PUSKESMAS WONOSOBO 1 |
PEMBERIAN
INFORMASI PENGGUNAAN OBAT |
Disahkan oleh Kepala
Puskesmas |
|||
SOP |
No
Kode |
: |
|
|
|
Terbitan |
: |
|
|
||
No.
Revisi |
: |
|
|
||
Tgl.
Mulai |
: |
|
|
||
Berlaku |
: |
|
Dr. Danang
S |
||
Halaman |
: |
3 halaman |
NIP.19691206200711009 |
1.
1. Definisi |
: |
Pemberian informasi penggunaan obat
adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus
dikerjakan agar pasien memahami cara penggunaan obat yang diterima |
||||||||||
2.
2. Tujuan |
: |
Agar pasien mendapat obat sesuai dengan
resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya. |
||||||||||
3.
3. Kebijakan |
: |
. |
||||||||||
4.
4. Referensi |
: |
Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
di Puskesmas, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Depkes RI Jakarta, cetakan kedua 2004. |
||||||||||
5.
5. Prosedur |
: |
1.
petugas farmasi memanggil nama pasien 2.
petugas farmasi memastikan alamat pasien yang lengkap 3.
petugas farmasi memeriksa ulang identitas dan alamat
pasien 4.
petugas farmasi memastikan bahwa yang menerima obat
adalah pasien atau keluarga pasien 5.
petugas farmasi meminta nomor telepon pasien yang bisa
dihubungi 6.
petugas farmasi menyerahkan obat yang disertai
pemberian informasi obat 7.
Petugas memberikan informasi cara penggunaan obat ( tercantum
di dalam lampiran ) 8.
Petugas farmasi menyampaikan makanan dan minuman yang
harus dihidari. 9.
Petugas farmasi meminta pasien / keluarga pasien
mengulang cara penggunaan obat yang telah disampaikan 10.
Petugas farmasi memastikan pasien memahami informasi
obat yang disampaikan petugas farmasi. |
||||||||||
6.
6. Diagram Alir |
: |
petugas farmasi memastikan
alamat pasien yang lengkap petugas farmasi memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien
atau keluarga pasien Petugas memberikan informasi cara penggunaan obat ( tercantum di
dalam lampiran ) Petugas farmasi menyampaikan makanan dan minuman yang harus dihidari. Petugas
farmasi memastikan pasien memahami informasi obat yang disampaikan
petugas farmasi Petugas farmasi meminta pasien / keluarga pasien mengulang cara
penggunaan obat yang telah disampaikan petugas farmasi meminta
nomor telepon pasien yang bisa dihubungi petugas farmasi menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi
obat petugas farmasi memeriksa ulang identitas dan alamat pasien petugas farmasi memanggil nama pasien |
||||||||||
7.
7. Dokumen
Terkait |
: |
Resep |
||||||||||
8.
8.
Distribusi |
: |
|
9. Rekaman
Historis Perubahan |
No |
Isi Perubahan |
Tgl. Mulai Diberlakukan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PUSKESMAS WONOSOBO 1 |
PEMBERIAN
INFORMASI PENGGUNAAN OBAT |
Disahkan oleh Kepala
Puskesmas |
|||
DAFTAR TILIK |
No
Kode |
: |
|
|
|
Terbitan |
: |
|
|
||
No.
Revisi |
: |
|
|
||
Tgl.
Mulai |
: |
|
|
||
Berlaku |
: |
|
Dr. Danang
S |
||
Halaman |
: |
1halaman |
NIP.19671206200711009 |
|
NO |
URAIAN
KEGIATAN |
YA |
TIDAK |
TB |
|||
|
1 |
Apakah petugas
farmasi memanggil nama pasien ? |
|
|
|
|||
|
2 |
Apakah petugas
farmasi memastikan alamat pasien yang
lengkap ? |
|
|
|
|||
|
3 |
Apakah petugas
farmasi memeriksa ulang identitas dan alamat pasien ? |
|
|
|
|||
|
4 |
Apakah petugas farmasi
memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarga pasien? |
|
|
|
|||
|
5 |
Apakah petugas
farmasi meminta nomor telepon pasien yang bisa dihubungi ? |
|
|
|
|||
6 |
Apakah petugas
farmasi menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat ? |
|
|
|
||||
7 |
Apakah Petugas
memberikan informasi cara penggunaan obat ( tercantum di dalam lampiran ) ? |
|
|
|
||||
8 |
Apakah Petugas
farmasi menyampaikan makanan dan minuman yang harus dihidari ? |
|
|
|
||||
9 |
Apakah Petugas
farmasi meminta pasien / keluarga pasien mengulang cara penggunaan obat yang
telah disampaikan ? |
|
|
|
||||
10 |
Apakah Petugas farmasi
memastikan pasien memahami informasi obat yang disampaikan petugas farmasi ? |
|
|
|
||||
……………………………..,…………..
Observer Tindakan
……………………………..................
NIP: …………………....................
INFORMASI OBAT YANG DIPERLUKAN PASIEN ADALAH
:
a. Waktu penggunaan
obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari,
apakah di waktu pagi, siang, sore, atau
malam. Dalam hal ini termasuk apakah
obat diminum sebelum atau sesudah makan.
b. Lama penggunaan
obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan
meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika
harus dihabiskan untuk
mencegah timbulnya resistensi.
c. Cara penggunaan
obat yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan.
Oleh karena itu pasien harus mendapat
penjelasan mengenai cara penggunaan
obat yang benar terutama untuk sediaan
farmasi tertentu seperti obat oral obat
tetes mata, salep mata, obat tetes hidung,
obat semprot hidung, tetes telinga,
suppositoria dan krim/salep rektal dan tablet
vagina.
Berikut ini
petunjuk mengenai cara penggunaan obat :
A.
Petunjuk Pemakaian Obat Oral (pemberian obat
melalui mulut)
Adalah cara
yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan aman.
Yang terbaik adalah minum obat dengan segelas
air
Ikuti
petunjuk dari profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut
kosong)
Minum obat saat makan
Minum obat sebelum makan
Minum obat setelah makan
Obat untuk
kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya. Tidak
boleh dipecah atau dikunyah
Sediaan cair,
gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi ukuran
untuk ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok
rumah tangga.
Jika
penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter minta
pilihan bentuk sediaan lain.
B.
Petunjuk Pemakaian obat oral untuk bayi/anak
balita :
Sediaan cair
untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok
takar dalam kemasan obatnya.
Segera
berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat yang
terasa tidak enak/pahit,
C.
Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata
Ujung alat
penetes jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata)
dan selalu ditutup rapat setelah digunakan.
Untuk
glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera pada
kemasan harus diikuti dengan benar.
Cara
penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari
telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke
bawah untuk membuka
kantung konjungtiva, obat diteteskan pada
kantung konjungtiva dan mata
ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip.
Ujung mata
dekat hidung ditekan selama 1-2 menit
Tangan dicuci
untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada
tangan
D.
Petunjuk Pemakaian Obat Salep Mata
Ujung tube
salep jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata).
Cara
penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari
telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke
bawah untuk membuka
kantung konjungtiva, tube salep mata ditekan
hingga salep masuk dalam
kantung konjungtiva dan mata ditutup selama
1-2 menit. Mata digerakkan
ke kiri-kanan, atas-bawah.
Setelah
digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tissue bersih
(jangan dicuci dengan air hangat) dan wadah
salep ditutup rapat
Tangan dicuci
untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada
tangan
E.
Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung
Hidung
dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat
dilakukan sambil berdiri dan duduk atau
penderita cukup berbaring saja.
Kemudian
teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa
menit agar obat dapat tersebar dalam hidung
Untuk posisi
duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha
Setelah
digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan
dengan tissue bersih.
F.
Petunjuk Pemakaian Obat Semprot Hidung
Hidung
dibersihkan dan kepala tetap tegak. Kemudian obat disemprotkan
ke dalam lubang hidung sambil menarik napas
dengan cepat.
Untuk posisi
duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha
Setelah
digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat tetapi
jangan sampai air masuk ke dalam botol
kemudian dikeringkan dengan
tissue bersih.
G.
Pemakaian Obat Tetes Telinga
Ujung alat
penetes jangan menyentuh benda apapun termasuk telinga
Cuci tangan
sebelum menggunakan obat tetes telinga
Bersihkan
bagian luar telinga dengan cotton bud/kapas bertangkai
pembersih telinga.
Jika sediaan
berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu
Cara
penggunaan adalah penderita berbaring miring dengan telinga yang
akan ditetesi obat menghadap ke atas. Untuk
membuat lubang telinga lurus
sehingga mudah ditetesi maka bagi penderita
dewasa daun telinga ditarik
ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi
anak-anak daun telinga ditarik ke
bawah dan ke belakang. Kemudian obat
diteteskan dan biarkan selama 5
menit
Bersihkan
ujung penetes dengan tissue bersih.
H.
Petunjuk Pemakaian Obat Supositoria
Cuci tangan,
suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria dibasahi
dengan air.
Penderita
berbaring dengan posisi miring, dan suppositoria dimasukkan ke
dalam rektum.
Masukan
supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong
dengan ujung jari sampai melewati otot
sfingter rektal; kira-kira ½ - 1 inchi
pada bayi dan 1 inchi pada dewasa.
Jika
suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum
digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari
pendingin selama 30 menit
kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum
kemasan dibuka
Setelah
penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih.
I.
Petunjuk Pemakaian Obat Krim/Salep rektal
Bersihkan dan
keringkan daerah rektal, kemudian masukkan salep atau
krim secara perlahan ke dalam rektal.
Cara lain
adalah dengan menggunakan aplikator. Caranya adalah aplikator
dihubungkan dengan wadah salep/krim yang
sudah dibuka, kemudian
dimasukkan ke dalam rektum dan sediaan
ditekan sehingga salep/krim
keluar. Buka aplikator dan cuci bersih dengan
air hangat dan sabun.
Tidak Untuk Ditelan
Setelah
penggunaan, tangan penderita dicuci bersih
J.
Petunjuk Pemakaian Obat Vagina
Cuci tangan
sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai
dengan petunjuk penggunaan yang tertera pada
kemasan harus diikuti
dengan benar.
Jika
penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan profesional
perawatan kesehatan.
Penderita
berbaring dengan kedua kaki direnggangkan dan dengan
menggunakan aplikator obat dimasukkan ke
dalam vagina sejauh mungkin
tanpa dipaksakan dan biarkan selama beberapa
waktu.
Setelah
penggunaan, aplikator dan tangan penderita dicuci bersih dengan
sabun dan air hangat.
d. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat
yang akan dirasakan, misalnya
berkeringat, mengantuk, kurang waspada, tinja
berubah warna, air kencing
berubah warna dan sebagainya
e. Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya
efek samping obat, interaksi obat
dengan obat lain atau makanan tertentu, dan
kontraindikasi obat tertentu dengan
diet rendah kalori, kehamilan, dan menyusui.
Cara Memegang
Aplikator
Cara
Mengambil
obat dengan
aplikator
Posisi Cara Penggunaan
- Efek samping obat adalah setiap respons
obat yang merugikan dan tidak
diharapkan serta terjadi karena penggunaan
obat dengan dosis atau takaran
normal.
- Salah guna obat adalah penggunaan
bermacam-macam obat tetapi efeknya
tidak sesuai, tidak rasional, tidak tepat dan
tidak efektif.
- Bahaya salah guna obat antara lain
menimbulkan efek samping yang tidak
diinginkan, pengeluaran untuk obat menjadi
lebih banyak atau pemborosan,
tidak
bermanfaat atau menimbulkan ketagihan.
No comments:
Post a Comment