KERANGKA
ACUAN KERJA
BULAN
IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)
PUSKESMAS TEMON II
A
PENDAHULUAN
Upaya pembinaan
anak usia sekolah dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan salah satunya
yaitu melalui Usaha Kesehatan Anak Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar anak sekolah melalui
perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan lingkungan yang sehat serta
meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah. Hal ini memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.
Sebagai bagian dari
UKS, pada 14 November tahun 1997 Kementerian
Kesehatan , Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pelaksanaan imunisasi bagi anak
sekolah dasar atau sederajat. Pelaksanaan BIAS dari tahun 1997
sampai pada saat
ini mengalami perubahan, pada saat ini BIAS untuk kls 1 mendapatkan imunisasi Campak
dan DT, sedangkan kelas 2 dan 3 mendapatkan imunisasi Td.
B. LATAR BELAKANG
Tetanus
neonatorum,
Difteri dan Campak masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, sebagaimana
data tahun 2006 menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian bayi di Indonesia
adalah 28% karena tetanus neonatorum, 30.000 anak setiap tahunnya
meninggal karena Campak serta 1401 kasus difteri tahun 2008-2011.
Attack rate tetanus neonatorum pada bayi dari ibu
yang tidak mendapatkan imunisasi tetanus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup
dan case fatality rate antara 30%
sampai 90%. Kekebalan terhadap penyakit
ini hanya diperoleh melalui imunisasi tetanus minimal dua dosis. Perlindungan
jangka panjang diperoleh jika mendapatkan imunisasi tetanus sebanyak 5 dosis
(status T5). Untuk mempercepat eliminasi tetanus
neonatorum kurang dari 1/1000 kelahiran hidup di tingkat Kabupaten/Kota
dalam 1 tahun sesuai ketentuan WHO, diperlukan upaya pencapaian status T5 bagi
semua WUS. Pemberian imunisasi DT dan Td pada anak sekolah dasar atau sederajat
merupakan rangkaian upaya mencapai status T5 bagi setiap individu.
Campak adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus yang sangat infeksius. Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang
hampir setiap anak. Komplikasi campak seperti radang paru (pneumonia),
berak–berak (diare), radang telinga (otitis media), dan radang otak
(ensefalitis) terutama pada anak dengan gizi buruk dapat menimbulkan cacat dan
kematian. Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk terbesar di dunia
dengan cakupan imunisasi yang masih di bawah 80%, sehingga Indonesia menjadi
negara yang sangat rawan terhadap penyakit campak, seperti yang ditunjukkan
oleh data tahun 2006 bahwa angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun
dengan 30.000 kematian. Kondisi ini menempatkan Indonesia menjadi salah satu
dari 47 negara prioritas yang diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk
melaksanakan akselerasi dan menjaga kesinambungan dari reduksi campak.
Pada tahun 2011-2013, Indonesia tercatat sebagai negara
kedua dengan kasus difteri terbanyak di dunia. Berdasarkan data surveilans,
pada tahun 2010 dan
2012 terjadi peningkatan jumlah kasus difteri yang terjadi di beberapa
provinsi di Indonesia yang perlu disikapi secara cepat dan tepat. Untuk memutus rantai
penularan penyakit
difteri dilakukan upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi pada bayi dan dilanjutkan dengan
imunisasi pada anak sekolah dasar kelas 1, 2 dan 3. Pelaksanaan kegiatan BIAS ini dilakukan
secara aman melalui prosedur safe injection yang benar.
C. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Memberikan
perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap penyakit Campak, Difteri, dan Tetanus termasuk tetanus
neonatorum.
2. Tujuan
Khusus
· Diperolehnya
perlindungan bagi anak terhadap penyakit Campak seumur hidup.
· Diperolehnya
perlindungan bagi anak terhadap penyakit difteri selama 10 tahun.
· Diperolehnya
perlindungan bagi anak terhadap penyakit tetanus selama 25 tahun.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
1. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi
Anak Sekolah)
2. Rincian Kegiatan
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Monitoring
d. Pencatatan dan pelaporan
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1.
Persiapan
1.a. Pendataan sasaran dan penjaringan status
imunisasi
• Pendataan
Pada setiap awal tahun ajaran petugas Puskesmas meminta data jumlah anak
sekolah tingkat dasar negeri dan swasta kepada Pengawas UPTD Paud dan DIKDAS
tingkat Kecamatan. Data anak kelas 1, 2 dan 3 diperlukan untuk menghitung
kebutuhan logistik
• Penjaringan status imunisasi
Penjaringan dilakukan terhadap semua
anak kelas 1 segera setelah tahun ajaran baru sekolah dimulai. Melalui surat
pemberitahuan edaran dari kepala
sekolah, orang tua siswa kelas 1 diminta untuk mengisi Data Riwayat Imunisasi
Anak
1.b. Koordinasi
Dilaksanakan suatu pertemuan koordinasi dan kesepakatan
dalam persiapan kegiatan dalam pelaksanaan BIAS. Pertemuan koordinasi dilaksanakan dalam
rangka sosialisasi dan kesepakatan jadwal pelaksanaan. Penyebaran
informasi melalui sosialisai atau edaran satu bulan sebelum pelaksanaan BIAS.
1.c. Persiapan logistik
· Vaksin.
Jenis vaksin yang perlu disiapkan adalah vaksin Campak, DT/Td, dan vaksin
TT/Td, distribusi dan penggunaannya diatur oleh puskesmas.
· Alat
suntik.
Alat suntik yang
diperlukan adalah ADS 0,5 ml dan pengoplos vaksin Campak adalah ADS 5ml
· Safety Box
Adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan tujuan untuk
keamanan bagi petugas.
· Kartu TT/Td
Seumur Hidup
Kartu TT/Td seumur hidup adalah alat untuk merekam status imunisasi DPT/HB,
DT/Td dan TT/Td, dipakai untuk membantu petugas dalam menentukan apakah
pemegang kartu memerlukan suntikan dan kapan suntikan tersebut dapat
diberikan.Setiap siswa mendapat kartu TT/Td
2. Pelaksanaan
2.a. Jadwal Pelaksanaan
Melakukan sosialisasi jadwal pelaksanaan yang telah dikoordinasikan dan
disepakati bersama dengan UPTD PAUD dan DIKDAS serta Sekolah Dasar terkait pada tim pelaksana BIAS. Pelaksanaan BIAS
dilaksanakan oleh TIM BIAS ( Jurim , Bidan, Perawat).
2.b. Menyiapkan vaksin dan
logistik lainnya
Menyiapkan vaksin
dan logistiknya sesuai jumlah sasaran, Untuk menjaga vaksin agar tetap poten,
vaksin yang belum dipakai harus disimpan dalam lemari es di puskesmas atau
puskesmas pembantu dengan suhu antara 20 - 80
Untuk membawa vaksin dan pelarut harus memakai vaccine carrier yang
berisi 4 buah cool pack / kotak dingin cair.
2.c. Penyuntikan
· Pastikan
bahwa vaksin masih dalam kondisi yang baik (belum kadaluarsa, VVM A atau B)
· Untuk
memperlancar penyuntikan serta membantu petugas, sebaiknya anak memegang kartu
TT/Td masing-masing dan duduk menurut nomor urut dalam register imunisasi, anak
dipanggil satu persatu untuk dilayani.
· Pemberian
imunisasi dilakukan pada anak bila ada tanda (Ö) pada buku register.
· Tempat
penyuntikan adalah lengan atas, sedikit dibawah insertio M.deltoid.
· Bersihkan
tempat penyuntikan terlebih dahulu cukup dengan kapas dan air matang.
· Dosis yang
diperlukan untuk vaksin Campak, DT/Td, maupun TT/Td adalah 0,5 ml.
· Vaksin
disuntikkan secara intramuskular untuk vaksin DT/Td, TT/Td dan secara subkutan
untuk vaksin campak setelah terlebih dahulu dilakukan aspirasi untuk memastikan
gelembung udara tidak masuk ke pembuluh darah.
§ Untuk
mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang belum dibuka agar
dihangatkan dengan cara menggenggamnya dan dikocok kuat agar merata.
§ Buang jarum
dan semprit ke dalam kotak pembuangan (safety box).
§ Sisa vaksin
yang telah dibuka tidak dapat disimpan lagi, sedang sisa vaksin dari lapangan
dalam botol yang belum dibuka masih dapat disimpan kembali di dalam lemari es
untuk segera dipakai pada pelayanan berikutnya.
3.
Monitoring
Kelanjutan
kegiatan BIAS yaitu dengan Sweeping/pelacakan bagi murid yang belum mendapatkan
imunisasi saat pelaksanaan dikarenakan sakit,tidak masuk atau karena sebab
lainya.
Kegiatan lainya
adalah yaitu kerjasama dengan guru dan orang tua murid untuk pelaporan
KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
4.
Pencatatan dan
pelaporan
Tanggal pemberian vaksin harus dicatat pada kolom yang sesuai di Format
Pencatatan Register BIAS dan kartu TT/Td. Pengisian kartu dapat dilakukan
setelah pelayanan selesai sesuai dengan yang tertulis di Format Pencatatan
Register BIAS oleh petugas imunisasi sambil melakukan pengecekan ulang sebelum
pemberian paraf. Kartu TT/Td yang telah
diisi disimpan di sekolah. Bila anak lulus sekolah dasar atau pindah sekolah,
kartu TT/Td dikembalikan kepada anak tersebut dengan pesan agar dijaga dengan
baik dan diperlihatkan pada petugas kesehatan bila diperlukan.
Bagi anak wanita, kartu TT/Td penting untuk diperlihatkan kepada petugas
medis/paramedis di kemudian hari, untuk melengkapi status TT/Td atau pada saat pemeriksaan
kehamilan
F. SASARAN
Sasaran Bias adalah siswa sekolah dasar dan anak usia sekolah dasar kelas 1
sampai dengan kelas 3.
G. JADWAL
|
Vaksin |
Pemberian |
Sasaran |
Waktu |
|
Campak |
1 kali |
Kelas 1 |
September |
|
DT |
1 kali |
Kelas 1 |
November |
|
Td |
1 kali |
Kelas 2 |
November |
|
Td |
1 kali |
Kelas 3 |
November |
H. EVALUASI
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah
dilakukan sweeping pada sasaran meliputi sasaran yang mendapatkan
imunisasi dibanding jumlah sasaran
seluruhnya. Pelaksanaan kegiatan dan hasilnya disampaikan kepada sekolah dalam
pertemuan evaluasi BIAS dan disampaikan kepada Penanggungjawab UKM.
Pertemuan Evaluasi kegiatan BIAS bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan, mengidentifikasi
permasalahan yang ada,hasil kegiatan atau cakupan untuk menentukan rencana
tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilakukan untuk perbaikan kegiatan
selanjutnya.
I. PENCATATAN DAN
PELAPORAN
Laporan BIAS Campak kelas 1 pada bulan September, Laporan
BIAS DT/Td kelas 1 sampai kelas 3 pada bulan November. Hasil di Laporkan ke Puskesmas,
TP UKS Kecamatan ,UPTD PAUD dan Dikdas.
Laporan diunggah melalui Google Drive dikirim ke
Surveylanskp@gmail.com
Mengetahui
Kepala UPTD
Puskesmas
Koordinator
Imunisasi
Dr. Niken
Sudarningtyas
Ari Margiati, Amd.Keb
NIP.19760522 200701
2 005
NIP.19780930 200604 2 009
No comments:
Post a Comment