PEDOMAN PEMILIHAN AREA PRIORTAS

 

PEMILIHAN AREA PRIORTAS

RUMAH SAKIT PANTI WALUYO PURWOREJO

 

 

1.     PENDAHULUAN

Kepemimpinan dan perencanaan adalah hal yang sangat penting bagi RS Panti Waluyo Purworejo untuk memulai dan melaksanakan peningkatan mutu dan mengurangi risiko terhadap pasien dan staf. Manajemen RS Panti Waluyo Purworejo bertanggung jawab menjamin komitmen, pendekatan kearah peningkatan mutu dan keselamatan pasien, program manajemen serta adanya kealpaan (oversight). Manajemen menyusun rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien melalui visi dan dukungannya yang akan berwujud menjadi budaya organisasi rumah sakit.

Peningkatan mutu dan keselamatan pasien menjadi tanggungjawab penuh manajemen RS Panti Waluyo purworejo. Manajemen menyetujui rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan secara reguler menerima laporan tentang pelaksanaan program perbaikan mutu dan keselamatan pasien

Tanggung jawab utama dari Manajemen RS Panti Waluyo purworejo adalah menetapkan prioritas. RS Panti Waluyo Purworejo secara tipikal mempunyai lebih banyak kesempatan untuk pengukuran dan peningkatan dari pada membereskan/ menyelesaikan urusan sumber daya manusia atau yang lain. Oleh karena itu, manajemen fokus pada penilaian mutu dan kegiatan peningkatan rumah sakit. Manajemen memberikan prioritas pada proses-proses utama yang kritikal, risiko tinggi, cenderung bermasalah yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan keamanan lingkungan. Manajemen juga memasukkan Sasaran Keselamatan Pasien sebagai indikator mutu. Manajemen menggunakan data dan informasi yang tersedia untuk melakukan identifikasi area prioritas.

Jenis-jenis pelayanan di RS Panti Waluyo Purworejo:


1.     Pelayanan Gawat Darurat

2.     Pelayanan Rawat Jalan

3.     Pelayanan Rawat Inap

4.     Pelayanan Bedah

5.     Pelayanan TB DOT

6.     Pelayanan High Care

7.     Pelayanan Radiologi

8.     Pelayanan Laboratorium

9.     Pelayanan Rehabilitasi Medik

10.  Pelayanan Farmasi

11.  Pelayanan Gizi

12.  Pelayanan Rekam medik

13.  Pelayanan administrasi manajemen

14.  Pelayanan ambulans

15.  Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

16.  Pelayanan laundry

17.  Pelayanan pemeliharaan sarana Rumah Sakit

18.  Pencegah Pengendalian Infeksi

19.  Pelayanan Keamanan

20.  Pelayanan Kerohanian

 

 

 


 

Pelayanan tersebut memiliki karakteristik, kepentingan, fungsi dan peran yang berbeda bagi RS Panti Waluyo purworejo. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilakukan berdasarkan tersedianya data. Penggunaan data secara efektif dapat dilakuka n berdasarkan evidence-based praktek klinik dan evidence-based praktek manajemen.

Berhubung RS Panti Waluyo Purworejo mempunyai sumber daya terbatas, maka rumah sakit ini tidak dapat mengumpulkan data untuk menilai semua hal yang diinginkan. Jadi, manajemen RS Panti Waluyo harus memilih proses dan hasil (outcome) praktek klinik dan manajemen yang harus dinilai (diukur) dengan mengacu pada misi rumah sakit, kebutuhan pasien dan jenis pelayanan. Penilaian sering terfokus pada proses yang berimplikasi risiko tinggi, diberikan dalam volume besar, berbiaya tinggi, atau cenderung menimbulkan masalah. Manajemen RS Panti Waluyo Purworejo bertanggung jawab menentukan pilihan terakhir dari indikator kunci yang digunakan dalam kegiatan peningkatan mutu.

Beberapa area dipilih untuk ditetapkan sebagai area prioritas. Manajemen melakukan diskusi bersama pejabat struktural dan Komite PMKP, KKPRS dan PPI dan unsur yang lain untuk memilih area prioritas dan menetapkan indikator kunci untuk meningkatkan mutu rumah sakit.

 

2.     TUJUAN

A.    Tujuan Umum

Untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di RS Panti Waluyo Purworejo

 

B.    Tujuan Khusus

1)      Untuk mendapatkan area prioritas

2)      Untuk mendapatkan indikator mutu gugus tugas

3)      Untuk mendapatkan indikator kunci rumah sakit

 

3.     PEMILIHAN AREA PRIORITAS

Begitu luas dan kompleksnya pelayanan di RS Panti Waluyo Purworejo, maka manajemen tidak mempu untuk melakukan pemantauan seluruhnya, apalagi dengan kondisi SDM dan sumberdaya lain yang terbatas. Oleh karena itu manajemen RS Panti Waluyo Purworejo memilih area prioritas yang akan diupayakan untuk ditingkatkan mutunya. Pemilihan area dilakukan dengan cara melakukan pembobotan dan pemberian nilai. Pemilihan area prioritas berdasarkan score High Risk, High Volume dan Problem prone. 

 

Bobot High Risk = 40, bobot High Volume = 30, High Cost = 20, dan bobot Problem Prone = 10. Nilai masing-masing area antara 1-5. Nilai 1 berarti rendah dan nilai 5 berarti tinggi tingkat kepentingannya. Bobot x nilai menghasilkan score. Score yang lebih tinggi menunjukkan dan dipilih sebagai area prioritas.

No

Area Prioritas

High Risk

High Volume

High Cost

Problem Prone

Jml

N

B

S

N

B

S

N

B

S

N

B

S

 

1.      

Rawat Jalan

3

40

120

4

30

120

1

20

20

3

10

30

290

2.      

IGD

3

40

120

4

30

120

3

20

60

5

10

50

350

3.      

High Care

2

40

80

3

30

90

5

20

100

3

10

30

300

4.      

IKO

5

40

200

4

30

120

5

20

100

5

10

50

470

5.      

Farmasi

5

40

200

5

30

150

5

20

100

4

10

40

490

6.      

Laboratorium

4

40

160

5

30

150

3

20

60

3

10

30

400

7.      

Radiologi

4

40

160

4

30

120

5

20

100

3

10

30

400

8.      

Akutansi

1

40

40

3

30

90

3

20

60

4

10

40

230

9.      

Rawat Inap

5

40

200

5

30

150

4

20

80

4

10

40

470

10.   

Gizi

1

40

40

2

30

60

3

20

60

3

10

30

190

11.   

Rekam Medik

4

40

160

4

30

120

3

20

60

3

10

30

370

 

Dari scoring di atas maka dipilih area prioritas yang akan ditingkatkan mutunya, yaitu:

1)    Area IKO, yang terdiri dari :

a.     Angka tidak dilakukannya Assesmen Pra Anestesi

b.     Angka kelengkapan persetujuan tindakan kedokteran

c.     Angka Kelengkapan Catatan / Monitoring Anestesi

2)    Area Farmasi

a.     Penggunaan antibiotik di luar formularium

b.     Kesalahan pemberian obat

c.     Pembelian obat dan alkes diluar rutin

d.     Tidak diberikannya label High Alert dan LASA pada obat golongan High Alert dan LASA

e.     Kecepatan pelayanan resep obat jadi rawat jalan

f.      Ditemukannya obat kadaluarsa

3)    Area Rawat Inap

a.     Kejadian Dikubitus

b.     Kejadian Pasien Jatuh

c.     Kejadian kesalahan Pemberian Obat

4)    Area Laboratorium yang terdiri dari :

a.     Angka Ketepatan Waktu Pelaporan Hasil Kritis

b.     Angka Pengulangan Pengambilan Sampel Darah Pasien

c.     Ketidak lengkapan form pengisian permintaan pemeriksaan

d.     angka kesalahan hasil pemeriksaan

5)    Area Radiologi

a.     Angka Pengulangan Foto

b.     Angka kerusakan film

c.     Angka ketidak lengkapan pengisian form permintaan foto

 

Dari setiap area yang prioritas, selanjutnya dicari indikator mutu apa yang akan diukur, untuk meningkatkan mutu area tersebu. Oleh karena itu maka setiap pejabat kepala di area tersebut bersama dengan manajemen melakukan diskusi bersama. Dari indikator mutu yang diusulkan maka dilakukan scoring untuk menentukan indikaor kuncinya. Proses pemilihan indikator mutu dan indikator kunci dari setiap area prioritas tercantum dalam bab berikut.

4.     PEMILIHAN INDIKATOR MUTU GUGUS TUGAS

  1.  Identifikasi masalah di IKO

Masalah-masalah yang terjadi di IKO antara lain:

1)    Asesmen pra anestesi

2)    Asesmen Pra bedah

3)    Pelaksanaan Time Out

4)    Ketersediaan SDM

5)    Ketersediaan alat

6)    Time out, Sign Out

7)    Site marking

 

  1. Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki

Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

 

 

No

Masalah Prioritas

High Risk (nilai x bobot= skor)

High Volume (nilai x bobot= skor)

High Cost (nilai x bobot= skor)

Problem Prone (nilai x bobot= skor)

Jml

Rentang Nilai = 1 - 5

Rentang Nilai = 1 - 5

Rentang Nilai = 1 - 5

Rentang Nilai = 1 - 5

Bobot = 40

Bobot = 30

Bobot = 20

Bobot = 10

N

B

S

N

B

S

N

B

S

N

B

S

Kejadian tidak dilakukannya proses sign in, time out dan sign out..

5

40

200

5

30

150

3

20

60

5

10

50

460

Angka Tidak Dilakukannya Assessment Pra Anestesi

5

40

200

5

30

150

3

20

60

4

10

40

450

Angka Ketidak lengkapan Persetujuan Tindakan Kedokteran

5

40

200

5

30

150

3

20

60

5

10

50

460

Angka Kelengkapan Catatan / Monitoring Anestesi

5

40

200

5

30

150

3

20

60

3

10

30

440

Angka Tidak Dilakukannya Assessment Pra Bedah

3

40

120

5

30

150

2

20

40

3

10

30

340

Ketepan waktu operasi

5

40

200

3

30

90

4

20

80

5

10

50

420

Respon time pasien cito dilatas jam 21.00

3

40

120

2

30

60

4

20

80

3

10

30

290

Angka  tidak dilakukannya penandaan lokasi operasi pada organ dua sisi

3

40

120

3

30

90

2

20

40

4

10

40

290

 

Berdsarkan scoring di atas maka IKO memilih masalah yang diprioritaskan untuk iperbaiki, yaitu:

§  Angka Ketidak lengkapan Persetujuan Tindakan Kedokteran dengan skor 460.

§  Kejadian tidak dilakukannya proses sign in, time out dan sign out..dengan skor 460

§  Angka Tidak Dilakukannya Assessment Pra Anestesi dengan skor 450

§  Angka Kelengkapan Catatan / Monitoring Anestesi dengan skor 440

§  Ketepan waktu operasi dengan score 420

  1. Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan

Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang kebanyakan staf tidak mempunyainya atau tidak menggunakannya secara rutin. Mereka harus diberi pelatihan sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan jika mereka di minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program. Perlu dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu bagi mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam  kegiatan pelatihan dan perbaikan sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit mengidentifikasi dan  menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan pengumpulan data indicator mutu dapat berjalan secara konsisten dan berkesinambungan maka ditetapkan PIC nya adalah Koordinator Ruang IKO

Pic kemudian dilatih tentang:

1)            Pemahaman indicator

2)            Cara pengumpulan data

3)            Area pengumpulan data

4)            Cara pengisian indicator mutu

5)            Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indicator mutu.

6)            Cara melakukan analisis

7)            Cara membuat laporan Mutu

 

5.     PEMILIHAN INDIKATOR MUTU FARMASI

a)    Identifikasi masalah di Farmasi

Masalah-masalah yang terjadi di Farmasi antara lain:

1)    Penggunaan antibiotik di luar formularium

2)    Kesalahan pemberian obat

3)    Pembelian obat dan alkes diluar rutin

4)    Tidak diberikannya label High Alert dan LASA pada obat golongan High Alert dan LASA

5)    Kecepatan pelayanan resep obat jadi rawat jalan

6)    Ditemukannya obat kadaluarsa

b)    Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki

Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

No

Masalah Prioritas

High Risk

High Volume

High Cost

Problem Prone

Jml

N

B

S

N

B

S

N

B

S

N

B

S

 

1.      

Penggunaan antibiotik di luar formularium

3

40

120

5

30

150

4

20

80

4

10

40

390

2.      

Kesalahan pemberian obat

5

40

200

5

30

150

2

20

40

5

10

50

440

3.      

Pembelian obat dan alkes diluar rutin

5

400

200

2

30

60

5

20

100

5

10

50

410

4.      

Tidak diberikannya label High Alert dan LASA pada obat golongan High Alert dan LASA

5

40

200

1

30

30

2

20

40

2

10

20

290

5.      

Kecepatan pelayanan resep obat jadi rawat jalan

1

40

40

3

30

90

1

20

20

3

10

30

180

6.      

Ditemukannya obat kadaluarsa

4

40

160

1

30

30

2

20

40

1

10

10

240

 

Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu:

1)    Kesalahan pemberian obat (IAK 6)

2)    Penggunaan antibiotik di luar formularium ( IAK 5)

 

c)     Tetapkan PIC data

Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang kebanyakan staf tidak mempunyainya atau tidak menggunakannya secara rutin. Mereka harus diberi pelatihan sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan jika mereka di minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program. Perlu dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu bagi mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam  kegiatan pelatihan dan perbaikan sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit mengidentifikasi dan  menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan pengumpulan data indicator mutu dapat berjalan secara konsisten dan berkesinambungan maka ditetapkan Pic nya adalah: Koordinator Farmasi

Pic kemudian dilatih tentang:

1)    Pemahaman indicator

2)    Cara pengumpulan data

3)    Area pengumpulan data

4)    Cara pengisian indicator mutu

5)    Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indicator mutu.

6)    Cara melakukan analisis

7)    Cara membuat laporan Mutu

 

6.     PEMILIHAN INDIKATOR MUTU RAWAT INAP

a)    Identifikasi masalah di Rawat Inap

Masalah-masalah yang terjadi di Rawat Inap antara lain:

1)    ILI

2)    Decubitus

3)    Pasien Jatuh

4)    Medication eror

5)    Cuci tangan

6)    Komunikasi Efektif

7)    Identifikasi pasien

8)    Tertusuk limbah benda tajam

 

b)    Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki

Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

 

No

Masalah Prioritas

High Risk

High Volume

High Cost

Problem Prone

Jml

N

B

S

N

B

S

N

B

S

N

B

S

 

Asesmen pasien

5

40

200

4

30

120

5

20

100

2

10

20

440

ILI

4

40

160

4

30

120

4

20

80

4

10

40

400

Decubitus

4

40

160

4

30

120

4

20

80

3

10

30

390

Pasien jatuh

5

40

200

3

30

90

3

20

60

4

10

40

390

Kesalahan pemberian obat

4

40

160

3

30

90

4

20

80

5

10

50

380

 

Berdasarkan scoring di atas maka Rawat Inap memilih masalah yang diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu:

a.     Asesment Pasien

b.     Infeksi Luka Infus.

 

c)     Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan

Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang kebanyakan staf tidak mempunyainya atau tidak menggunakannya secara rutin. Mereka harus diberi pelatihan sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan jika mereka di minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program. Perlu dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu bagi mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam  kegiatan pelatihan dan perbaikan sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit mengidentifikasi dan  menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan pengumpulan data indicator mutu dapat berjalan secara konsisten dan berkesinambungan maka ditetapkan Pic nya adalah: Koodinator Ruangan

PIC  kemudian dilatih tentang:

1)    Pemahaman indicator

2)    Cara pengumpulan data

3)    Area pengumpulan data

4)    Cara pengisian indicator mutu

5)    Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indicator mutu.

6)    Cara melakukan analisis

7)    Cara membuat laporan Mutu

 

7.     PEMILIHAN INDIKATOR MUTU PPI

a)    Identifikasi masalah di Komite PPI

Masalah-masalah yang terjadi di Komite PPI antara lain:

1)    Kejadian infeksi luka infus / Plebitis

2)    Kejadian infeksi luka operasi

3)    Kepatuhan penggunaan APD

4)    Kejadian petugas  tertusuk limbah benda tajam

5)    Kepatuhan petugas  dalam melakukan cuci tangan  sebelum kontak dengan pasien

b)    Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki

Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

No

Masalah Prioritas

High Risk

High Volume

High Cost

Problem Prone

Jml

 

 

N

B

S

N

B

S

N

B

S

N

B

S

 

1.      

Kejadian infeksi luka infus / Plebitis

5

40

200

2

30

60

4

20

80

4

10

40

380

2.      

Kejadian infeksi luka operasi

5

40

200

1

30

30

4

20

80

1

10

10

320

3.      

Kejadian HAP (Hospital Acquired Pneumonia)

5

40

200

1

30

30

4

20

80

1

10

10

320

4.      

Kepatuhan penggunaan APD

5

40

200

1

30

30

2

20

40

1

10

10

280

5.      

Kejadian petugas  tertusuk limbah benda tajam

5

200

40

2

30

60

5

20

100

4

10

40

400

6.      

Kepatuhan petugas  dalam melakukan cuci tangan  sebelum kontak dengan pasien

5

40

200

5

30

150

2

20

80

5

10

50

480

 

Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu:

a.     Kejadian infeksi luka infus / Plebitis (IAK 10)

b.     Kejadian petugas  tertusuk limbah benda tajam (IAM 3)

c.     Kepatuhan petugas  dalam melakukan cuci tangan  sebelum kontak dengan pasien (IAM 9)

 

8.     IDENTIFIKASI MASALAH DI REKAM MEDIS

Masalah-masalah yang terjadi di Rekam Medis antara lain:

1)    Ketepatan waktu pengisian laporan RL 1 s/d RL 5

2)    Demografi pasien dengan diagnosis klinis DHF

3)    Ketidaklengkapan pengisian diagnosis penyakit pasien oleh dokter

4)    Waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan

5)    Waktu penyediaan berkas rekam medis rawat inap

6)    Kepuasan pelanggan

 

 

 

 

a)    Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki

Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

 

No

Masalah Prioritas

High Risk

High Volume

High Cost

Problem Prone

Jml

N

B

S

N

B

S

N

B

S

N

B

S

 

1.               

Ketepatan waktu pengisian laporan RL 1 s/d RL 5

3

40

120

5

30

150

4

20

80

5

10

50

400

2.      

Demografi pasien dengan diagnosis klinis DHF

5

40

200

2

30

60

5

20

100

5

10

50

410

3.      

Ketidaklengkapan pengisian diagnosis penyakit pasien oleh dokter

4

40

160

5

30

150

2

20

40

5

10

50

400

4.      

Waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan

1

40

40

4

30

120

1

20

20

2

10

20

200

5.      

Waktu penyediaan berkas rekam medis rawat inap

1

40

40

4

30

120

1

20

20

1

10

10

190

6.      

Kepuasan pelanggan

2

40

80

1

30

30

1

20

20

2

10

20

150

 

Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu:

1)    Angka ketepatan waktu pengisian laporan RL 1 s/d RL 5 (IAM 2)

2)    Angka tersusunnya demografi pasien dengan diagnosis klinis DHF (IAM 7)

3)    Angka ketidaklengkapan pengisian diagnosis penyakit pasien oleh dokter (IAK 9)

 

 

 

 

 

 

 

9.     Clinical Pathway

a)    Identifikasi kasus / diagnosis

Kasus /diagnosis yang direncanakan akan diangkat menjadi clinical pathway antara lain:

1)    Typhoid pada dewasa

2)    CHF

3)    Malaria

4)    GEA

5)    Kejang Demam

6)    HIL reponibilis

7)    PPOK

8)    Hipertensi

9)    Cedera kepala ringan

10) Stroke infark

11) Stroke perdarahan intracerebral

12) STEMI

13) Katarak

 

b)    Pemilihan clinical pathway

Dari kasus/diagnosis yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih kasus/diagnosis mana yang akan dibuat clinical pathway.  Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

No

Masalah Prioritas

High Risk

High Volume

High Cost

Problem Prone

Jml

N

B

S

N

B

S

N

B

S

N

B

S

1.      

Typhoid pada dewasa

3

40

120

5

30

150

4

20

80

5

10

50

400

2.      

CHF

5

40

200

4

30

120

4

20

80

3

10

30

410

3.      

Malaria

3

40

120

1

30

30

2

20

40

2

10

20

210

4.      

Hernia

4

40

160

5

30

150

3

20

60

3

10

30

400

5.      

Kejang Demam

5

40

200

2

30

60

3

20

40

1

10

10

310

6.      

GEA

4

40

160

4

30

120

4

20

80

2

10

20

380

7.      

Hipertensi

5

40

200

4

30

120

3

20

80

1

10

10

310

8.      

PPOK

5

40

200

4

30

120

5

20

100

4

10

40

460

9.      

Cedera kepala ringan

2

40

80

5

30

150

2

20

40

1

10

10

280

10.   

Stroke  perdarahan intracerebral

3

40

120

3

30

90

5

20

100

1

10

10

320

11.   

Stroke Infak

5

40

200

4

30

120

5

20

100

4

10

40

460

12.   

STEMI

5

40

200

2

30

60

4

20

80

1

10

10

350

13.   

Katarak

1

40

40

5

30

150

2

20

40

1

10

10

240

 

Berdasarkan scoring di atas maka kasus/diagnosis yang akan dibuat clinical pathway adalah:

a.     Typhoid

b.     CHF

c.     Stroke Infak

d.     PPOK

e.     Hernia

10.  PEMILIHAN INDIKATOR MUTU

JOINT COMMISSION INTERNATIONAL LIBRARY OF MEASURES

a)    Indikator I-AMI

Yang termasuk dalam indikator I-AMI adalah sebagai berikut:

1)    Pemberian aspirin kurang dari 24 jam

2)    Peresepan aspirin saat pasien pulang

3)    Pemberian ACEI atau ARB untuk kasus LVSD

4)    Edukasi untuk tidak merokok

5)    Peresepan beta blocker saat pasien pulang

6)    Angka mortalitas pasien rawat inap

b)    Pemilihan indikator yg ingin/dapat diperbaiki

Dari indikator tersebut, maka perlu dipilih indikator mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

No

Masalah Prioritas

High Risk

High Volume

High Cost

Problem Prone

Jml

N

B

S

N

B

S

N

B

S

N

B

S

 

1.      

Pemberian aspirin kurang dari 24 jam

5

40

200

5

30

150

4

20

80

4

10

40

470

2.      

Peresepan aspirin saat pasien pulang

5

40

200

2

30

60

4

20

80

1

10

10

350

3.      

Pemberian ACEI atau ARB untuk kasus LVSD

5

40

200

1

30

30

4

20

80

1

10

10

320

4.      

Edukasi untuk tidak merokok

5

40

200

1

30

30

1

20

20

1

10

10

260

5.      

Peresepan beta blocker saat pasien pulang

5

40

200

1

30

30

2

20

40

1

10

10

280

6.      

Angka mortalitas pasien rawat inap

4

40

160

1

30

30

2

20

80

2

10

20

210

Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu: Pemberian aspirin kurang dari 24 jam

11.  KESIMPULAN

Semua indikator mutu dari masing-masing gugus tugas dipilih 1 yang dijdikan  indikator kunci. Pemilihan Indikator Kunci dari beberapa indikator mutu pada dasarnya mempertimbangkan High Volume, High Risk, Hogh Cost dan Problem Prone. Semua indicator kunci yang dipilih dari setiap gugus tugas dikumpulkan ke Komite Mutu. Selanjutnya Komite Mutu melakukan analisa dan membuat laporan disampaikan kepada manajemen. Manajemen akhirnya memutuskan bahwa Indikator Kunci RS Panti Waluyo Purworejo adalah sbb:

 

a.   Indikator Area Klinis

IAK

Indikator Standar

Indikator RS

Gustu

1.      

Asesmen pasien

Angka Tidak Dilakukannya Assessment Pra Anestesi

Rawat Inap

2.      

Pelayanan laboratorium

Angka Pengulangan Pengambilan Sampel Darah Pasien

Laborat

3.      

Pelayanan radiologi dan diagnostic imaging;

Angka Pengulangan Foto

Radiologi

4.      

Prosedur bedah

Angka Ketidaklengkapan Persetujuan Tindakan Kedokteran

IKO

5.      

Penggunaan antibiotika dan obat lainnya

Kejadian Penggunaan Antibiotik Diluar Formularium

Farmasi

6.      

Kesalahan medikasi (medication error) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)

Kejadian Kesalahan Pemberian Obat

Farmasi

7.      

Penggunaan anestesi dan sedasi

Angka Kelengkapan Catatan / Monitoring Anestesi

IKO

8.      

Penggunaan darah dan produk darah

Angka Darah Tranfusi Tidak Terpakai

Laborat

9.      

Ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis pasien

Angka Ketidaklengkapan Pengisian Diagnosis Penyakit Psien Oleh Dokter

Rekam Medis

10.   

Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelaporan

Angka Kejadian Infeksi Luka Infus

PPI

 

b.   Indikator area Manajerial

IAM

Indikator Standar

Indikator RS

PIC

1.      

Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien

Kejadian Pembelian Obat dan Alkes Diluar Rutin

Farmasi

2.      

Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan

Angka Ketepatan Waktu Pengisian Laporan RL 1 s/d RL 5

RM

3.      

Manajemen risiko

Kejadian Petugas Tertusuk Benda Tajam

PPI

4.      

Manajemen penggunaan sumberdaya

Kejadian Kegagalan Peralihan Ke Genset

IPSRS

5.      

Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga; (IAM 5)

Angka Kepuasan Pasien Rawat Inap RSPWP

MKT

Angka Kepuasan Pasien Rawat Rawat Jalan RSPWP

MKT

6.      

Harapan dan kepuasan staf

Angka Kepuasan Karyawan Terhadap Rumah Sakit

HRD

7.      

Demografi pasien dan diagnosis klinis

Angka Tersusunnya Demografi Pasien Dengan Diagnosis Klinis DHF

RM

8.      

Manajemen keuangan

Angka Keterlambatan Penagihan Piutang BPJS

Keuangan

9.      

Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan karyawan

Angka kepatuhan petugas  dalam melakukan cuci tangan  sebelum kontak dengan pasien

PPI

 

c.   Indikator area Sasaran Keselamatan Pasien.

ISKP

Indikator Standar

Indikator RS

PIC

1.      

Ketepatan memasang gelang identitas pasien

Kejadian pasien tidak terpasang gelang identitas

KKPRS

2.      

Ketepatan melakukan TBaK saat menerima instruksi verbal melalui telpun

Angka dilakukannya konfirmasi pada the read back proses oleh DPJP

KPPRS

3.      

Kepatuhan penyimpanan elektrolit pekat     (FARMASI) MPO & SKP

Kejadian tidak diberikan label High Alert dan LASA pada obat golongan High Alert dan LASA

Farmasi

4.      

Marking (KAMAR OPERASI)

Angka Tidak Dilakukannya Penandaan Lokasi  Operasi Pada Organ Dua Sisi

KPPRS

5.      

Kepatuhan cuci tangan (PPI)

Angka kepatuhan petugas  dalam melakukan cuci tangan  sebelum kontak dengan pasien.

KPPRS

6.      

Angka pasien jatuh di IGD/ruang perawataan

Kejadian Pasien Jatuh

KPPRS

 

No comments:

Post a Comment