahang bawah dimulai pada usia 6 tahun.
Gigi sulung ini akan goyang karena terdorong oleh gigi tetap yang akan tumbuh,
untuk selanjutnya gigi sulung akan terlepas dan diganti oleh gigi tetap.
Pergantian gigi ini terjadi antara usia 6-14 tahun.
Pada periode gigi campuran ini kita harus berhati-hati karena kebanyakan orang tua
tidak mengetahui gigi-gigi tersebut keropos padahal gigi tersebut sudah
merupakan gigi tetap dan tidak akan diganti lagi. Pada periode ini jugaterlihat
gigi anak tidak beraturan, kadang-kadang gigi tetapnya sudah tumbuh tetapi gigi
sulungnya belum lepas. Apabila gigi sulung yang goyang itu tidak dapat lepas
sebaiknya dibiarkan saja, karena dalam waktu beberapa hari gigi tersebut akan lepas
sendiri, kecuali bila gigi pengganti sudah tampak mau tumbuh. Bila terlihat
keadaan seperti ini segeralah dibawa ke balai pengobatan gigi atau dokter gigi.
Gambar 5. Periode gigi geligi campuran
3)
Periode gigi tetap/permanen
Gigi geligi permanen kira-kira sudah lengkap semua
pada usia 14 tahun, kecuali geraham bungsu yaitu geraham ke-3 (yang paling
akhir). Bila ada tempat yang cukup untuk tumbuh maka geraham ini akan tumbuh
normal. Bila tidak ada tempat ia akan tumbuh miring; atau bahkan ada yang tidak
tumbuh. Gigi tetap yang lengkap jumlahnya 32 buah, yakni 8 buah gigi pada
setiap sisi rahangnya yang terdiri dari: 2 gigi seri, 1 gigi taring, 2 geraham
depan (premolar), 3 geraham belakang (molar).
Gambar 6. Urutan pertumbuhan gigi geligi
permanen
Bila gigi
permanen ini rusak tidak akan ada lagi yang menggantinya. Gigi permanen harus
dirawat dengan baik karena akan dipakai seumur hidup.
3. MENJAGA
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT
a. Cara Menyikat Gigi yang Benar
Gigi Depan Gigi Depan Bagian Belakang Bagian
Lidah Bagian
Permukaan Kunyah Gigi Gigi Belakang Bagian Dalam
Gambar 7.
Menyikat gigi yang benar
Adalah suatu
hal yang penting untuk membiasakan anak menggosok gigi sejak usia dini. Orang
tua dapat mulai menggosok gigi anak begitu gigi anak sudah mulai tumbuh. Gigi
seri yang tumbuh pertama kali dapat digosok dengan mudah. Pada awal menggosok
gigi sebaiknya tanpa pasta/odol karena khawatir akan tertelan.
Cara yang
baik dalam menggosok gigi anak adalah dengan memangku anak tersebut menghadap
ibunya dengan posisi kepala terletak pada lutut sehingga keadaan anak dapat
terlihat. Dengan demikian akan dapat terbiasa menggosok gigi.
Pada saat
anak sudah dapat berjalan, orang tua dapat menyikat gigi anak dengan posisi
berdiri di belakangnya sambil satu tangan menyangga kepala dan tangan yang lain
menggosok giginya. Gerakan menggosok gigi dengan teknik memutar dan
pendek-pendek merupakan metode yang mudah dan baik.
Pada umumnya
anak dapat menggosok gigi tanpa pengawasan orang tuanya mulai umur 9 tahun,
akan tetapi sampai umur 14 tahun sebaiknya orang tua harus memeriksa kegiatan
anak waktu gosok gigi dan mengetahui perkembangan cara menggosok gigi anaknya.
Cara
menyikat gigi yang benar :
1)
Menyiapkan sikat gigi dan pasta yang
mengandung Fluor ( salah satu zat yang dapat menambah kekuatan pada gigi).
Banyaknya pasta kurang lebih sebesar sebutir kacang tanah (1/2 cm )
2)
Berkumur dengan air bersih sebelum
menyikat gigi
3)
Seluruh permukaan gigi disikat
dengan gerakan memutar/vertikal, atau maju mundur untuk permukaan atas gigi
geraham selama ± 2 menit (minimal 8 kali gerakan setiap permukaan gigi ).
Terlihat pada gambar cara menyikat gigi
4)
Berikan perhatian khusus pada daerah
pertemuan antara gigi dan gusi
5)
Sikatlah lidah dan langit-langit
dengan gerakan maju mundur dan berulang
6)
Jangan menyikat terlalu keras
terutama pada permukaan gigi dengan gusi, karena dapat menyebabkan permukaan
email gigi rusak dan gigi terasa ngilu
7)
Setelah menyikat gigi berkumurlah 1x
saja agar masih terdapat fluor pada permukaan gigi
8)
Sikat gigi dibersihkan dengan air
dan disimpan tegak dengan kepala sikat diatas
9)
Waktu yang tepat menyikat gigi
adalah setiap habis makan, tetapi hal ini tentu saja agak merepotkan. Jadi
disarankan sikat gigi minimal 2x sehari dengan waktu yang tepat yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum
tidur.
b. Pemilihan Sikat Gigi dan Alat
Bantu Sikat Gigi
-
Kekerasan bulu sikat sedang/medium
- menggunakan alat bantu pembersih
gigi : dental floss/benang gigi.
Gambar 8.
Cara memakai dental floss
4.
KELAINAN DAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT
a.
Karies gigi
Karies
adalah kerusakan jaringan gigi hingga membentuk lubang. Kerusakan ini
ditandai/diawali dengan tumbuhnya bercak putih (white spot) pada permukaan gigi, yang lama kelamaan membentuk
lubang.
Proses terjadinya karies
gigi : Bakteri/kuman-kuman yang ada didalam plak bersama sisa
makanan akan bereaksi menghasilkan asam dan racun, asam yang dihasilkan kuman
akan menyebabkan kerusakan jaringan gigi sedangkan racunnya akan menyebabkan
radang gusi.
Skema proses karies gigi :
Gambar 9. 4 faktor terjadinya karies gigi
Perjalanan
karies gigi :
1) Karies
superfisial/karies permukaan/karies enamel
Karies ini baru menyerang bagian email sampai
perbatasan email dan dentin. Karies ini kadang-kadang tidak terlihat, tapi bila
diraba dengan alat sonde sudah ada yang menyangkut. Keluhan pasien bervariasi
dari tidak merasakan keluhan apa-apa hingga terasa linu bila ada rangsangan
terutama rangsangan dingin. Pengobatan di dokter gigi lebih mudah dan murah biasanya
hanya 1 x kunjungan pasien sudah ditambal karena lubangnya masih kecil.
Gambar 10. Karies superfisial
2) Karies
Media/karies dentin
Karies ini sudah meliputi dentin kalau tidak tertutup
makanan, kita dapat melihat lubangnya. Bila tertutup makanan dapat dibersihkan
dulu dengan sonde, baru terlihat lubangnya. Pasien biasanya mengeluh bila
kemasukkan makanan sakit/linu apalagi dengan rangsangan dingin/manis, akan
terasa lebih linu lagi. Pengobatannya masih mudah biasanya 2 x Kunjungan baru
ditambal.
Gambar 11. Karies
media
3) Karies
profunda
Karies ini sudah mencapai dentin yang dalam sampai
perbatasan dengan pulpa atau sampai ke pulpa. Lubang gigi akan terlihat tanpa
alat. Bila pulpanya masih hidup, pasien akan mengeluh sakit senut-senut sampai
tidak bisa tidur.
Bila pulpanya sudah mati pasien tidak mengeluh sakit
tapi bila dipakai mengunyah akan terasa sakit karena biasanya jaringan di
sekitar akar gigi sudah terinfeksi. Bila tetap didiamkan lama kelamaan gusi
menjadi bengkak dan bernanah.
Pengobatan pada gigi dengan profunda ini lebih sulit
dan kunjungannya harus beberapa kali. Bila sudah bengkak dan bernanah sudah
tidak dapat ditolong lagi sehingga harus dicabut.
Gambar 12. Karies
profunda
Karies biasa
terjadi ditempat-tempat yang sering menyangkut sisa-sisa makanan. Tempat
tersebut antara lain :
o Dicelah-celah
antara gigi
o Pada
lekuk-lekuk permukaan kunyah gigi geraham
o Pada
perbatasan gigi dan gusi.
b.
Radang Gusi / Gingivitis
Gambar
13. Radang gusi / gingivitis
Radang gusi atau gingivitis adalah
penyakit pada gusi yang menyebabkan gusi sekitar leher gigi membengkak,
berwarna lebih merah dari biasanya serta mudah berdarah.
Proses terjadinya gingivitis :
Kuman
dalam plak + sisa makanan Asam
+ gigi → karies gigi Racun
+ gusi → radang gusi
Plak
adalah lapisan tipis pada permukaan gigi yang tidak berwarna dan melekat pada
permukaan gigi. Plak terdiri dari sisa makanan halus, zat perekat, dan kuman.
Gambar
14. Plak gigi
Radang gusi
ini akan lebih parah bila terdapat karang gigi. Kelainan-kelainan lainnya yang
terdapat pada gusi adalah luka tertembus akar gigi susu/ ulkus decubitus (pada anak-anak), pembengkakkan/abses (benjolan
berisi nanah) karena infeksi dari gigi keropos.
Plak
lama-lama akan mengeras karena mengalami mineralisasi menjadi karang gigi.
Karang gigi inilah yang akan menyebabkan peradangan gusi menjadi lebih parah.
Perawatannya : membersihkan karang gigi ke Balai Pengobatan Gigi dan dokter
gigi.
Gambar
15. Karang gigi
5.
KEBIASAAN BAIK DAN BUTUK DALAM KESEHATAN RONGGA MULUT
a. Kebiasaan baik
·
Menggosok gigi 2x sehari pagi
sesudah sarapan dan malam sebelum tidur.
·
Menggosok gigi dengan pasta gigi
yang mengandung fluor/ fluoride
·
Membersihkan gigi dengan benang gigi
(flossing)
·
Makan-makanan yang berserat dan
bergizi
b.
Kebiasaan Buruk
·
Menghisap jari : dapat
menmgakibatkan gigi depan atas tonggos
·
Meletakkan benda-benda dalam mulut
(penghapis, pensil, pulpen, paperclip, peniti, jepitan, uang koin)
·
Menggigit kuku atau pensil : dapat
menyebabkan gigi berubah posisi atau tidak beraturan terutama pada tahap gigi
tumbuh
·
Menggigit benang atau membuka botol
dengan gigi : dapat menyebabkan gigi patah
·
Memakai piercing/ menindik bibir dan lidah : piercing dalam mulut dapat menyebabkan komplikasi antara lain
pembengkakan, perdarahan, gigi patah, tambalan gigi rusak, kelainan bicara,
bahkan tetanus, hepatitis, HIV, dan penyakit lainnya bila jarum yang digunakan
terkontaminasi. Sisa makanan pada piercing
juga sulit dibersihkan, akhirnya piercing
menjadi sarang bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Piercing pada bibir juga dapat menyebabkan bengkak dan nanah keluar
dari daerah sekitar piercing.
·
Merokok : dapat menyebabkan
pewarnaan/stain pada gigi, nafas bau,
gigi berlubang, penyakit gusi, kehilangan indra perasa, tanggalnya gigi, dan
kanker mulut
·
Minuman keras
·
Narkoba
6. PENYAKIT
TUBUH AKIBAT KERUSAKAN GIGI
lnfeksi pada
gusi beresiko menyebabkan penyakit di bagian tubuh yang lain, seperti : stroke,
diabetes, kelahiran prematur, infeksi katup jantung, dan lain-lain.
7. KELOMPOK
RAWAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT
Pada umumnya karies gigi dan kelainan mulut lainnya
terjadi pada setiap orang yang mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Tetapi
pada kelompok orang-orang tertentu karies dan kelainan-kelainan mulut sangat
mudah menyerang. Kelompok masyarakat ini adalah :
a. Ibu Hamil
1) Peradangan/
Pembengkakan gusi
Pada ibu
hamil sering terjadi gangguan hormonal. Bila si ibu kurang memelihara
kebersihan giginya, maka peradangan gusi ini akan makin parah, gusi mudah
berdarah dan timbul gangguan fungsi mengunyah. Umumnya terjadi pada trimester
kedua kehamilan.
Bakteri
penyebab radang gusi dapat masuk ke pembuluh darah melalui gusi, kemudian
bakteri dapat mencapai rahim merangsang produksi "prostaglandin", zat
kimia yang dapat menyebabkan kontraksi rahim sehingga janin lahir prematur.
Selain itu,
pada ibu hamil Trimester pertama dan ketiga diharapkan tidak melakukan
pencabutan gigi, karena pada trimester tersebut terjadi pembesaran pembuluh
darah akibat perubahan hormonal sehingga dikhawatirkan terjadi perdarahan
akibat pencabutan gigi.
2)
Kerusakan gigi/gigi berlubang
Kehamilan
tidak langsung menyebabkan gigi berlubang. Gigi berlubang terbentuk karena asam
yang dihasilkan oleh fermentasi sisa makanan oleh bakteri.
Karena
keengganan menyikat gigi, kesenangan makan makanan yang asam atau asam lambung
yang tersisa pada mulut akibat muntah, Semua keadaan ini akan mempercepat
proses kerusakan gigi.
Pemeliharaan
kesehatan gigi mulut pada ibu hamil untuk pencegahan terhadap kerusakan gigi,
antara lain:
·
Berkumur sehabis muntah untuk
menghilangkan rasa asam dalam mulut
·
Hindari/kurangi makan makanan
penghilang rasa mual yang merusak gigi seperti menghisap permen, makan yang
asam, dll
·
Makan makanan yang bergizi tinggi,
cukup protein, vitamin, mineral, yang diperlukan untuk membentuk benih gigi
yang kuat dan pertumbuhan bayi sehat
·
Segera ke balai pengobatan gigi bila
ditemukan kelainan/penyakit gigi
3)
Tumor kehamilan
Kehamilan dapat menimbulkan pembentukan pertumbuhan
pada gusi yang seperti tumor atau daging lebih. Ciri-cirinya antara lain warna
gusi kemerahan sampai keunguan, pembesaran terjadi sampai menutupi gigi, mudah
berdarah jika terkena benda keras, tidak sakit. Tumor ini akan hilang sesudah
melahirkan.
Gambar
16. Gingivitis gravidarum
Gambar 17. Epulis gravidarum
b. Balita
Karies
yang sering terjadi pada balita adalah karies botol susu. Karies ini disebabkan
karena minum susu bergula di botol sambil tidur sepanjang malam.
Gambar 18. Karies
botol susu(nursing bottle syndrom)
Karies
atau keropos pada gigi sering terjadi pada anak balita yang disebabkan karena :
·
Minum susu botol/ASI
sambil tidur sepanjang malam
·
Minum susu yang manis
terutama sebelum tidur tanpa dibersihkan
·
Kebiasaan akan yang suka
makan makanan manis seperti : coklat, permen, es krim, dan kebiasaan jajan
lainnya
·
Kurangnya perhatian orang
tua akan kesehatan gigi anaknya
Pencegahan karies pada anak balita yaitu
dengan cara :
· Sikat
gigi minimal 2x sehari. Pada bayi sikatlah dengan sikat gigi kecil dan berbulu
lembut atau dengan handuk bersih atau kapas.
· Kumur
setelah minum susu. Bila belum bisa kumur, minum air putih matang
· Hindari
jajanan yang merusak gigi
· Orang
tua hendaknya selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut anaknya, karena
kesehatan gigi balita sepenuhnya masih dalam tanggung jawab dan pengawasan
penuh orang tuanya.
Selain itu
sering dijumpai juga kelainan yang disebabkan kebiasaan buruk yaitu :
·
Menghisap ibu jari : akan membuat
gigi depan lebih maju (tonggos) dan gigitan terbuka (openbite)
Gambar 19. Akibat menghisap jempol (gigi
tonggos dan openbite)
· Menggigit
bibir bawah : gigi akan maju ke depan, dapat juga merusak saluran ludah
sehingga terjadi pembengkakan bibir yang terlokalisir dan berisi air ludah.
· Gigi
gemeretuk sewaktu tidur : gigi menjadi aus, email terbuka dan gigi menjadi linu
· Bernafas
melalui mulut : mulut menjadi kering sehingga jaringan lunak akan mudah
terinfeksi
8.
PENCEGAHAN TERJADINYA PENYAKIT GIGI DAN MULUT
a. Menyikat
gigi yang baik dan benar
b.
Menggunakan alat bantu
pembersih gigi
c.
Hindari makanan yang
merusak gigi :
· Makanan
manis seperti permen, coklat, gulali, cake, tart
· Makanan
yang terlalu asam misalnya yang mengandung cuka
· Makanan
yang terlalu dingin atau panas
· Jangan
membiasakan diri makan camilan atau jajan diantaa waktu makan
d.
Makan makanan yang baik
untuk kesehatan
Pembentukan
benih gigi dimulai sejak bayi berada dalam kandungan oleh karena itu untuk
pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi yang baik perlu diperhatikan
makanan pada ibu hamil, ibu menyusui, bayi, serta anak usia pertumbuhan.
Makanan yang diberikan harus mengandung gizi yang cukup yaitu makanan yang
mengandung 4 sehat 5 sempurna : karbohidrat, protein, mineral, vitamin, susu
(bila ada).
Karena
bila terjadi kekurangan gizi pada masa-masa tersebut maka pertumbuhan dan
perkembangan gigi dan rahang akan terganggu.
e.
Periksa gigi secara
teratur
Bila
terdapat kelaianan-kelainan pada gigi dan mulut segeralah berobat ke Balai
Pengobatan Gigi atau dokter gigi. Bila gigi yang rusak atau sakit sudah dirawat
semua, tetap periksa gigi secara teratur, untuk anak-anak 3 bulan sekali, dan
untuk dewasa 6 bulan sekali.
BAB
III
PENUTUP
Keberhasilan Program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
(UKGM) dapat terwujud apabila dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas
program maupun lintas sektoral, terarah dan berkesinambungan.
Harapan kami agar buku panduan ini dapat dijadikan
pedoman penyelengaraan program kesehatan gigi dan mulut di masyarakat sehingga
diharapkan masyarakat mendapat pengetahuan serta dapat berperan aktif membantu
pelaksanaan kegiatan program kesehatan gigi dan mulut di lingkungan kecilnya
sendiri, yaitu keluarga dan lingkungan sekitar.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih pada semua pihak
yang ikut terlibat hingga tersusunnya buku ini dan semoga buku ini bermanfaat.
No comments:
Post a Comment