723abcd Pasien darurat prioritas utk asesmen dan pengobatan

 

    

 

KRITERIA 7.2.3

 

PASIEN DENGAN KEBUTUHAN DARURAT, MENDESAK, ATAU SEGERA DIBERIKAN PRIORITAS UNTUK ASESMEN DAN PENGOBATAN

 

MAKSUD DAN TUJUAN

·      Pasien dengan dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera emergensi, diidentifikasi dengan proses triase. Bila telah diidentifikasi sebagai keadaan dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera (seperti infeksi melalui udara/airborne), pasien ini sesegera mungkin diperiksa dan mendapat asuhan. Pasien-pasien tersebut didahulukan diperiksa dokter sebelum pasien yang lain, mendapat pelayanan diagnostik sesegera mungkin dan diberikan pengobatan sesuai dengan kebutuhan.

·      Pasien harus distabilkan terlebih dahulu sebelum dirujuk yaitu bila tidak tersedia pelayanan di Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan kondisi emergensi dan pasien memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang mempunyai kemampuan lebih tinggi.

 

ELEMEN PENILAIAN

 

1.    Petugas Gawat Darurat Puskesmas melaksanakan proses triase untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.

2.    Petugas tersebut dilatih menggunakan criteria ini.

3.    Pasien diprioritaskan atas dasar urgensi kebutuhan.

4.    Pasien emergensi diperiksa dan dibuat stabil terlebih dahulu sesuai kemampuan Puskesmas sebelum dirujuk ke pelayanan yang mempunyai kemampuan lebih tinggi.

 


 

 

 

 


RUJUKAN PASIEN EMERGENSI

 

SOP

No. Dokumen:SOP/VII/UKP/13/2016

 

No. Revisi         :

Tanggal Terbit  : 2 Maret 2016

Halaman           :     1        

 

 

 

PUSKESMAS

KALIBAGOR

 

 

 

 

dr.Fajar Windiyasari D.W, MM

NIP. 19751126 200701 2 006

1.   PENGERTIAN

 

 

Rujukan pasien emergensi adalah pengiriman pasien gawat darurat untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut terhadap penyakit yang dideritanya

2.   TUJUAN

 

Sebagai acuan kerja dalam menangani pasien gawat darurat yang akan dirujuk

3.   KEBIJAKAN

Pelaksanaan rujukan pasien emergensi harus mengikuti langkah - langkah yang tertuang dalam instruksi kerja

4.   REFERENSI

 

5.   PERALATAN

Stetoskop, tensimeter, tabung oksigen, tiang infus, infus set

6.    PROSEDUR

1.      Pasien datang ke Puskesmas, dan diarahkan menuju ruang pelayanan tindakan

2.      Petugas medis/keperawatan menerima pasien

3.      Petugas medis/keperawatan melakukan anamnesa secara cepat

4.      Petugas medis/keperawatan melakukan vital sign

5.      Petugas medis/keperawatan melakukan pemeriksaan fisik meliputi :

-         Keadaan umum pasien

-         Kesadaran pasien

-         Kelancaran jalan nafas

6.      Petugas keperawatan memberikan O2 (jika diperlukan) atas advis petugas medis

7.      Petugas keperawatan melakukan pemberian cairan intravena (jika diperlukan), atas advis petugas medis

8.      Observasi pasien selama 5-15 menit

9.      Menyiapkan alat transportasi pasien

10.   Mengecek peralatan di ambulance sesuai standar

11.   Menelpon unit pelayanan rujukan, pastikan bahwa unit pelayanan tersebut telah siap

12.   Membuat rujukan dengan blangko rujukan eksternal

13.   Mencatat pada buku rujukan eksternal dan Rekam Medis pasien

14.   Merujuk pasien

 

 

 

 

 

 

 PUSKESMAS

KALIBAGOR

RUJUKAN PASIEN EMERGENSI

 

 

 

dr.Fajar Windiyasari D.W, MM

NIP. 19751126 200701 2 006

 

SOP

No. Dokumen   :SOP/VII/UKP/13/2016

No. Revisi         :

Tanggal Terbit  : 2 Maret 2016

Halaman           :     1        

7.    DIAGRAM ALIR

8.    UNIT TERKAIT

Ruang tindakan, RS Rujukan

 

9.    REKAMAN HISTORIS PERUBAHAN

NO

YANG DIUBAH

ISI PERUBAHAN

TANGGAL MULAI DIBERLAKUKAN

 

 

 

 

 


 

 

 

TRIASE

 

SOP

No. Dokumen   :SOP/VII/UKP/12/2016

No. Revisi         :

Tanggal Terbit  : 2 Maret 2016

Halaman           :     1        

 

 

PUSKESMAS

KALIBAGOR

 

 

 

dr.Fajar Windiyasari D.W, MM

NIP. 19751126 200701 2 006

1.  PENGERTIAN

 

Triase adalah tindakan yang dilakukan untuk memilah dan menentukan derajat kegawatan pasien

2.  TUJUAN

 

 

Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan medik pasien

3.  KEBIJAKAN

 

Pelaksanaan triase harus mengikuti langkah - langkah yang tertuang dalam instruksi kerja

4.  REFERENSI

 

Pedoman triase

5.  PERALATAN

 

Alat tulis, Tensimeter, stetoskop, timbangan, senter, thermometer, kaca pembesar

6.  PROSEDUR

1.   Pasien datang ke Puskesmas

2.   Petugas pendaftaran mengarahkan pasien ke ruang pelayanan tindakan

3.   Petugas  keperawatan menerima pasien

4.   Petugas keperawatan meminta persetujuan tindakan oleh keluarga pasien

5.   Petugas medis/keperawatan terlatih melakukan pemeriksaan secara singkat dan cepat

6.   Petugas medis/keperawatan terlatih menentukan derajat kegawatan pasien

7.   Petugas medis/keperawatan memberi kode huruf pada RM pasien sesuai dengan kegawatannya, meliputi:

-       P I adalah pasien gawat darurat (pasien dengan kondisi mengancam). Misal : penderita stroke trombosis, luka bakar, appendix acut, KLL, MIA, asma bronkhial

-       P II  adalah pasien yang kegawatdaruratan masih urgent. Misal : penderita thipoid, Hipertensi, DM

-       P III adalah pasien tidak gawat dan tidak darurat. Misal : common cold, penderita rawat jalan, abses, luka robek

-       P IV adalah pasien yang tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan gawat

8.     Petugas medis/keperawatan menetapkan prioritas pelayanan dengan urutan P I- P II- P III- PIV

9.      Pada waktu jam kerja, pasien dengan prioritas P III dikirim ke BP Umum

 

 

 

 PUSKESMAS KALIBAGOR

TRIASE

 

 

 

dr.Fajar Windiyasari D.W, MM

NIP. 19751126 200701 2 006

 

SOP

No. Dokumen   :SOP/VII/UKP/12/2016

No. Revisi         :

Tanggal Terbit  : 2 Maret 2016

Halaman           :     1        

7.    DIAGRAM ALIR

8.     UNIT TERKAIT

1.   Pelayanan tindakan

2.   BP umum

9.    REKAMAN HISTORIS PERUBAHAN

NO

YANG DIUBAH

ISI PERUBAHAN

TANGGAL MULAI DIBERLAKUKAN

 

 

 

 

 


PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS KALIBAGOR

Jalan Suwarjono No. 48  Telp. (0281) 6438207

Banyumas 53191

 

KERANGKA ACUAN

I.               PENDAHULUAN

 

Pada kegiatan alam bebas yang sering dilakukan, misalnya mendaki gunung, menjelajah hutan, arung jeram, jelajah goa, dan lain-lain sangat memungkinkan timbulnya kecelakaan besar. Kemungkinan untuk sembuh atau selamat akan lebih besar jika korban ditangani secara cepat. Pertolongan pertama yang diberikan pada korban akan sangat membantu paramedis dalam penanganan selanjutnya.

 

II.             LATAR BELAKANG

 

Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba hingga sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi adalah waspada dan melakukan upaya konkrit untuk mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban dari awal tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan di fasilitas sampai pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkaian pertolongan yang diberikan.

 

Sehubungan dengan hal tersebut, penting kiranya untuk melaksanakan pelatihan penanganan kasus gawat darurat di Puskesmas.

 

PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat) adalah pelatihan penanganan kasus gawat darurat untuk kasus trauma maupun non trauma. Pelatihan ini dibentuk untuk meningkatkan kompetensi perawat atau bidan khususnya di bidang kegawatdaruratan medis. Meningkatnya baik kualitas maupun kuantitas kegawatan yang terjadi baik kegawatan sehari-hari maupun bencana menuntut perawat atau bidan harus selalu aktif dan selalu berusaha meningkatkan kemampuannya.

 

III.            TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

 

TUJUAN UMUM

Meningkatkan kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan perawat dan bidan  terutama pada penanganan pasien dengan kegawatdaruratan medis

 

TUJUAN KHUSUS

a.    Terbentuknya koordinasi, komunikasi, dan kerjasama yang baik antara perawat dan bidan (networking/teamwork yang handal)

b.    Meningkatkan waktu tanggap pada penanganan kasus-kasus dengan kegawatdaruratan medis

c.     Mewujudkan peningkatan kualitas penanganan kasus dengan kegawatdaruratan medis yang menyeluruh sehingga akan mendukung terciptanya sistem penanggulangan pnderita gawat darurat terpadu yang menyeluruh

 

IV.           KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

 

Kegiatan yang dilakukan pada pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat adalah  dengan proses diskusi yang dilakukan untuk membahas suatu kasus gawat darurat. Bahan materi diambil dari buku panduan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD).

 

V.             CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

 

Pelaksanaan pelatihan PPGD sesuai dengan buku Pedoman PPGD

Ada komitmen dari semua pelaku kinerja klinis untuk menerapkan ilmu pelatihan pada kasus kegawatdaruratan yang akan ditemui

 

 

VI.           SASARAN

 

Sasaran kegiatan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat adalah seluruh karyawan puskesmas yang terlibat sebagai pelaku kinerja klinis

 

 

VII.         JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

 

Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Puskesmas dilaksanakan pada ………………di Ruang pertemuan Puskesmas Kalibagor

 

VIII.        BIAYA

 

Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat tidak menggunakan biaya

 

IX.           EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

 

Evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan petugas Gawat Darurat dilakukan setiap 1 tahun sekali

 

 

 

 

 

 

Kalibagor, 1 April 2016

Mengetahui                                                      Ketua Pokja Yannis

Kepala Puskesmas Kalibagor                                     

 

 

 

dr.Fajar Windiyasari D.W, MM                                                       Dr. erlinda H

NIP. 19751126 200701 2 006                                  

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment