SOP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA

 

 

 

 

 

 

 

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN ASMA

 

 

 

 

                                               

SOP

No Dokumen  : SOP/RI/

No. Revisi       : 00

Tanggal Terbit: 01/06/2016

Halaman         : ½

 

UPTD

PUSKESMAS KUALA PEMBUANG II

 

 

 

KASPIANUR.SKM

NIP. 19760819 199502 1 001

 

 

1.       Pengertian

 

Asuhan Keperawatan pada pasien Asma adalah suatu rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien Asma pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, (pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan dan evaluasi keperawatan) dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Asma  adalah  suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan bronchospasme, inflamasi dan peningkatan sekresi jalan napas terhadap berbagai stimulan..

2.       Tujuan

Sebagai acuan petugas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara komprehensif pada pasien Asma

3.      Kebijakan

Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kuala Pembuang II Nomor 188/071/SK/413.105.26/2016 tentang Standart Layanan Klinis

4.       Referensi

Buku tentang Asuhan Keperawatan edisi 3 Marilynn E Dongoes

5.       Alat dan Bahan

1.     Alat     :

a.     ATK

b.     Tensi meter

c.     Stetoskope

d.     Termometer

e.     Timbangan Berat Badan

f.      Alat pengukur Tinggi badan

6. Prosedur / langkah – langkah

 

 

1.     Perawat memanggil pasien

2.     Perawat menyapa pasien

3.     Perawat melaksanakan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien: tanda dan gejala  : sesak, Wheezing, ronki,pernafasan cuping hidung, Tachypnea

4.     Perawat melaksanakan pengukuran vital sign (Tekanan darah,nadi, suhu, pernafasan),

5.     Perawat menimbang  berat badan pasien

6.     Perawat mengukur tinggi badan pasien

7.     Perawat menghitung IMT pasien

8.     Perawat mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter

9.     Dokter melakukan pemeriksaan fisik

10.  Dokter menuliskan Diagnosa pasien ke dalam RM

11.  Dokter memberikan terapi yang dituliskan dalam RM dan resep

12.  Perawat mempersilahkan pasien kembali ke meja perawat

13.  Perawat  menuliskan diagnosa keperawatan di lembar asuhan keperawatan :

a.     Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola nafas berhubungan dengan bronkospasme, udem mukosal dan meningkatnya sekret.

b.     Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernafasan dan menurunnya intake cairan.

14 .Perawat menuliskan rencana tindakan keperawatan

A.         Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola nafas berhubungan dengan bronkospasme, udem mukosal dan meningkatnya sekret.

a.       Pertahankan kepatenan jalan nafas; pertahankan support ventilasi bila diperlukan ( oksigen 2 ml dengan kanule ).

b.      Kaji fungsi pernafasan; auskultasi bunyi nafas, kaji kulit setiap 15 menit sampai 4 jam.

c.       Berikan oksigen sesuai program dan pantau pulse oximetry.

d.      Kaji kenyamanan posisi tidur anak.

e.       Monitor efek samping pengobatan; monitor serum darah;theophyline dan catat kemudian laporkan  dokter. Normalnya 10-20 ug/ml pada semua usia.

f.       Berikan cairan yang adekuat per oral atau peranteral

g.      Pemberian terapi pernafasan; nebulizer, fisioterapi dada, ajarkan batuk dan nafas dalam efektif setelah pengobatan dan pengisapan sekret ( suction ).

h.      Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan pada anak untuk menurunkan kecemasan.

i.        Berikan terapi sesuai usia

B. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernafasan dan menurunnya intake cairan..

a.       Monitor intake dan output, mukosa membran, turgor kulit, pengeluaran urin, ukur grapitasi urin atau berat jenis urin ( nilai 1.003-1030 ).

b.      Monitor elektrolit

c.       Kaji warna sputum, konsistensi dan jumlah

d.      Pertahankan terapi parenteral bila indikasi, dan monitor kelebihan cairan (overload)

e.       Berikan intake cairan per oral bila toleran, hati-hati minuman yang dapat meningkatkan bronkospasme ( air dingin ).

f.       Setelah fase akut, ajarkan anak dan orang tua untuk minum 3-8 gelas (750-2000 ml), tergantung usia dan berat badan.

15   Perawat melaksanakan implementasi dari rencana tindakan keperawatan

16   Perawat melakukan evaluasi

17   Perawat melaksanakan pencatatan

18   Perawat mempersilahkan pasien untuk menyerahkan resep ke ruang pelayanan obat

19   Selesai

6.      

 

7. Diagram Alir

            

9. Unit terkait

1. Unit Tindakan

 

 

Rekaman Historis

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan Tgl.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment