PEDOMAN
PENGORGANISASIAN UNIT
KERJA
PUSKESMAS ...............
BAB I PENDAHULUAN
Puskesmas
Tempel I adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis, puskesmas melaksanakan
sebagian tugas Dinas Kesehatan kabupaten Sleman. Puskesmas berdasarkan
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan nomor
128 tahun 2004) mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam system kesehatan
nasional dan system kesehatan kabupaten.
Puskesmas memiliki fungsi
yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional.
Fungsi penting tersebut antara lain:
1. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan. Dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan
dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan berwawasan
kesehatan. Puskesmas harus aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya serta
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan.
2. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini
puskesmas berupayaagar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk pembiayaan serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam
hal ini puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di kabupaten/kota, telah ditetapkan indikator kinerja dan
target pembangunan kesehatan tahun 2010-2015 yang mencakup pelayanan kesehatan
dasar, pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi dan
penanggulangan kejadian luar biasa serta promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat.
BAB II
GAMBARAN
UMUM PUSKESMAS
1. Keadaan Umum
Luas wilayah kerja Puskesmas Tempel I
sebesar ±18,2 km² atau 56% dari luas wilayah Kecamatan Tempel yang terletak
dibagian utara Kecamatan Tempel. Wilayah kerja Puskesmas Tempel I meliputi 4
desa yaitu:
a. Desa Margorejo dengan 14 dusun
b. Desa Lumbungrejo dengan 11 dusun
c. Desa Merdikorejo dengan 17 Dusun
d. Desa Mororejo dengan 13 dusun.
Batas Wilayah kerja Puskesmas Tempel I
sebagai berikut :
Batas Utara : Kecamatan Turi
Batas Timur : Kecamatan Sleman
Batas
Barat : Sungai Krasak Propinsi Jawa Tengah
Batas
Selatan : Pondokrejo dan Desa Sumberejo Kec. Tempel.
2. Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Tempel I tahun 2014 sebesar 28.465 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak
14.145 jiwa (49,69%) dan penduduk perempuan sebanyak 14.320 jiwa (51,31 %). Sex
ratio laki-laki : perempuan adalah 98,77%. Kepadatan penduduk diwilayah kerja
Puskesmas Tempel I mencapai 1.569 jiwa /km²
Tabel 1. Luas wilayah, banyaknya penduduk, kepadatan
penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Desa di Wil. Puskesmas Tempel I tahun
2013
DESA |
Luas Km² |
Jenis Kelamin |
Jumlah Jiwa |
Jumlah KK |
Kepadatan / Km² |
|
Laki-2 |
Wanita |
|||||
1. Mororejo |
3,37 |
2.496 |
2.605 |
5.101 |
1.625 |
1.462 |
2. Margorejo |
5,39 |
4.995 |
4.996 |
9.991 |
3.149 |
1.887 |
3. Lumb.rejo |
3,33 |
3.557 |
3.595 |
7.152 |
2.234 |
2.151 |
4. Merdi.rejo |
6,13 |
3.097 |
3.124 |
6.221 |
2.066 |
1.007 |
Jumlah |
18,12 |
14.145 |
14.320 |
28.465 |
9.074 |
1.569 |
Sumber
data : Monografi Kecamatan Tempel 2013
3. Sosial Ekonomi
Keberhasilan program pembangunan masyarakat
sangat tergantung dari kondisi sosial ekonomi masyarakat. Adapun indikator
kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat dillihat diantaranya dari tingkat
pendidikan dan jenis pekerjaan masyarakat. Data Statistik tingkat Kecamatan
Tempel menunjukan bahwa keadaan sosial ekonomi masyarakat diwilayah kerja
Puskesmas Tempel I dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan sebagai
berikut:
a. Tingkat Pendidikan
1. Tidak tamat SD : 1.652 ( 5,78 % )
2. Tamat SD : 6.799 ( 23,70 % )
3. Tamat SMP :5.183 ( 18,15 % )
4. Tamat SLTA : 7.449 ( 26,09 % )
5. Tamat PT : 1.816 ( 6,36 % )
b. Tingkat Pekerjaan
1. Petani : 9.647 ( 33,79 % )
2. PNS : 1.438 ( 5,03 % )
3. TNI : 460 ( 1,41 % )
4. Pedagang : 2.212 ( 7,74 % )
5. Buruh : 5.299 ( 18,56 % )
4.
Sumberdaya Manusia
Jumlah sumber daya manusia, Sampai dengan
Desember 2014 jumlah tenaga yang bekerja di lingkungan Puskesmas Tempel I
Pegawai Negeri Sipil sebanyak 33 orang dan bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT)
sebanyak 3 orang, 1 orang dokter MoU, 1 orang Psykolog, 1 orang akuntansi dan 3
orang honor harian lepas.
5.
Pencapaian Pembangunan Kesehatan
Data yang
menyangkut derajat kesehatan untuk tahun 2013 yang dinyatakan dengan umur
harapan hidup waktu lahir (Eo), angka kematian bayi, angka kematian balita,
angka kematian ibu maternal, status gizi
dan angka kematian kasar.
Gambaran derajat kesehatan di Puskesmas Tempel I sebagai berikut:
a. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas)
- Kesehatan Ibu Dan Anak
Tabel
Pencapaian Kegiatan Program Kesehatan Ibu dan Anak
NO |
INDIKATOR |
TARGET |
PENCAPAIAN (%) |
|
2012 |
2013 |
|||
1 |
Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 |
100% |
100 |
100 |
2 |
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 |
95,9% |
88,44 |
98,78 |
3 |
Cakupan komplikasi kebidanan ditangani |
100% |
100 |
100 |
4 |
Cakupan Pelayanan Nifas |
90% |
86,6 |
92,62 |
5 |
Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk |
100% |
100 |
100 |
6 |
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani |
100% |
100 |
100 |
7 |
Cakupan balita yang sudah SDIDTK |
≥98% |
56,06 |
92,34 |
8 |
Cakupan apras yang sudah SDIDTK |
100% |
100 |
|
9 |
Cakupan kunjungan neonatus |
90% |
91,8 |
100 |
10 |
Cakupan
pertolongan persalinan oleh nakes yang memiliki kompetensi kebidanan |
93,6% |
87,6 |
99,73 |
11 |
Cakupan kunjungan neonatal (KN Lengkap) |
94% |
91,8 |
98,07 |
12 |
Cakupan peserta KB aktif |
84% |
81,01 |
86,6 |
13 |
Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bln) |
≥80% |
100 |
92,34 |
Tahun 2013, jumlah sasaran Ibu Hamil ada 410 jiwa,
Ibu Bersalin ada 365 jiwa, dan Ibu Nifas 365 jiwa. Kunjungan Ibu Hamil untuk yang pertama
kali atau yang disebut dengan K-1 masih bisa dipertahankan sama seperti tahun
2012 yaitu mencapai 410 jiwa (100%), ini berarti bahwa tingkat kesadaran Ibu Hamil dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan sudah
baik, sedang untuk kunjungan K-4 mengalami peningkatan dari 88,44%(2012) menjadi 98,78%, pencapaian ini
melebihitarget standar nasional sebesar 95%. Kondisi ini
disebabkan karena tingkat kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya di
fasilitas pelayanan kesehatan dan juga sistem pencatatan dan pelaporan ibu
hamil sudah baik.
Jumlah
sasaran bayi adalah 365 bayi, yang melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan
pada usia neonatus atau kunjungan Neonatus (KN) yaitu usia 0-28 hari mencapai 98,07% meningkat jika dibandingkan tahun 2012.
Dari jumlah tersebut terdapat bayi dengan BBLR sebanyak 15 bayi (4,1%) hal ini
menjadikan perhatian tersendiri untuk tahun 2014. Kematian bayi tahun 2013 di wilayah
Puskesmas Tempel I sebanyak 1 dan kematian neonatal 5 anak..
Angka kematian ini menunjukan bahwa angka Puskesmas tempel I sudah baik karena
masih dibawah angka Sleman dan Nasional.
Jumlah kematian maternal (Ibu hamil, bersalin dan nifas)
pada tahun 2013 tidak ada, kegiatan yang dilakukan adalah dengan selalu memberikan
promosi kepada ibu-ibu hamil dengan mencegah 3T (terlambat), yaitu dengan
mengenali bahaya dan mengambil keputusan, mencapai fasilitas yankes, dan
mendapat pelayanan adekuat di RS, dan juga cegah (4T) terlalu Muda untuk menikah, terlalu tua untuk hamil,
terlalu sering untuk hamil, dan terlalu banyak untuk melahirkan.
2.
Kesehatan Reproduksi & Kb
Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Remaja telah dilaksanakan oleh puskesmas Ramah Remaja di Kabupaten Sleman,
dengan kegiatan pembentukan kader sebaya, konseling remaja oleh psikolog,
penyuluhan dan pembinaan langsung.
Untuk program
Keluarga Berencana dari sasaran 4960
mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2012(4882) PUS (Pasangan Usia Subur) dari jumlah tersebut 302 PUS
(6,09%) adalah peserta KB aktif baru, sedangkan KB aktif sebanyak 3874 PUS (78,1%) terdiri dari akseptor KB dengan MPKJ (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) meliputi : IUD, sebanyak 83, Inplant 13, MOP sebanyak 4 orang, MOW sebanyak 10
orang dan akseptor Non MPKJ (Non Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) meliputi: suntik,160 PUS, PIL sebanyak27 , dan
Kondom sebanyak 5.
3.
Gizi Masyarakat
Tabel.
Pencapaian Kegiatan Program Gizi
NO |
INDIKATOR |
TARGET |
PENCAPAIAN
(%) |
|
2012 |
2013 |
|||
1 |
Tingkat partisipasi
balita datang menimbang ke posyandu satu (D/S) |
84% |
90,05 |
90,64 |
2 |
Cakupan balita gizi
buruk mendapat perawatan |
100% |
100 |
1 00 |
3 |
Cakupan Bayi yang dapat
ASI eksklusif 6 bulan |
80% |
71,85 |
76,15 |
4 |
Cakupan bayi (6-11 bln)
yg diberi kapsul vit A dosis tinggi 1 kali |
≥95% |
100 |
100 |
5 |
Cakupan balita gizi
kurang mendapat perawatan |
100% |
100 |
100 |
6 |
Cakupan balita mendapat
Vit A 2 kali pertahun |
98% |
86,90 |
98,65 |
7 |
Pemantauan KADARSI |
65% |
100 |
100 |
8 |
Ibu Nifas mendapat
Vitamin A |
≥95% |
91,82 |
|
9 |
Ibu hamil mendapat
tablet Besi (Fe) 90 tablet |
97% |
87,60 |
97,31 |
10 |
MP-ASI pada bayi BGM
dari maskin |
90% |
100 |
100 |
Jumlah seluruh balita di posyandu tahun 2013 adalah 2.040 Balita, yang melakukan penimbangan secara teratur
mencapai 1.849 Balita
(90%), hal ini
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat untuk menimbangkan balitanya di
posyandu sudah cukup baik. Hasil PSG (Pemantauan Status Gizi) jumlah balita yang
dipantau, menurut penilaian status gizi balita terdapat balita gizi buruk
sebanyak 13 anak (0,70%), gizi kurang mencapai sebanyak 186 (10,06%), gizi baik mencapai 1619 (87,56%), dan gizi lebih sebanyak 31 anak (1,68%) apabila dibandingkan dengan tahun 2012 angka gizi buruk
mengalami peningkatan namun angka gizi lebih mengalami penurunan.
Seluruh
balita gizi buruk dilakukan pelacakan
epidemiologi dan sebagai penyebab gizi
buruk tersebut adalah adanya penyakit penyerta, kelainan bawaan sejak lahir dan
karena pola asuh yang salah. Di
Kabupaten Sleman dari seluruh balita dengan gizi buruk sudah mendapat pelayanan
kesehatan sesuai yang dibutuhkan, diantaranya adalah mendapatkan PMT (Pemberian
Makanan Tambahan) berupa MP ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) dan rujukan
ke Rumah Sakit.
Program
pemberian kapsul vitamin A untuk balita
berjalan baik, untuk anak balita (usia 1-4 tahun) yang mendapat 2 x vitamin A
dosis 200.000 IU dalam setahun, yaitu pada bulan Februari
dan Agustusi adalah
98,65%.
Untuk
kegiatan pemantaun ASI eksklusif yang dilakukan pada sasaran yang berusia 6 –
11 bulan, pencapaian ASI Eksklusif ada 76,15%. Pemberian ASI ekslusif yaitu Ibu memberikan ASI saja
kepada bayinya sampai usia 6 bulan, masih dibawah target KW-SPM yang harus dicapai sebesar 80%.
Hasil .pemantauan konsumsi garam beryodium yang dilakukan
di wilayah Puskesmas Tempel I, ada 99,33% yang sudah menggunakan garam beryodium cukup. Sisanya
belum atau tidak menggunakan garam beryodium cukup, pemantauan ini dilakukan
melalui siswa Sekolah Dasar, angka ini sudah melebihi angka kabupaten yaitu
98,41%.
4. Promosi
Kesehatan & Ukbm
Kegiatan Promosi Kesehatan dilakukan dalam bentuk
kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk tatanan Institusi
mencapai 78,77% (T.65%), Institusi Pendidikan, Institusi Kesehatandan Tatanan
Tempat Kerja. PHBS tatanan Rumah Tangga
tahun 2013 berhasil dipantau
sebanyak 695 rumah tangga, dari hasil pemantauan
tersebut 31,51% (Target 40%) sudah
ber PHBS.
Jumlah Rumah Tangga bebas asap rokok dari 695 RT. Yang
sudah bebas asap rokok ada 52,81%(target 50%).
Jika dilihat dari pengelolaan sampah dalam rumah tangga sampel tersebut
23% sudah mengeola sampah dengan baik dan benar.
Jumlah Posyandu di wilayah
Puskesmas Tempel I ada 60, dari jumlah tersebut 41 posyandu (68%) sudah purnama
dan mandiri. Seluruh
posyandu aktif melakukan kegiatan setiap bulannya, rata-rata tiap
posyandu memiliki lebih dari 5 orang kader.
Program
Desa Siaga Puskesmas Tempel I terdapat 4 desa termasuk kriteria desa
siaga aktif dari 4 desa yang menjadi binaan Puskesmas
Tempel I. Masing-masing
desa memiliki minimal 1 Poskesdes dengan Bidan sebagai koordinator dibawah
tanggungjawab Kepala Desa. Kegiatan di Poskesdes adalah mengakomodasikan
kegiatan-kegiatan UKBM (Posyandu,
Poksila/Kelompok Usia Lanjut, GSI/Gerakan Sayang Ibu, surveilens
penyakit menular, pendataan risiko tinggi, PHBS, Kesehatan Lingkungan, dll),
sedang untuk masalah kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif dilakukan dengan
kerjasama atau sistem rujukan ke pelayanan kesehatan (Puskesmas Pembantu,
Puskesmas, Balai Pengobatan, Klinik Ibu & Anak, Rumah Sakit, dll).
Pelayanan Kesehatan dasar pasien masyarakat miskin mencapai 94,96% dan rujukan
pasien masyarakat miskin 100%
Salah
satu UKBM yang dikelola Dinas Kesehatan adalah Pengobat Tradisional (Battra),
yang sampai saat ini baru dilakukan pendaftaran/registrasi bagi Battra yang
mendaftar, belum dilakukan pemantauan/monitoring terhadap kegiatan Batra
tersebut.
Kegitan
UKS dengan Sekolah
Sehat pada tahun 2012, dilakukan
penjaringan kesehatan untuk siswa tingkat SD/MI dengan
hasil, dari jumlah siswa yang ada
sebanyak 1.593
siswa, berhasil diperiksa kesehatannya sebanyak 707 jiwa, angka tersebut 100% dari
sasaran yang ada, ini menunjukkan bahwa
kegiatan penjaringan kesehatan siswa klas I yang bertujuan untuk deteksi dini
kelainan pada usia anak sekolah sudah berjalan dengan baik.
Kegiatan penyuluhan Napza dan HIV/AIDs untuk masyarakat
dengan target 15% dan sudah dicapai 17%.
b.
Program Pemberantasan Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
(P2pl)
1.
Pemberantasan Penyakit
- Penyakit
Menular
1)
Program Pemberantasan Penyakit Diare
Penyakit
diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun
secara umum upaya penanggulangannya telah semakin baik dengan terbukti angka
kesakitan yang makin menurun. 100% diare pada Balita telah ditangani sehingga
kematian Balita karena diare dilaporkan nihil.
Dalam program P2 Diare di Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan
lingkungan tidak bisa lepas dari program dan kegiatan di lintas sektor dan program.
2)
Program Pemberantasan penyakit Tuberkulosis
Program Pemberantasan dan Penanggulangan TB dilaksanakan dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse-Chemotheraphy ). Penerapan strategi ini dilakukan di pelayanan
dasar dan rujukan, baik pemerintah maupun swasta dengan pelaksanaan jejaring
yang kuat. Pelaksanan P2TB di Kabupaten Sleman sampai saat ini masih perlu
terus ditingkatkan dengan komitmen tinggi dan berbagai upaya yang konsisten.
Pencapaian Case Detection Rate (CDR)tahun 2012 sebesar 18 orang Untuk angka konversi (Conversion Rate)
pada tahun 2012 tercapai sebesar 12 orang. Angka kesembuhan (Cure Rate) pada
tahun 2012
angka kesembuhan mencapai 5 kasus
3)
Program Pemberantasan Penyakit Malaria
Program/kegiatan P2 Malaria yang telah dilaksanakan cukup
efektif seperti kegiatan pelacakan kasus dan surveillance epidemiologi,
pengobatan penderita, penyemprotan insektisida di daerah endemis, penyuluhan di masyarakat dll. Untuk penanggulangan penyakit malaria pada
tahun 2013 tidak diketemukan kasus malaria yang
positif.
4) Program
Pemberantasan Penyakit Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kabupaten
Sleman masih merupakan wilayah endemis penyakit DBD. Pada tingkat kecamatan
endemisitasnya mencapai 100% (17 Kec.). Dalam
penanggulangan DBD antara lain dilaksanakan fogging fokus yang direncanakan
pada 2 lokasi terealisasi
100%. Permasalahan sulitnya penanggulangan DBD antara lain karena belum adanya
vaksin untuk upaya preventif, dan upaya promosi yang telah ada belum dapat
benar-benar membudayakan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk DBD (PSN-DBD). Tanpa kesadaran masyarakat untuk memutus mata rantai
penularan DBD dengan gerakan PSN maka upaya aparat pemerintah tidak akan
berarti. Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk pencapaiannya adalah 20/100.000(target
50 orang per 100.000)
b.
Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Kegiatan
kewaspadaan dini terhadap penyakit terutama surveilans penyakit menular
dilaksanakan dengan pelaporan Surveilans Terpadu Puskesmas (STP), pelaporan
penyakit wabah (W1) 24 jam dan laporan mingguan penyakit wabah (W2) selama 52
minggu. Dari target 52 laporan mingguan wabah terealisasi 100%.Adapun penyakit
menular yang menajdi prioritas program surveilans saat ini adalah penyakit
poliomielitis dan penyakit campak. Surveilans penyakait polio dilaksanakan
melalui surveilans Acute Flaccid Paralysa
(AFP) yaitu kasus lumpuh layu pada usia dibawah 15 tahun yang bukan karena
trauma kecelakaan.
c. Penanganan
penyakit Lepstospirosis.
Dalam
penanggulangan Leptospirosis perlu antisipasi timbulnya KLB, epidemi bahkan pandemi.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencegah penularan lebih luas dengan penyuluhan-penyuluhan dan
penyelidikan epidemiologi.
d.
Program Imunisasi
Program
imunisasi untuk bayi di Puskesmas Tempel I telah menunjukkan hasil yang baik dilihat dari
persentase cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap telah tercapai melebihi
100%. Pemberian
pelayanan immunisasi langsung ke sasaran bayi, ibu hamil, wanita subur (calon
pengantin) dan anak sekolah Cakupan
imunisasi tahun 2013 dengan sasaran 372 anak adalah sebagai berikut :
1. BCG : 372(100%)
2. DPT
I : 372(100%)
3. HB : 371(99,7%)
4. CAMPAK :
372(100%)
5. IPV : 372(100%)
Hasil kegiatan BIAS tahun 2013 mencapai 99,89 % dengan
sasaran 250 siswa adalah sebagai berikut:
1. Campak : 503 (99,41%)
2. DT
1 : 508 (99,41%)
3. TD
2 : 486(99,41%)
4. TD
3 : 488(100%)
5. TT4 : 469(100%)
Dalam
pelaksanaan BIAS terpadu Selain hasil pencapaian cakupan secara kuantitatif
peningkatan kualitatif dalam pelayanan imunisasi di unit pelayanan kesehatan
baik pemerintah dan swasta perlu terus dilakukan. Salah satu upaya selain
implementasi system manajemen mutu ISO 9001:2000 yang telah dilaksanakan oleh
Puskesmas, pada
tahun 2008 juga telah dilakukan kegiatan DQS (Data Quality Self-Assesment).
2.
PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN
1 |
Rumah/bangunan bebas
jentik nyamuk aedes |
95% |
95 |
2 |
Cakupan Tempat-tempat
umum(TTU) yang memenuhi syarat sanitasi |
90% |
94 |
3 |
Rumah tangga pengguna
air bersih |
≥95% |
100 |
4 |
Cakupan Tempat Pengolahan dan Penjualan
Makanan yang memenuhi syarat sanitasi |
75% |
91 |
5 |
Cakupan rumah tangga
yang menggunakan jamban sehat |
85% |
80 |
6 |
Cakupan SPAL |
95% |
75 |
7 |
Proporsi rumah tangga
dengan akses air minum layak |
80% |
80 |
8 |
Tata kelola limbah medis
dan non medis |
|
|
|
1. TPS limbah medis
padat dengan tempat khusus dan strategis |
100% |
100 |
|
2. Tempat limbah medis
cair dengan septic tank/bak penampung yg sehat |
100% |
100 |
|
4. Mobilisasi/packing
dari masing-masing ruang pelayanan ke TPS khusus tiap hari |
100% |
100 |
|
5. Mobilisasi ke tempat
pemusnahan (incenerator) minimal 1
kali per bulan |
100% |
100 |
|
6. Pembakaran limbah
medis di incenerator oleh pihak ketiga |
100% |
100 |
a. Penyediaan Air Bersih
Di Puskesmas
Tempel I cakupan penggunaan sarana
air yaitu sebesar 28.440
jiwa. Pada tahun 2013 dari 8.706 Kepala Keluarga (KK) di Wilayah
Puskesmas Tempel I5.243 KKmenggunakan air
sumur gali, dan sisanya menggunakan sumber mata air gunung
merapi.
Sedangkan
menurut hasil pengawasan kualitas air pada tahun 2013 telah memeriksa kualitas
air sebanyak 48 sampel
terdiri dari pemeriksaan kualitas air sebanyak 24 sampel diperiksa bakteriologi dan 24 sampel diperiksa secara kimia. Jumlah sampel air yang
diperiksa secara bakteriologis memenuhi syarat sebanyak 9 sampel (37,5%) yang memenuhi syarat, dan secara kimiawi dari uji
petik sebanyak 24
sampel sampel (100%)
sampel yang diperiksa secara kimia memenuhi syarat.
Penyehatan Perumahan
Pada
tahun 2012 data
jumlah rumah sebanyak rumah sebanyak 8.604 buah dan dari jumlah rumah tersebut kategori sehat sebanyak 5.919 rumah atau (68,79%).Untuk menunjang P2DBD pelaksanaan sanitasi lingkungan
sangat penting dilakukan terutama dalam pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) yang dapat dinilai dalam kegiatan
Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dengan indikator Angka Bebas Jentik (ABJ). Pada
tahun 2012 dari
rumah yang dipantau sejumlah 1.830 rumah dengan rumah bebas jentik sebanyak 1.771 (96.77%)., untuk itu upaya promosi kesehatan masyarakat untuk
memotivasi membudayakan PSN perlu terus
dilakukan.
- Sanitasi
Permukiman
Pada
tahun 2012 dari 8.706 KK telah dilakukan pemeriksaan jamban sebanyak 5.919 rumah, dan dari jumlah tersebut memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 5.919 (100%), sedangkan bangunan menggunakan SPAL diperiksa
sebanyak 4.525
unit, sedangkan rumah dengan tempat sampah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 8.604.
- Pemantauan
TTU, TPM dan TP2Pestisida
TTU di
wilayah Puskesmas Tempel I pada tahun 2012 tercatat 58 buah, dari jumlah tersebut TTU yang memenuhi syarat kesehatan
sebanyak 56 buah.
Persentase TTU yang diperiksa 96,55% tinggal 2 tempat yang
belum diperiksa.
C.
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
1. Kesehatan Jiwa
Pelayanan
kesehatan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum menunjukkan banyaknya
gangguan jiwa yang ditangani pada sarana pelayanan kesehatan umum, Tahun 2012 kunjungan pelayanan penanganan kasus penyakit gangguan
kejiwaan sebanyak. Dibanding target Nasional pencapaian gangguan jiwa di sarana
pelayanan kesehatan umum masih rendah disebabkan oleh belum adanya data dari
instansi maupun lembaga di luar Dinas Kesehatan misalnya Rumah Sakit Swasta.
Penyuluhan
P3 Napza oleh petugas kesehatan sebagai salah satu upaya promotif preventive
untuk mengurangi angka penggunaan Napza baik di masyarakat maupun institusi. Pencapaian penyuluhan P3 Napza tahun 2012 tercapai sebesar
2.
Surveilans Kesehatan Haji
Tujuan
dari Surveilans Epidemiologi (SE) kesehatan haji adalah untuk mencegah keluar
masuk penyakit menular dari luar negeri yang mungkin terbawa oleh jemaah haji
ke Indonesia.
Kegiatan
surveilans dilakukan melalui 2 kegiatan yaitu:
a. SE secara pasif adalah jemaah haji secara aktif
mengirimkan K3JH (Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji) setelah 14 hari
setibanya asal ke Puskesmas pemeriksaan awal/terdekat.
b. SE secara aktif adalah petugas puskesmas mengunjungi ke
rumah jemaah haji untuk mengetahui kondisi kesehatannnya apabila setelah 14
hari jemaah haji tidak mengirimkan K3JH.
Tahun
2010 dilakukan pemantauan haji sebanyak 41 orang yang tersebar di 4
desa.
3.
Kunjungan
Pasien Puskesmas
Pasien di Puskesmas Tempel I
terdiridari pasien umum dan pasien dengan Jaminan Kesehatan (Askes, Jamkesmas,
Jamkesda dan lain-lain). Jumlah
kunjungan pasien dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel. Kunjungan Pasien Puskesmas Puskesmas Tempel I
NO |
BULAN |
TAHUN |
||
2010 |
2011 |
2012 |
||
1 |
Januari |
2.906 |
2818 |
3294 |
2 |
Februari |
3.274 |
3039 |
3007 |
3 |
Maret |
3.687 |
3405 |
2990 |
4 |
April |
3.184 |
3620 |
3006 |
5 |
Mei |
3.072 |
3665 |
2826 |
6 |
Juni |
3.166 |
3057 |
2495 |
7 |
Juli |
3.057 |
3386 |
2433 |
8 |
Agustus |
3.095 |
2832 |
2142 |
9 |
September |
2.637 |
2675 |
2615 |
10 |
Oktober |
3.416 |
2989 |
2779 |
11 |
Nopember |
2.267 |
2970 |
2414 |
12 |
Desember |
2.775 |
2819 |
2387 |
Jumlah |
36.536 |
37.275 |
32.388 |
Grafik Kunjungan Pasien Tahun
2010 s/d 2013
Dari Tabel dan grafik diatas dapat dilhat
terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien terutama untuk tahun 2012, hal ini
sudah dapat dilihat pada awal tahun. Apabila dilihat pada system pembayaran,
ternyata pasien yang menggunakan fasilitas jamkesmas yang mengalamai penurunan.
Grafik Kunjungan Pasien
Berdasarkan Sistem Pembayaran
Kunjungan pasien untuk tahun 2012 masih di dominasi
oleh BPU kemudian berturut-turut diikuti KIA&KB, Laboratorium, BP.Gigi dan
Konsultasi.
Tabel.
Kunjungan Pasien Berdasarkan Tempat Pelayanan
Jenis Pelayanan |
2011 |
2012 |
BPU |
25.890 |
22.776 |
GILUT |
4.374 |
2.908 |
KIA&KB |
6.104 |
5.191 |
LAB. |
3.979 |
4.152 |
Gizi, Kesling,Psiko |
2.237 |
1.571 |
DATA SARANA DAN PERALATAN KESEHATAN
PUSKESMAS TEMPEL I
- Sarana dan Prasarana
Jumlah sarana kesehatan di Puskesmas
Tempel I terdiri dari
:
Tabel. Sarana dan Prasarana Puskesmas Tempel I
No. |
Nama
Sarpras |
Jumlah |
Keterangan |
1. |
Puskesmas Induk |
1 |
Luas
Bangunan (374 m²) Luas Tanah
(1.210 m²) |
2. |
Puskesmas Pembantu
|
2 |
L.B (42 m²); LT(215 m²) LB.(40 m²); LT(605 m²) |
3. |
Pos UKK |
1 |
|
4. |
Ambulance |
1 |
|
5. |
Posyandu Balita |
60 |
|
6. |
Posyandu Lansia |
31 |
|
7. |
Poskesdes |
4 |
|
8. |
Poskestren |
6 |
|
9. |
SBH |
1 |
|
10. |
UKGMD |
14 |
|
11. |
TOGA |
5 |
|
- Sumberdaya Manusia Kesehatan
Jumlah sumber daya manusia,
Sampai dengan Desember 2012 jumlah tenaga yang bekerja di lingkungan Puskesmas
Tempel I Pegawai Negeri Sipil
sebanyak 33 orang
dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebanyak 3 orang bidan,1 orang dokter MoU, 1
orang Psykolog dan 3 orang honor harian lepas.
Tabel Ketenagaan Puskesmas Tempel I Tahun 2012
No |
Jabatan |
Jumlah |
Kelompok Jabatan Struktural |
||
|
Kepala Puskesmas |
1 |
|
Ka.Sub Bag TU |
1 |
Kelompok Jabatan Fungsional Umum |
||
|
Penyusun Program dan Laporan |
0 |
|
Pengadministrasi Barang |
1 |
|
Pengadministrasi Keuangan |
2 |
|
Pengadministrasi Umum. |
4 |
Kelompok Jabatan Fungsional Khusus |
||
|
Dokter Umum |
2 |
|
Dokter Gigi |
1 |
|
Bidan |
5 |
|
Perawat |
6 |
|
Perawat Gigi |
2 |
|
Asisten Apoteker |
2 |
|
Penyuluh Kesehatan Masyarakat |
1 |
|
Sanitarian |
1 |
|
Nutrisionis |
1 |
|
Pranata Laboratorium |
1 |
|
Perkam Medis |
2 |
Tenaga MoU & Pegawai Tidak Tetap |
||
|
Dokter Umum |
1 |
|
Psykolog |
1 |
|
Bidan Desa |
3 |
POLA
SEPULUH BESAR PENYAKIT
Pola Penyakit Rawat Jalan di Pusat Kesehatan Masyarakat Tempel I :
·
Untuk
usia 0 – 7 hari
kasus
terbanyak adalah Dermatofitosis ada 2 kasus common cold/nasopharyngitis sebanyak 1 disusul BBLR sebanyak 1 Kasus.
·
Untuk
usia 8 - 28 hari
Kasus penyakit pada
usia 8-28 hari tahun 2012 kasus terbanyak ádalah common cold sebanyak 16
kasus, dengan jumlah yang sama yaitu
2 kasus ( Dermatitis, Dermatifosis, BBLR).
·
Untuk
usia 1 Bulan – <1 tahun
Kasus terdiagnosis
paling banyak adalah common clod sebanyak 412 kasus, Diare dan gastroenteristis
sebanyak 69 kasus, Dermatitis
kontak alergi 43 kasus. Data selengkapnya lihat lampiran.
·
Untuk
Usia 1 – 4 tahun
Common
Cold/Nasopharyngitis Akut
sebanyak 1083 kasus,
demam dan gastroenteristis 153 dan diurutan ketiga
ada dermatitis kontak alergi sebanyak 91 kasus. Selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
·
Pola
penyakit usia 5 – 9 tahun
Common Cold/Nasopharyngitis sebanyak 866 kasus kemudian gangguan perkembangan dan erupsi gigi sebanyak 337 kasus, Penyakit pulpa dan jaringan
periapikal 149 kasus.
Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
·
Pola penyakit usia 10 – 14 tahun
Common cold sebanyak 420 kasus, gangguan perkembangan dan erupsi gigi sebanyak 94
kasus, dyspepsia
ada 78 kasus. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
·
Untuk
Usia 15 – 19 tahun
Common
Cold/Nasopharyngitis Akut
sebanyak 400 kasus,
Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal sebanyak 156 kasus, Syndroma
nyeri kepala sebanyak 94 kasus. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
·
Untuk
Usia 20 – 44 tahun
Kasus
terbanyak yang terdiaknosisadalah Common
Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 1603 kasus, penyakit
pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 814 kasus, diikuti Schizophrenia 524 kasus, data selengkapnya dapat dilihat dari selengkapnya
sebagai berikut:
·
Untuk
Usia 45 – 54 tahun
Kasus
terbanyak pada kelompok umur 45-54
tahun adalah common cold/Nasopharyngitis sebanyak 805 kasus, hipertensi primer sebanyak 631 kasus, gangguan sendi
463 kasus, data selengkapnya lihat lampiran.
·
Untuk
Usia 55 – 59 tahun
Kasus
terbanyak yang terdiagnosis adalah hipertensi primer 363 kasus, common cold/nasopharyngitis akut sebanyak 328 kasus, Gangguan sendi 250 kasus.
·
Untuk
usia 60 – 69 tahun
Kasus yang
ditemukan pada kelompok umur ini adalah hipertensi primer sebanyak 700 kasus, Common
Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 463 kasus, gangguan sendi sebanyak 426 kasus, data selengkapnya dapat dilihat Lampiran.
·
Untuk
usia > 70 tahun
Kasus
yang ditemukan pada kelompok umur ini adalah hipertensi primer sebanyak 589 kasus, gangguan sendi 326 kasus, Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 276 kasus, data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran.
·
Untuk
semua golongan umur
Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 6.673 kasus, hipertensi primer sebanyak 2.600 kasus, gangguan sendi ada 1.890 kasus. penyakit pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 1.642 kasus, sindroma nyeri kepala sebanyak 1.258 kasus. Diabetes melitus (NIDDM) sebanyak 928 kasus,
dermatitis kontak alergi sebanyak 903 kasus Gout
sebanyak 865 dan Anemia defisiensi besi 776 kasus. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
BAB III VISI, MISI,
TATA NILAI PUSKESMAS
A.
Visi
Reformasi
di bidang kesehatan telah menetapkan Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten
Sleman “Terwujudnya Masyarakat Sleman
Sehat yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkeadilan”. Perwujudan masyarakat
yang maju dan tercukupi kebutuhan lahiriah dan batiniahnya ditandai dengan
meningkatnya kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Pencapaian kondisi
sejahtera dalam arti masyarakat yang keadaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan
serta spiritualnya baik adalah dengan upaya peningkatan kreatifitas untuk
mencapai keunggulan/prestasi sehingga dapat bertahan dan bersaing dalam
berbagai bidang kehidupan, disamping upaya untuk mewujudkan keadilan dan
kesetaraan gender dengan peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam
pembangunan.
Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
adalah masyarakat kabupaten Sleman hidup dalam lingkungan yang sehat dengan
perilaku hidup bersih dan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang
kondusif untuk terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari
polusi, tersedianya air bersih yang cukup, sanitasi lingkungan yang memadai,
perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan
kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong
dengan memelihara nilai-nilai budaya.
Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang
bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Kemampuan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, diharapkan tercapai dengan
mudah, karena pelayanan kesehatan
diselenggarakan sesuai dengan standart dan etika profesi yang ada.
Puskesmas Tempel I dalam
mewujudkan visi Kabupaten tersebut mempunyai visi “Menjadi Mitra Utama dan Pertama dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat” utamanya
untuk masyarakat diwilayah kerja puskesmas Tempel I.
B. Misi
Puskesmas Tempel I
Untuk
dapat mewujudkan Visi “Menjadi Mitra Utama dan
Pertama dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat”, ditetapkan lima misi pembangunan kesehatan sebagai
berikut.
1) Memberikan pelayanan Kesehatan yang berkualitas.
2) Meningkatkan
Sumber Daya Manusia yang Profesional
3) Mengelola
sarana dan prasarana yang memadai
4) Menjalin
kerjasama masyarakat, lintas sektor dan pihak swasta dalam pelayanan kesehatan
5) Mengelola
manajemen yang efektif dan efisien
C. Tata
Nilai Puskesmas Tempel I
Totalitas,
Profesional, Ketulusan, Empati, Peduli
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
PUSKESMAS
Kepala Puskesmas
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT KERJA
BAB VI
URAIAN JABATAN
No. |
Uraian jabatan |
Keterangan |
1. |
Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat |
Memimpin dan melaksanakan tugas di
Puskesmas sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk kelancaran
pelaksanaan tugas |
2. |
Kepala Sub Bagian Tata Usaha |
Menyelenggarakan urusan umum,
kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan mengkoordinasi pelaksanaan
tugas satuan organisasi |
|
2.1. Kelompok Fungsional Umum |
|
|
a. Pengadministrasi Umum |
Mengelola naskah dinas dan
menyiapkan keperluan dinas pimpinan sesuai pedoman dan ketentuan dalam rangka
menunjang pelaksanaan ketatausahaan |
|
b. Pengadministrasi Barang |
Menyelenggarakan administrasi
pengelolaan barang sesuai pedoman dan ketentuan yang berlaku untuk tertib
administrasi barang |
|
c. Pengadministrasi Keuangan |
Mengelola administrasi keuangan
sesuai pedoman dan ketentuan untuk menunjang kelancaran kegiatan |
|
d. Penyusun Program dan Laporan |
Melaksanakan penyusunan program
dan laporan dengan menumpulak, menyusun, mengkaji dan mengevaluasi sesuai
program dan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas |
|
2.2 Kelompok Fungsional
Tertentu/Khusus |
|
|
a. dokter |
Pelaksana di bidang pelayanan
kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan di lingkungan
Depeatemen Kesehatan dan instansi di luar Departemen Kesehatan |
|
b. dokter gigi |
·
Memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat meliputi pencegahan dan penyembuhan
penyakit, pemulihan kesehatan gigi dan mulut akibat penyakit gigi dan mulut,
serta meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. ·
Membina
peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan gigi dan
mulut. |
|
c. bidan |
· Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi
perempuan, pelayanan Keluarga Berencana, pelayanan kesehatan bayi dan
anak-anak, serta pelayanan kesehatan masyarakat. |
|
d. perawat |
· Memberikan pelayanan keperawatan berupa Asuhan Keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. · Pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian
Keperawatan. |
|
e. perawat gigi |
· Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut · Memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut
pada masyarakat |
|
f. sanitarian |
· Melaksanakan pengamatan, kesehatan lingkungan, pengawasan
kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan
kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan
meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat. |
|
g. asisten apoteker |
· Melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian yang meliputi
penyiapan rencana kerja, penyiapan pengelolaan perbekalan farmasi dan
pelayanan farmasi klinik. |
|
h. nutrisionis |
· Melaksanakan pelayanan di bidang gizi, makanan dan
dietetic yang meliputi pengamatan, penyusunan program, pelaksanaan, penilaian
gizi bagi perorangan, kelompok di masyarakat. |
|
i. pranata laboratorium kesehatan |
· Melaksanakan tugas pelayanan laboratorium kesehatan
meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi,
toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi (histopatologi, sitopatologi,
histokimia, imunopatologi, patologi molekuler), biologi dan fisika. |
|
j. epidemiologi |
|
|
k. rekam medis |
· Melaksanakan pelayanan rekam medis guna tertib
administrasi dan tersedianya informasi kesehatan yang berdaya guna dan
berhasil guna. |
|
l. apoteker |
Belum ada |
|
m. promosi kesehatan (PKM) |
· Melaksanakan kegiatan advokasi · Melaksanakan kegiatan bina suasana · Melaksanakan pemberdayaan masyarakat · Melakukan penyebarluasan informasi kesehatan dalam
berbagai bentuk dan saluran komunikasi · Membuat rancangan media, baik media cetak, elektronika
maupun luar ruang · Melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang
berhubingan dengan kesehatan · Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan
perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan |
BAB
VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Kepala UPT :
1.
Kepala UPT dalam melaksanakan tugas berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
2.
Kepala UPT menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas kepada Kepala Dinas secara berkala melalui Sekretaris
Kepala Subbagian Tata Usaha :
1.
Kepala Subbagian Tata Usaha mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas setiap satuan organisasi
2.
Kepala Subbagian Tata Usaha dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas setiap satuan organisasi berdasarkan arahan
Kepala UPT dan wajib menyampaikan laporan secara berkala.
Kepala Satuan Organisasi :
1.
Setiap kepala satuan organisasi bertugas
memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya.
2.
Setiap kepala satuan organisasi wajib mengawasi
pelaksanaan tugas bawahannya dan mengambil langkah yang diperlukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.
Setiap bawahan dapat memberikan saran dan
pertimbangan kepada atasannya mengenai langkah pelaksanaan tugas dan fungsi
satuan organisasi masing-masing.
Organisasi :
1.
Setiap kepala satuan organisasi mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggungjawab kepada atasannya dan menyampaikan
laporan berkala tepat pada waktunya.
2.
Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh
kepala satuan organisasi diolah dan dipergunakan sebagai bahan laporan kepada
atasan serta untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
3.
Setiap laporan yang disampaikan kepada atasan,
untuk tembusan laporan disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara
fungsional mempunyai hubungan kerja.
BAB
VIII
POLA KETENAGAAN DAN
KUALIFIKASI PERSONIL
Distribusi
Ketenagaan di Puskesmas Tempel I
|
NAMA PETUGAS
PENANGGUNG JAWAB |
Pendidikan
Terakhir |
TUGAS
POKOK |
TUGAS INTEGRASI |
1. |
Sri
Subiyatun W.,S.SiT., M.Kes |
|
Kepala
Puskesmas |
|
2. |
Samsu
Eko S.,S.Gz. |
|
Ka
Subbag TU |
|
3. |
Dr.
Endang Haryanti |
|
Dokter
umum |
Auditor,
MTP |
4. |
Dr.
Hari |
|
Dokter
Umum |
|
5. |
Drg.
Ch. Yulin Wulandari |
|
Dokter
gigi |
Manajemen
Representatif |
6. |
Dr.
Puji Priyati |
|
Dokter
umum |
JAMU |
7. |
Catur
Eni Prihatin, A.Md.Keb |
1.
|
2.
Bidan 3.
Koordinator KIA 4.
Penanggung Jawab PWS KIA |
|
8. |
Yudi
Ernawati,A.Md.Keb. |
|
Bidan |
1.
Bendahara BOK 2.
Auditor |
9. |
Endang
Jwantilah |
|
Perawat |
1.
Program TBC 2.
Diare 3.
W2 4.
Flu Burung 5.
Koordinator Pustu Merdikorejo |
10. |
Sri
Sulistyowati,A.Md.Kep. |
|
Perawat |
1.
Kesehatan Jiwa dan Napsa 2.
ISPA dan Kesehatan Kerja (UKK) |
11. |
Darwati,A.Md.Keb. |
|
Bidan |
1.
Program Imunisasi 2.
Kesehatan OR 3.
Desa Siaga Lumbungrejo 4.
Auditor |
12. |
Nurlatifah,A.Md.Keb. |
|
Bidan |
1.
Penanggung Jawab KB 2.
Tim Jama Mutu 3.
Auditor |
13. |
Sumini,
A.M.K.G. |
|
Perawat
Gigi |
1.
Program UKGMD 2.
Auditor |
14. |
Haryanti,A.M.K.G. |
|
Perawat
Gigi |
UKGS |
15. |
Yetik
Purniawati,A.Md.Kep. |
|
Perawat |
1.
Surveilance 2.
P2M 3.
PTM 4.
Auditor |
16. |
Suryantara |
|
Perawat |
Program
Haji |
17. |
Mujiono |
|
Perawat |
1.
Kesehatan Usila 2.
UPM 3.
Kesehatan Indera |
18. |
Suyadi |
|
Perawat |
1.
PHN 2.
UKS 3.
JAMU 4.
SPMKK |
19. |
Reno
Kaeksi |
|
Nutrisionist |
1.
Koordinator Yanmas 2.
PJ BOK 3.
Auditor |
20. |
Siti
Sumaryati, SKM. |
|
Sanitarian
Puskesmas |
1.
Penanggung jawab Kebersihan 2.
Auditor |
21. |
Fuad
Masykuri, SKM. |
|
PKM |
1.
Kepegawaian 2.
PJ Posyandu 3.
PJ Batra 4.
PJ Akta Kelahiran 5.
Auditor |
22. |
Subari |
|
Pelayanan
Laboratorium |
1.
Tim Pengadaan Barang dan Jasa 2.
Malaria 3.
Auditor |
23. |
Ilmi
Jazmiyati |
|
1.
Pelayanan Apotik 2.
PJ Gudang Obat |
1.
Auditor |
24. |
Rafikasari,
A.Md. |
|
Pelayanan
Rekam Medis |
1.
PJ SP2TP 2.
Pengelola
BPJS 3.
Back
Up Data |
25. |
Kristina
Saptati |
|
Pelayanan
Rekam Medis |
1.
Pengelola
Jamkesos 2.
Pengelola
Jamkesda |
26. |
Sri
Wardani, S.E. |
|
Pengadministrasi
Barang |
1.
PJ
Absensi 2.
Dokumen
Kontrol |
27. |
Karsilah |
|
Pengadministrasi
Keuangan (Pengeluaran) |
Urusan
Kerumahtanggaan |
28. |
Tri
Handayaningsih |
|
Pengadministrasi
Keuangan (Penerimaan) |
|
29. |
Liza
Ariyanti,S.E. |
|
Akuntansi
Keuangan |
|
30. |
Sarjono |
|
Pengadministrasi
Umum |
Arsip |
31. |
Sudiman |
|
Pengemudi |
PJ
Ambulance |
32. |
Kholinjah |
|
Psikolog |
1.
Kesehatan
Jiwa 2.
Tim
Penanganan Keluhan Pelanggan |
33. |
Suroyo |
|
|
|
34. |
Wike
Nurhidayah,A.Md.Keb. |
|
Bidan |
Program
SDIDTK |
35. |
M.S.
Wahyuni,A.Md.Keb. |
|
Bidan |
1.
Program Kespro 2.
Program HIV/AIDS |
36. |
Faridatun
Nafia,A.Md.Keb. |
|
Bidan |
Program
MTBS |
37. |
Sulistiyono |
|
Pengadministrasi
Umum |
Pelayanan
Obat |
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Orientasi bagi pegawai baru Puskesmas Tempel I,
dilaksanakan selama 1 minggu pada masing-masing unit yang ada di Puskesmas
Tempel I.
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
Pusat
Kesehatan Masyarakat Tempel I dalam mengkoordinasikan semua kegiatan,
mengadakan pertemuan bulanan pada hari Selasa Minggu pertama tiap bulan.
BAB XI
PELAPORAN
1.
Laporan Harian
2.
Laporan Bulanan
3.
Laporan Tahunan
BAB IV
BAB VII
P E N U T U
P
Secara umum
pembangunan kesehatan di Wilayah
Pusat Kesehatan Masyarakat Tempel I telah menunjukkan berbagai perbaikan terhadap
derajat kesehatan, upaya dan sarana kesehatan sedikit demi sedikit telah
dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten sehingga dapat meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sleman. Sementara itu pembangunan
kesehatan, terus diupayakan sejalan dengan perbaikan kondisi umum dan perbaikan
keadaan sosial dan ekonomi masyarakat dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Dengan telah disusunnya buku profil
ini semoga dapat memberikan manfaat dan gambaran secara luas tentang pencapaian
pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Sleman khususnya wilayah Puskesmas Tempel I.
No comments:
Post a Comment