PEDOMAN DIARE
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Derajat kesehatan di Indonesia saat ini telah mengalami
kemajuan yang cukup bermakna, hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya
angka kematian bayi dan ibu, menurunnya prevalensi gizi buruk pada balita serta
meningkatnya angka harapan hidup. Namun demikian indonesia masih menghadapi
beban karena munculnya beberapa penyakit menular baru, sementara penyakit
menular lain belum dapat dikendalikan dengan tuntas. Salah satu penyakit
menular yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan adalah penyakit diare.
Meskipun penyakit diare saat ini sudah bisa disembuhkan
bukan berarti indonesia sudah terbebas dari masalah penyakit diare. Hal ini
disebabkan karena dari tahun ke tahun masih ditemukan sejumlah kasus baru.
Penyakit diare adalah suatu penyakit menular yang masih banyak menimbulkan masalah kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah social, ekonomi dan budaya.
Penyakit diare sampai saat ini masih banyak
terjadi di masyarakat . Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang diare serta banyaknya pengertian dan kepercayaan yang keliru terhadap penyakit diare .
Penyakit diare dapat menunjukkan gejala-gejala yang tanpa
dehidrasi sampai dengan dehidrasi berat. .
Propinsi Jawa Timur
masih banyak terjadi angka kejadian diare. Kabupaten Lamongan merupakan salah
satu kebupaten di Jawa Timur yang angka prevalensi diarenya tinggi.
1.2 TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Menurunkan angka kejadian diare
2.
Tujuan Khusus
1.
Meningkatkan penemuan kasus diare secara dini
2.
Menentukan diagnosis secara tepat
3.
Memberikan pengobatan yang tuntas
4.
Mencegah terjadinya diare berulang
1.3 SASARAN
Sasaran dari
punyusunan pedoman program kegiatan penanggulangan penyakit diare di puskesmas ini
adalah:
1.
Wasor kabupaten
2.
Penanggung jawab program diare di puskesmas
3.
Semua unit pelayanan pasien di puskesmas
4.
Lintas program
5.
Lintas sektor
6.
Masyarakat
1.4 RUANG LINGKUP
Upaya
penanggulangan penyakit diare di
puskesmas meliputi tatalaksana program penanggulangan penyakit diare dan tata laksana
pasien diare
1.5 BATASAN
1.
Tata laksana program penanggulangan diare, meliputi:
a.
Penemuan pasien
b.
Pengelolaan
logistic
c.
Promosi
pengendalian penyakit diare dan konseling pasien diare
d.
Pencatatan dan pelaporan
e.
Monitoring
dan evaluasi
2.
Tata laksana pasien diare, meliputi:
a.
Diagnosis
dan klasifikasi
b.
Pemeriksaan
klinis
c.
Pengobatan
d.
Pencegahan
dan tata laksana diare
1.6 LANDASAN HUKUM
1.
Permenkes 75 tahun 2014
2.
Undang – undang no 36 tentang kesehatan
BAB II
STANDAR
KETENAGAAN DAN FASILITAS
2.1 Kualifikasi SDM
Upaya penanggulangan penyakit diare dilaksanakan oleh penanggung jawab upaya diare dibawah koordinasi program
penanggulangan penyakit yang ada di puskesmas.
Penanggung jawab upaya diare di Puskesmas Babat memiliki kompetensi
sebagai berikut :
|
No |
SDM |
Kompetensi
Ijazah dan kompetensi tambahan |
|
1. |
Penanggung Jawab
Upaya P2 Diare |
a.
D3
Kebidanan b.
Pelatihan BBLR |
2.2 Tugas Dan Kewenangan
Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan mengkoordinir semua kegiatan yang berhubungan
dengan penyakit diare.
2.3
Jenis
Kegiatan
Jenis kegiatan upaya P2 Diare yang dilaksanakan dipuskesmas
Babat adalah :
|
No |
Upaya |
Kegiatan dalam Gedung |
Kegiatan Luar Gedung |
Pelaksana Kegiatan |
|
1 |
P2 Diare |
1.
Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada paien rawat
jalan 2.
Pemeriksaan dan diagnosis diare 3.
Pemantauan pengobatan diare 4.
Penyuluhan dan konseling 5.
Rujukan 6.
Pencatatan dan pelaporan |
1.
Penemuan penderita diare baru 2.
Pemeriksaan
dan diagnosis diare 3.
Pemantauan pengobatan diare 4.
Penyuluhan kepada individu, keluarga, dan masyarakat 5.
Rujukan 6.
pencatatan dan pelaporan. |
Penanggung jawab upaya P2 diare, Dokter Umum, dan petugas kesehatan lain. |
2.4 Pengaturan Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan yang telah disusun
kemudian disosialisasikan melalui pertemuan mini lokakarya puskesmas, mini
lokakarya lintas sektor, media komunikasi dan distribusi langsung kepada
sasaran program. Adapun jadwal kegiatan sebagai berikut
|
UPAYA
KESEHATAN |
JENIS
KEGIATAN |
LOKASI |
JADWAL
KEGIATAN |
||||||||||||
|
JAN |
FEB |
MAR |
APR |
MEI |
JUN |
JUL |
AGST |
SEP |
OKT |
NOV |
DES |
|
|||
|
Upaya Pencegahan dan
pengendalian penyakit menular diare |
1. Sosialisasi dan penyuluhan
kepada masyarakat |
|
|
17 Trepan |
16 Babat |
20
K.Pelang |
18
Banaran |
Puasa |
20 Truni |
24
S.Genuk |
21 Sogo |
19
Plaosan |
16
Bedahan Samidi/ Luluk |
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||
|
. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
2. Penemuan kasus
secara dini / Pelacakan kasus di masyarakat |
Desa |
|
|
|
|
|
|
|
|
5,6
Banaran |
5,6 K.Pelang |
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
7,8 Sogo |
11,12 S.Genuk |
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
13 Trepan |
|
|||||||
2.5
Ruangan
Di puskesmas Babat tersedia ruangan khusus untuk
pemeriksaan pasien diare
R. periksa R.Bersalin
Kamar mandi
px Dapur Ruang
tunggu Ruang petugas Kamar mandi petugas
BAB 3
TATA LAKSANA PROGRAM P2 DIARE
3.1
PENEMUAN
PASIEN
A.
Penemuan pasien secara pasif (sukarela)
Pasien yang ditemukan karena datang ke puskesmas atau pelayanan kesehatan atas kemauan sendiri atau saran dari orang lain
B.
Penemuan pasien secara aktif
1.
Pemeriksaan kontak
·
Penemuan pasien dengan cara melakukan kunjungan kerumah pasien yang baru ditemukan (kasus indeks)
·
Kegiatan ini memerlukan biaya yang rendah tapi memiliki efektivitas yang tinggi, jadi wajib dilaksanakan
·
Sasarannya adalah pasien anggota keluarga dan tetangga sekitar.
·
Tujuannya adalah penemuan kasus secara dini dan meningkatkan kesadaran anggota keluarga agar pengobatan dini berjalan dengan baik .
·
Pelaksanaannya
segera setelah ditemukan pasien baru
·
Kegiatan
yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dan konseling
2.
Rapid
Village Survey (RVS)
·
Sasarannya adalah kelompok potensial masyarakat desa/kelurahan atau unit yang lebih kecil yaitu dusun
·
Tujuannya adalah meningkatkan kedadaran dan partisipasi masyarakat desa dalam penemuan kasus diare secara dini di lingkup desa atau dusun
3.
Chase
survey
·
Penemuan kasus secara aktif dengan mengunjungi wilayah tertentu berdasarkan informasi dari berbagai sumber tentang adanya kasus diare di suatu willayah
·
Kegiatan meliputi pemeriksaan pasien
diare dan penyuluhan masyarakat di wilayah tersebut
3.2
REHABILITASI
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
a.
Memperbaiki
system rujukan
b.
Memfasilitasi akses kepada panyedia alat bantu
c.
Memfasilitasi klien dan keluarga
untuk pengobatan diare secara dini.
d.
Melakukan sosialisasi tentang diare dan bahaya diare
e. Menyediakan dan memfasilitasi klien yang memerlukan konseling
3.3
PENGELOLAAN
LOGISTIK
Pengelola program mengajukan
permintaan keperluan pasien ke dinas kesehatan lamongan berupa ;
a.
Dukumen pendukung (Buku kohort penderita , leafleat ,
poster )
b.
obat
3.4
PROMOSI
PENGENDALIAN PENYAKIT DIARE DAN KONSELING PASIEN DIARE
A.
Pengertian
Promosi pengendalian penyakit diare adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama
masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri dalam upaya pengendalian
penyakit diare serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat.
Konseling diberikan untuk membantu masyarakat dalam
membuat keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah yang timbul akibat
penyakit diare
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan merubah
sikap dan tindakan pasien, keluarga dan masyarakat untuk mendukung upaya
pengendalian diare
2.
Tujuan Khusus
1.
Meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat
tentang penyakit diare,
pengobatan, dan pencegahannya
2.
Meningkatkan dukungan lintas sektor dalam promosi P2 diare
C.
Sasaran
1.
Pasien diare
Diberi penjelasan tentang:
a.
Penyakit diare dan
tanda-tandanya
b.
Pentingnya berobat
2.
Keluarga pasien
3.
Masyarakat
3.5
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A.
Pencatatan
Pencatatan di puskesmas menggunakan
formulir sebagai berikut
1.
Kartu penderita
Informasi yang ada dalam kartu
penderita meliputi:
a.
Nomer register pasien
b.
Identitas pasien
c.
Klasifikasi penyakit diare
d.
Cara penemuan
e.
Riwayat penyakit sebelumnya
f.
evaluasi
pengobatan diare
3.6
MONITORING
DAN EVALUASI
Indikator
yang dipakai untuk monitoring dan evaluasi program pengendalian diare adalah sebagai
berikut:
A.
Indikator utama
1.
Angka penemuan kasus baru (CDR : Case Detection Rate)
Adalah jumlah kasus
baru yang ditemukan pada periode satu tahun per 100.000 penduduk.
Rumus:
Jumlah kasus yang
baru ditemukan pada periode satu tahun
X 100.000
Jumlah penduduk
pada tahun yang sama
BAB 4
TATA LAKSANA PASIEN DIARE
A.
DIAGNOSIS
DAN KLASIFIKASI
B.
Diagnosis Diare
Diagnosis penyakit diare hanya dapat didasarkan pada
penemuan tanda utama (cardinal sign), yaitu: Buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan
konsistensi lain dari biasanya.
C.
Klasifikasi diare
Klasifikasi penyakit diare menurut WHO
a.diare tanpa dehidrasi
b.diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c,diare dengan dehidrasi berat
1.
PEMERIKSAAN
KLINIS
A.
Pemeriksaaan
1.
Anamnesis meliputi:
a.
Nama, alamat, dan daerah asal
b.
Keluhan pasien
c.
Riwayat penyakit lain/sebelumnya
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Pemeriksaan TTV
b.
Pemeriksaan
tanda-tanda dehidrasi
2.
PENGOBATAN
A.
Tujuan pengobatan
Tujuan pengobatan diare adalah:
1.
Memutus rantai penularan
2.
Menyembuhkan penyakit penderita
3.
Mencegah terjadinya dehidrasi atau mencegah bertambah
parahnya penyakit diare
B.
Pengobatan Diare
a.
Penderita di sarankan untuk meminum banyak cairan selama
diare masih berlangsung.
b.
Pemberian oralit untuk menghindari dehidrasi
c.
Pemberian Zinc pada balita
d.
Pemberian obat diare bila d perlukan
e.
Pemerksaan laboratorium tinja untuk memgetahui penyebab
diare
C.
Cara mencegah Diare
a.
Mencuci tangan sebelum dan setelah makan
b.
Menjauhi makanan dan minuman yang di ragukan
kebersihannya
c.
Utamakan bahan makanan yang segar
BAB V
LOGISTIK
A.
Manajemen
Logistik
Penanggung jawab upaya merencanakan logistik kebutuhan
kegiatan meliputi jenis
dan jumlah yang diperlukan. Di
dalam merencanakan logistik penanggung jawab bisa merencanakan bersama sama dengan pelaksana upaya dan diusulkan
pada tim perencana puskesmas.
B.
Jenis-Jenis
Logistik
1.
Alat tulis
2.
Alat kesehatan
3.
Bahan habis pakai
4.
Materi kegiatan : brosur, liflet, lembar balik, lembar kuesioner dan handout
5.
LCD dan Laptop
6.
Makan minum untuk kegiatan
kelas
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN/PASIEN
A.
Keselamatan
Sasaran Program/ Pasien
Pelaksanaan
pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan pasien/
sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan Indeks Keselamatan
Pasien (IKP) yang telah ditetapkan.
Mutu pelayanan kesehatan adalah
kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang
disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya
sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
B.
Risiko yang mungkin terjadi pada
sarana pelayanan upaya penanggulangan
penyakitdiare
adalah:
1. Risiko yang terkait dengan pelayanan
sasaran/ pasien
2. Risiko yang terkait dengan sarana
dan prasarana
3. Risiko financial
4. Risiko lain (yang lain, misalnya
yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya ambulans,
vans, sepeda motor dsb)
Untuk mencegah terjadinya kasus diatas
maka pelayanan puskesmas dalam melaksanakan pelayanannya harus senantiasa
memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya Keselamatan Pasien
adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem
pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk
mencapai luaran klinis yang optimum.
C.
Sasaran Keselamatan Sasaran/ Pasien meliputi :
1. Ketepatan identifikasi sasaran/ pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat sasaran/ pasien
5. Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan;
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A.
Keselamatan
Kerja
Puskesmas
merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan
kerja. Oleh karena itu petuga puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena
sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik bekas
yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti
hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang
lain.
B.
Tujuan
Keselamatan Kerja
1)
Meningkatnya
kemampuan tenaga puskesmas memecahkan masalah sekehatan kerja diwilayah kerja
puskesmas. Teridentifikasinya permasalahan kesehatan kerja dilingkungan
Puskesmas
2)
Teridentifikasi
potensi masyarakat diwilayah kerja puskesmas kawasan
3)
Terlaksananya
pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas.
4)
Terselenggaranya
kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan
5)
Terselenggaranya
koordinasi lintas program dan lintas sector
C.
Strategi
Keselamatan Kerja
1)
Melindungi
petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja.
2)
Membantu
petugas menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
3)
Memelihara
atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial
4)
Pakai
APD pada tindakan tertentu
5)
Senantiasa melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP
D.
Pengelolaan
Kesehatan Petugas
Pelaksanaan
pelayanan UKM di Puskesmas Babat diselenggarakan dengan senantiasa
memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan.
E.
Pencatatan
dan Pelaporan
Semua
kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja di catat dan dilaporkan kepada
pimpinan
BAB VIII
PENGENDALI MUTU
A.
Pengendali
Mutu Upaya Program Diare
Pengendalian mutu dilaksanakan dengan cara menentukan sasaran
mutu yang ditetapkan
berdasarkan standart kinerja/ standart
pelayanan minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan upaya puskesmas.
Perencanaan
disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan sasaran, hak dan kewajiban sasaran, serta upaya untuk
mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
B.
Tujuan
Pengendali Mutu Upaya Program Diare
1) Terwujudnya
pelayanan berkualitas
2) Untuk
meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di puskesmas
3) Untuk
meningkatkan cakupan pelayanan
C.
Jenis
Kegiatan Pengendali Mutu Upaya Program Diare
1) Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja tahunan
program Diare
2) Pelaksanaan kegiatan berdasarkan SOP
3) Menentukan sasaran mutu upaya program diare
4) Audit
Internal
BAB IX
PENUTUP
Pedoman
ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan upaya penanggulanan penyakit diare dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan
kegiatan upaya penanggulangan penyakit diare tergantung pada komitmen yang kuat
dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan
peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.
No comments:
Post a Comment