KERANGKA ACUAN KEGIATAN
UPAYA PERBAIKAN GIZI
A. Pendahuluan
Keadaan gizi
yang baik merupakan syarat utama dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
sehat dan berkualitas.
Masalah gizi dapat terjadi di setiap siklus kehidupan, dapat terjadi sejak
dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa atau usia lanjut. Periode dua tahun
pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun
kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi.
B. Latar belakang
Kurang gizi masih menjadi masalah utama di Indonesia. Menurut RISKESDAS
tahun 2013, secara nasional prevalensi balita gizi kurang dan buruk (BB/U < -2 SD) sebesar 19,6%,
prevalensi balita pendek (stunting) sebesar 37,2%, balita sangat kurus (BB/TB < -3 SD) sebesar 5,3%. Di
Kecamatan Mantrijeron, prevalensi balita gizi kurang dan buruk (BB/U < -2
SD) basil PSG tahun 2013 sebesar 8,8 %. Setiap anak dengan gizi buruk mempunyai risiko kehilangan IQ
10-13 poin. Proporsi penduduk umur >1 tahun dengan keadaan anemia mencapai 21,7% secara nasional.
Di Kecamatan Mantrijeron, tahun 2013 prevalensi ibu hamil anemia sebesar
26,22%. Pada ibu hamil, anemia meningkatkan risiko ibu melahirkan bayi BBLR,
prematur, risiko kematian ibu dan bayi. Konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga menunjukkan 77,1%
rumah tangga yang mengonsumsi
garam dengan kandungan cukup iodium, 14,8% rumah tangga mengonsumsi garam
dengan kandungan
kurang iodium dan 8,1% rumah tangga mengonsumsi garam yang tidak mengandung
iodium. Masalah gizi
lebih juga masih menjadi masalah penting di Indonesia karena berisiko
meningkatnya penyakit kardiovaskular,
penyakit diabetes mellitus. Prevalensi obesitas di Indonesia pada penduduk
laki-laki dan perempuan
dewasa (>18 tahun) pada tahun 2013 sebanyak 19,7% dan 32,9% (RISKESDAS,
2007). Di Kecamatan
Mantrijeron, prevalensi obesitas pada balita sebesar 6,08% (PSG 2013).
C. Tujuan umum dan tujuan khusus Tujuan Umum •
Sebagai upaya untuk mewujudIcan
kondisi gizi yang baik dalam setiap siklus kehidupan manusia sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Tujuan Khusus :
1. Memantau perkembangan masalah
gizi di wilayah
2. Mencegah masalah gizi di wilayah
3. Mengatasi masalah gizi di wilayah
D. Kegiatan
pokok dan rincian kegiatan 1. Kegiatan
Pokok
a.
Upaya pencegahan dan penanggulangan
KEP (Kurang Energi Protein)
b.
Upaya pencegahan dan penanggulangan
anemia gizi besi
c.
Upaya pencegahan Kekurangan Vitamin A
(KVA)
d.
Upaya pencegahan Gangguan Akbat
Kekurangan Yodium (GAKY)
e.
Upaya pencegahan dan penanggulangan
obesitas
2. Rincian kegiatan
a.
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
(PMT P) pada balita gizi kurang, gizi buruk dan ibu hamil KEK
dan atau ibu hamil anemia
b.
Pemberian MPASI (Makanan Pendamping
Air Susu Dm) pada balita 6-23 bulan dari keluarga miskin
c.
Sosialisasi Gerakan Nasional 1000 Hari Pertama Kehidupan
(Gernas 1000 HPK)
d.
Sosialisasi Pedoman Gizi Seimbang
tahun 2014
e.
Pemberian tablet tambah darah pada
ibu hamil, ibu nifas, remaja
f.
Pemberian sirup zat besi pada balita
gizi kurang/buruk anemia
g.
Sosialisasi anemia pada kader, wanita
usia subur, dan ibu hamil
h.
Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 6-59
bulan dan ibu nifas
i.
Pemantauan KADARZI
j.
Survey garam beryodium
E. Cara melaksanakan kegiatan
1. Metode
pelaksanaan kegiatan PMT P dan MPASI dengan melakukan koordinasi petugas
terkait (Gizi, BPU, KIA, Laboratorium, Farmasi, bagian keuangan), perencanaan,
pembelian bahan makanan, dan distribusi PMT P/MPASI
2.
Metode pelaksanaan kegiatan
pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil, ibu nifas, dan remaja adalah
dengan melakukan koordinasi dengan BPU, KIA, Laboratorium, dan Farmasi
3. Metode
pelaksanaan kegiatan pemberian tablet tambah darah pada remaja dilakukan dengan
penyuluhan/sosialisasi tentang anemia gizi besi,
koordinasi dengan sekolah dan petugas Puskesmas terkait
4.
Metode pelaksanaan kegiatan
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dengan melakukan koordinasi dengan
KIA, Farmasi, dan Posyandu
5.
Metode pelaksanaan kegiatan Survey
KADARZI dan garam beryodium dilakukan dengan koordinasi dengan
kader Posyandu
6.
Metode pelaksanaan kegiatan
penanggulangan obesitas dilakukan dengan penyuluhan/sarasehan, sosialisasi,
konseling gizi
F. Sasaran
1.
Sasaran kegiatan pencegahan dan penanggulangan KEP adalah
balita gizi kurang dan gizi buruk
2.
Sasaran kegiatan pencegahan dan
penanggulangan anemia gizi besi adalah ibu hamil, wanita usia subur, remaj
a putri
3.
Sasaran kegiatan pencegahan Kekurangan Vitamin A adalah
balita 6-59 bulan
4.
Sasaran kegiatan pencegahan GAKY adalah pada tingkat rumah
tangga
5.
Sasaran kegiatan pencegahan dan
penanggulangan obesitas adalah balita, anak, remaja, dewasa, dan lansia
G. Jadual
pelaksanaan kegiatan
No. |
Nama
Kegiatan |
BULAN |
|||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
||
1 |
Pemberian
PMT Pemulihan, MP ASI untuk Baduta
Gakin |
|
|
|
|
|
|
|
• |
• |
• |
|
|
2 |
Pertemuan Kader Posyandu di Puskesmas |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
3 |
Distribusi kapsul vitamin A bagi balita 6-59 bulan |
|
. |
|
|
|
|
|
. |
|
|
|
|
4 |
Pemantauan KADARZI dan Garam beryodium |
|
|
|
|
• |
• |
|
|
|
|
|
|
5 |
Sarasehan Gizi untuk Orang tua Balita Gizi Kurang
dan Gizi Buruk |
|
|
|
|
|
|
|
|
• |
|
|
|
6 |
Sarasehan Orang tua Balita dengan masalah gizi lebih |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
Pertemuan TPG (Tim Pangan dan Gizi) |
|
|
|
|
. |
|
|
|
|
. |
|
|
8 |
Pelacakan Gizi Buruk/BGM |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
|
9 |
Kegiatan promosi gizi |
|
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
|
10 |
Pemberian Fe ibu hamil dan remaja putri |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
• |
H.
Evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan pelaporan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk melihat
apakah kegiatan sudah terlaksana sesuai jadwal yang telah direncanakan. Evaluasi ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Pelaporan dibuat dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
I.
Pencatatan, Pelaporan dan
evaluasi kegiatan
Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah
bukti pelaksanaan kegiatan (notulen, daftar hadir, undangan). Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai
melakukan kegiatan dan dilaporkan kepada penanggung jawab UKM dan Kepala Puskesmas. Evaluasi dilakukan setiap tiga
bulan sekali dengan melakukan analisis terhadap
pelaksanaan kegiatan.
Yogyakarta,
Mengetahui,
Kepala
Puskesmas Mantrijeron Koordinator
Program Gizi
drg.
Ambarwati Triwinahyu Neni
Nurani, AMG
NIP. 19661221 200604 2 001 NIP. 19680728 198803 2003
No comments:
Post a Comment