1131 LAPORAN IDENTIFIKASI PELUANG INOVATIF DAN PERBAIKAN PENYELENGGARAAN UKM PUSKESMAS

 LAPORAN

IDENTIFIKASI PELUANG INOVATIF DAN PERBAIKAN

PENYELENGGARAAN UKM PUSKESMAS

 

 

A.      Latar Belakang

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan, diperlukan upaya perbaikan penyelenggaraan kegiatan UKM Puskesmas. Hal terkait dengan perkembangan kebutuhan dan harapan masyarakat, perubahan regulasi, perkembangan tekhnologi, makan perlu dilakukan upaya inovatif untuk memperbaiki perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas.

Usulan inovatif untuk perbaikan dapat diperoleh melalui masukan dari masyarakat, forum-forum komunikasi dengan masyarakat, lintas program ataupun lintas sektoral terkait.

Panyakit TB-Paru telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, WHO memperkirakan 9 Juta penderita TB-Paru setiap tahunnya dan menyebabkan kematian sekitar 3 juta orang, diperkirakan 95% penderita TB berada di Negara berkembang dan 25% penderita TB-Paru menyerang usia produktif 15-45 tahun.

Di Indonesia penyakit TB paru merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan saluran pernafasan dan diperkirakan setiap 100.000 penduduk terdapat 130 penderita penyakit TB Paru baru.

Di Puskesmas Dasan Lekong tahun 2011 dari 32.302 jiwa penduduk diperkirakan jumlah suspek yang diduga terinfeksi TBC adalah 619 orang dan 10%nya menjadi BTA positif baru atau sekitar 62 orang. Sedangkan berdasarkan hasil penjaringan dan penemuan BTA+ sampai dengan triwulan 3 tahun 2011 Puskesmas Dasan Lekong baru mencapai 151 orang suspek (24,4%) dari target 619 orang (100%) sedangkan untuk penemuan BTA + mencapai 23 orang (37,2%) dari target 62 orang (100%).

Jika dilihat data diatas sampai dengan triwulan 3 tahun 2011 hasil penjaringan dan penemuan kasus TB paru di Puskesmas Dasan Lekong masih jauh dari pencapaian target. Terbatasnya kemampuan penjaringan dan penemuan kasus TB paru di masyarakat disebabkan oleh karena beberapa hal seperti kunjungan dalam gedung kurang dalam hal ini rawat inap dan rawat jalan yang jumlahnya sedikit sehingga jumlah penjaringan suspek dan BTA positif dalam gedung kurang.

Selain itu program CBA (Community Base Aproach) yang selama ini dimanfaatkan dalam upaya penemuan kasus TB-Paru dimasyarakat tidak lagi dilaksanakan karena keterbatasan sumber dana  yang ada.

Sehingga perlu diupayakan sebuah gagasan yang kegiatannya dapat berlangsung kontinyu serta membutuhkan biaya yang tidak besar. Upaya yang paling mungkin adalah dengan mengintegrasikan program penanggulangan penyakit TB-Paru ini ke posyandu.

Oleh karena itu Puskesmas Dasan Lekong pada kesempatan ini akan membentuk sebuah wadah sebagai model upaya meningkatkan penemuan kasus TB-Paru didusun dengan nama “Posyandu Paru Sehat”.

 

B.      Tujuan

1.   Masyarakat dapat lebih mudah dan murah untuk menjangkau tempat pelayanan TB Paru

2.   Menurunkan biaya penjaringan dan penemuan penderita TB Paru yang selama ini dikeluarkan untuk mengumpulkan sasaran.

3.   Memudahkan petugas dalam rangka pemantauan dan evaluasi bagi pasien yang akan, sedang maupun paska pengobatan.

4.   Mengurangi/menurunkan drop out OAT karena diposyandu telah disiapkan OAT bagi yang sedang dalam masa pengobatan

 

C.      Sasaran

Walaupun penemuan kasusnya lebih banyak menyerang pada umur produktif 15-45 tahun tapi sasaran posyandu paru sehat ini tidak membatasi segala usia, asal ada tanda-tanda yang mengarah kepada penyakit TB-Paru

 

D.      Kegiatan

Kegiatan dari posyandu paru sehat, antara lain :

1.   Pengukuran berat badan

2.   Pengukuran tinggi badan

3.   Pengukuran tekanan darah

4.   Pengambilan sputum BTA

5.   Pemberian OAT kepada PMO oleh petugas

6.   Penyuluhan dan konseling penyakit TB Paru

7.   Melaksanakan rujukan ke Puskesmas

8.   Memberikan PMT/suplemen vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

9.   Memberikan obat simtomatik

 

E.      Identifikasi Masalah Dalam Pelaksanaan Kegiatan UKM

Laporan dari petugas TB Paru pada saat melaksanakan kunjungan rumah didusun Bagek Pituk ada usulan dari kader posyandu agar jadwal posyandu Paru sehat tidak dilaksanakan secara bersamaan dengan posyandu Balita serta menginginkan agar dikhususkannya kader posyandu Paru sehat.

 

 

 

F.      Mekanisme Pembahasan

-      Petugas TB Paru (13 Juni 2016) melaporkan kepada penanggungjawab UKM mengenai usulan dari kader posyandu Bagek Pituk tentang pemisahan jadwal posyandu Balita dengan Posyandu Paru sehat serta menginginkan agar dikhususkannya kader posyandu Paru sehat. Penanggungjawab UKM Puskesmas mencatat pada buku kebutuhan masyarakat, penanggung jawab UKM melaporkan hasil tersebut ke kepala puskesmas.

-      Dilakukan pembahasan bersama pada tanggal 20 Juni 2016 yang melibatkan semua pelaksana program, penanggungjawab UKM, KTU dan Kepala Puskesmas dan selanjutnya dilakukan analisa masalah.

 

G.     Analisa Masalah Dan Rencana Perbaikan

No

Hasil Identifikasi

Analisa

Rencana Perbaikan

1.

Pengembangan posyandu Paru sehat

-  Tidak adanya jadwal khusus untuk Posyandu Paru Sehat

-  Tidak adanya kader khusus Posyandu Paru Sehat

-   Pembentukan jadwal Posyandu Paru Sehat secara khusus.

 

-   Pembentukan kader khusus Posyandu Paru Sehat.

 

2.

Kurang optimalnya petugas dalam pelayanan Posyandu Paru Sehat

Kurangnya Petugas Posyandu Paru Sehat

-   Penambahan petugas posyandu Paru Sehat

 

H.      Tindak Lanjut

Agar pelayanan Posyandu Paru sehat dapat berjalan dengan baik dan lancar serta berkesinambungan disusun rencana pengembangan Posyandu Paru Sehat, antara lain :

1.   Petugas TB membuat jadwal khusus Posyandu Paru Sehat.

2.   Pembentukan kader khusus Posyandu Paru Sehat.

3.   Mengusulkan refreshing kader Posyandu Paru Sehat.

4.   Penambahan petugas Posyandu Paru Sehat

                                  

I.        Evaluasi Kegiatan

1.      Kesesuaian jadwal Posyandu Paru Sehat dan pelaksanaannya

2.      Belum dibentuknya kader khusus Posyadu paru Sehat

3.      Belum dilaksanakannya refreshing kader khusus Posyandu Paru Sehat.

4.      Belum adanya penambahan petugas Posyandu Paru Sehat.

No comments:

Post a Comment