LAPORAN
IDENTIFIKASI PELUANG INOVATIF DAN PERBAIKAN
PENYELENGGARAAN UKM PUSKESMAS
A. Latar
Belakang
Untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan, diperlukan upaya
perbaikan penyelenggaraan kegiatan UKM Puskesmas. Hal terkait dengan
perkembangan kebutuhan dan harapan masyarakat, perubahan regulasi, perkembangan
tekhnologi, makan perlu dilakukan upaya inovatif untuk memperbaiki perencanaan
maupun pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas.
Usulan
inovatif untuk perbaikan dapat diperoleh melalui masukan dari masyarakat,
forum-forum komunikasi dengan masyarakat, lintas program ataupun lintas
sektoral terkait.
Panyakit
TB-Paru telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, WHO memperkirakan 9 Juta
penderita TB-Paru setiap tahunnya dan menyebabkan kematian sekitar 3 juta
orang, diperkirakan 95% penderita TB berada di Negara berkembang dan 25%
penderita TB-Paru menyerang usia produktif 15-45 tahun.
Di
Indonesia penyakit TB paru merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit
kardiovaskuler dan saluran pernafasan dan diperkirakan setiap 100.000 penduduk
terdapat 130 penderita penyakit TB Paru baru.
Di
Puskesmas Dasan Lekong tahun 2011 dari 32.302 jiwa penduduk diperkirakan jumlah
suspek yang diduga terinfeksi TBC adalah 619 orang dan 10%nya menjadi BTA
positif baru atau sekitar 62 orang. Sedangkan berdasarkan hasil penjaringan dan
penemuan BTA+ sampai dengan triwulan 3 tahun 2011 Puskesmas Dasan Lekong baru
mencapai 151 orang suspek (24,4%) dari target 619 orang (100%) sedangkan untuk
penemuan BTA + mencapai 23 orang (37,2%) dari target 62 orang (100%).
Jika
dilihat data diatas sampai dengan triwulan 3 tahun 2011 hasil penjaringan dan
penemuan kasus TB paru di Puskesmas Dasan Lekong masih jauh dari pencapaian
target. Terbatasnya kemampuan penjaringan dan penemuan kasus TB paru di
masyarakat disebabkan oleh karena beberapa hal seperti kunjungan dalam gedung
kurang dalam hal ini rawat inap dan rawat jalan yang jumlahnya sedikit sehingga
jumlah penjaringan suspek dan BTA positif dalam gedung kurang.
Selain
itu program CBA (Community Base Aproach) yang selama ini dimanfaatkan dalam
upaya penemuan kasus TB-Paru dimasyarakat tidak lagi dilaksanakan karena
keterbatasan sumber dana yang ada.
Sehingga
perlu diupayakan sebuah gagasan yang kegiatannya dapat berlangsung kontinyu
serta membutuhkan biaya yang tidak besar. Upaya yang paling mungkin adalah
dengan mengintegrasikan program penanggulangan penyakit TB-Paru ini ke
posyandu.
Oleh
karena itu Puskesmas Dasan Lekong pada kesempatan ini akan membentuk sebuah
wadah sebagai model upaya meningkatkan penemuan kasus TB-Paru didusun dengan
nama “Posyandu Paru Sehat”.
B. Tujuan
1.
Masyarakat
dapat lebih mudah dan murah untuk menjangkau tempat pelayanan TB Paru
2.
Menurunkan
biaya penjaringan dan penemuan penderita TB Paru yang selama ini dikeluarkan
untuk mengumpulkan sasaran.
3.
Memudahkan
petugas dalam rangka pemantauan dan evaluasi bagi pasien yang akan, sedang
maupun paska pengobatan.
4.
Mengurangi/menurunkan
drop out OAT karena diposyandu telah disiapkan OAT bagi yang sedang dalam masa
pengobatan
C. Sasaran
Walaupun
penemuan kasusnya lebih banyak menyerang pada umur produktif 15-45 tahun tapi
sasaran posyandu paru sehat ini tidak membatasi segala usia, asal ada
tanda-tanda yang mengarah kepada penyakit TB-Paru
D. Kegiatan
Kegiatan
dari posyandu paru sehat, antara lain :
1.
Pengukuran
berat badan
2.
Pengukuran
tinggi badan
3.
Pengukuran
tekanan darah
4.
Pengambilan
sputum BTA
5.
Pemberian
OAT kepada PMO oleh petugas
6.
Penyuluhan
dan konseling penyakit TB Paru
7.
Melaksanakan
rujukan ke Puskesmas
8.
Memberikan
PMT/suplemen vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
9.
Memberikan
obat simtomatik
E. Identifikasi
Masalah Dalam Pelaksanaan Kegiatan UKM
Laporan
dari petugas TB Paru pada saat melaksanakan kunjungan rumah didusun Bagek Pituk
ada usulan dari kader posyandu agar jadwal posyandu Paru sehat tidak dilaksanakan
secara bersamaan dengan posyandu Balita serta menginginkan agar dikhususkannya
kader posyandu Paru sehat.
F. Mekanisme
Pembahasan
-
Petugas
TB Paru (13 Juni 2016) melaporkan kepada penanggungjawab UKM mengenai usulan
dari kader posyandu Bagek Pituk tentang pemisahan jadwal posyandu Balita dengan
Posyandu Paru sehat serta menginginkan agar dikhususkannya kader posyandu Paru
sehat. Penanggungjawab UKM Puskesmas mencatat pada buku kebutuhan masyarakat,
penanggung jawab UKM melaporkan hasil tersebut ke kepala puskesmas.
-
Dilakukan
pembahasan bersama pada tanggal 20 Juni 2016 yang melibatkan semua pelaksana
program, penanggungjawab UKM, KTU dan Kepala Puskesmas dan selanjutnya dilakukan
analisa masalah.
G. Analisa
Masalah Dan Rencana Perbaikan
No |
Hasil
Identifikasi |
Analisa |
Rencana Perbaikan |
1. |
Pengembangan
posyandu Paru sehat |
- Tidak adanya jadwal khusus
untuk Posyandu Paru Sehat - Tidak adanya kader khusus
Posyandu Paru Sehat |
-
Pembentukan
jadwal Posyandu Paru Sehat secara khusus. -
Pembentukan
kader khusus Posyandu Paru Sehat. |
2. |
Kurang
optimalnya petugas dalam pelayanan Posyandu Paru Sehat |
Kurangnya
Petugas Posyandu Paru Sehat |
-
Penambahan
petugas posyandu Paru Sehat |
H. Tindak
Lanjut
Agar
pelayanan Posyandu Paru sehat dapat berjalan dengan baik dan lancar serta
berkesinambungan disusun rencana pengembangan Posyandu Paru Sehat, antara lain
:
1.
Petugas
TB membuat jadwal khusus Posyandu Paru Sehat.
2.
Pembentukan
kader khusus Posyandu Paru Sehat.
3.
Mengusulkan
refreshing kader Posyandu Paru Sehat.
4.
Penambahan
petugas Posyandu Paru Sehat
I.
Evaluasi Kegiatan
1.
Kesesuaian
jadwal Posyandu Paru Sehat dan pelaksanaannya
2.
Belum
dibentuknya kader khusus Posyadu paru Sehat
3.
Belum
dilaksanakannya refreshing kader khusus Posyandu Paru Sehat.
4.
Belum
adanya penambahan petugas Posyandu Paru Sehat.
No comments:
Post a Comment