|
PENATALAKSANAAN
HIV/AIDS TANPA KOMPLIKASI |
|
||||||||||||||
SOP |
No. Dokumen |
: SOP/UKM/Promkes/015 |
||||||||||||||
No.
Revisi |
: 00 |
|||||||||||||||
Tgl. Terbit
|
: 17 Nov 2019 |
|||||||||||||||
Halaman |
: 1/2 |
|||||||||||||||
Puskesmas
......... |
Ttd Ka.
Puskesmas |
dr. Aendah Susanto NIP. |
||||||||||||||
1. Pengertian |
HIV /AIDS adalah sekumpulan
gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus
lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain) |
|||||||||||||||
2. Tujuan |
Sebagai
acuan dan pedoman penatalaksanaan HIV/AIDS tanpa komplikasi |
|||||||||||||||
3. Kebijakan |
Keputusan Kepala
Puskesmas Rawalo Nomor….. Tanggal….. tentang Hak dan Kewajiban Pasien. |
|||||||||||||||
4. Referensi |
Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional
Tatalaksana Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada Orang Dewasa.Jakarta:
Kemenkes. 2011. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011) |
|||||||||||||||
5. Prosedur |
Layanan VCT |
|||||||||||||||
6. Langkah-langkah |
a. Petugas menerima pasien. b. Petugas melakukan anamnesis singkat tentang perjalanan penyakit,
riwayat faktor resiko, riwayat imunisasi, dan keluhan-keluhan lain . c. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan. d. Petugas melakukan vital sign meliputi pengukuran tekanan darah, nadi,
frekuensi pernapasan, dan suhu. e. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, dari ujung rambut sampai kaki,
petugas mencari tanda-tanda yang
menunjukkan penurunan kekbalan tubuh. f. Petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan. g. Petugas melakukan
penegakan diagnosis. h. Tidak tersedia pemeriksaan CD4 Penentuan
mulai terapi ARV didasarkan pada penilaian klinis i.
Tersedia pemeriksaan CD4 1. Mulai terapi ARV pada semua pasien dengan jumlah CD4 <350 sel/mm3
tanpa memandang stadium klinisnya. 2.
Terapi ARV dianjurkan pada semua
pasien dengan TB aktif, ibu hamil dan koinfeksi Hepatitis B tanpa memandang
jumlah CD4 j.
Rencana Tindak Lanjut 1.
Pasien yang belum memenuhi
syarat terapi ARV Monitor perjalanan
klinis penyakit dan jumlah CD4-nya setiap 6 bulan sekali. 1.
Pemantauan pasien dalam terapi
antiretroviral a)
Pemantauan klinis Dilakukan pada
minggu 2, 4, 8, 12 dan 24 minggu sejak memulai terapi ARV dan kemudian setiap
6 bulan bila pasien telah mencapai keadaan stabil. b)
Pemantauan laboratorium § Pemantauan CD4 secara rutin setiap 6 bulan atau lebih sering bila ada
indikasi klinis. § Pasien yang akan memulai terapi dengan AZT maka perlu dilakukan
pengukuran kadar Hemoglobin (Hb) sebelum memulai terapi dan pada minggu ke 4, 8 dan 12 sejak mulai
terapi atau ada indikasi tanda dan gejala anemia § Bila menggunakan NVP untuk perempuan dengan
CD4 antara 250–350 sel/mm3 maka perlu dilakuan pemantauan enzim transaminase
pada minggu 2, 4, 8 dan 12 sejak memulai terapi ARV (bila memungkinkan),
dilanjutkan dengan pemantauan berdasarkan gejala klinis. § Evaluasi fungsi ginjal perlu dilakukan untuk
pasien yang mendapatkan TDF. k.
Konseling dan Edukasi 1. Menganjurkan tes HIV pada pasien TB, infeksi menular seksual (IMS),
dan kelompok risiko tinggi beserta pasangan seksualnya, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. 2. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
HIV/AIDS. Pasien disarankan untuk bergabung dengan kelompok penanggulangan
HIV/AIDS untuk menguatkan dirinya dalam menghadapi pengobatan penyakitnya. l.
Kriteria Rujukan 1. Setelah dinyatakan terinfeksi HIV maka pasien perlu dirujuk ke
Pelayanan Dukungan Pengobatan untuk menjalankan serangkaian layanan yang
meliputi penilaian stadium klinis, penilaian imunologis dan penilaian
virologi. 2. Pasien HIV/AIDS dengan komplikasi. |
|||||||||||||||
7. Bagan Alir |
|
|||||||||||||||
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan |
(bila
diperlukan) |
|||||||||||||||
9. Unit terkait |
KLINIK
VCT |
|||||||||||||||
10. Dokumen terkait |
|
|||||||||||||||
11. Rekaman Historis
Perubahan |
|
No comments:
Post a Comment