PEDOMAN
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
iv
|
|
HAL |
|
KATA PENGANTAR |
|
|
DAFTAR ISI |
|
BAB I |
PENDAHULUAN |
|
|
A.
LATAR BELAKANG |
1 |
|
B.
TUJUAN DAN MANFAAT |
4 |
|
C.
PENGERTIAN |
5 |
|
D.
RUANG LINGKUP |
5 |
BAB II |
MEKANISME PERENCANAAN TINGKAT PUSKEMAS |
7 |
BAB III |
TAHAP PENYUSUNAN PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS |
|
|
A.
Tahap Persiapan |
11 |
|
B.
Analisa Situasi |
12 |
|
C.
Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) |
14 |
|
D. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) |
33 |
BAB IV |
Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Dalam
Proses |
37 |
|
Perencanaan Tingkat Puskesmas |
|
BAB V |
PENUTUP |
41 |
v
Format 1 Data Wilayah dan Fasilitas Pelayanan
Format 2a Data Ketenagaan
Format 2b Data Keadaan Obat dan Bahan Habis Pakai
Format 2c Data Keadaan Peralatan Kesehatan
Format 2d Data Pembiayaan Puskesmas
Format 2e Data Keadaan Sarana Prasarana Kesehatan
Format 3 Data Peran Serta Masyarakat
Format 4 Data Penduduk dan Sasaran program
Format 5 Data Sekolah
Format 6 Data Kesehatan Lingkungan
Format 7 Data Jumlah Kematian
Format 8 Data Jumlah Kunjungan
Format 9 Sepuluh Penyakit Terbanyak
Format 10 Data Kejadian Luar Biasa (KLB)
Format 11 Cakupan Program Pelayanan Kesehatan
Format 12 Hasil survey
Lampiran 13 Contoh Fish bone (Diagram tulang ikan)
Lampiran 14 Contoh
Pohon Masalah
vi
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab terhadap
pembangunan
kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.
Upaya kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya
Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib merupakan upaya kesehatan yang
dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia. Upaya ini memberikan daya
ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan kesepakatan
global maupun nasional.
Yang termasuk dalam Upaya
Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu
Anak dan
1
Keluarga
Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular serta Pengobatan. Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya
kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat setempat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Upaya Kesehatan Pengembangan
ditetapkan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan
masukan dari masyarakat melalui perwakilan masyarakat dalam bentuk Badan
Penyantun Puskesmas/Konsil Kesehatan Kecamatan (bagi yang sudah terbentuk). Apabila
Puskesmas belum mampu menyelenggarakannya, tetapi telah menjadi kebutuhan
masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota wajib menyelenggarakan-nya.
Upaya Kesehatan Pengembangan, antara lain : Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya
Kesehatan Olah Raga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,
Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan
Pengobatan Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat, dan sebagainya.
Upaya laboratorium (medis dan
kesehatan masyarakat) dan upaya pencatatan-pelaporan tidak termasuk pilihan
karena merupakan pelayanan penunjang dari setiap Upaya Kesehatan Wajib dan
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas. Adapun perawatan kesehatan masyarakat
merupakan bagian integral dari berbagai upaya pelayanan yang ada, sehingga
diharapkan pelayanan Puskesmas bersifat menyeluruh.
2
Upaya Kesehatan
Pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni upaya lain di
luar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan
wajib dan upaya
kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan
terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen
dengan baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas secara efektif dan
efisien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan di atas
merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Perencanaan tingkat Puskesmas
disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas
mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Diharapkan buku ini dapat
3
digunakan sebagai
salah satu pedoman dalam penyusunan perencanaan di Puskesmas.
B.
TUJUAN DAN MANFAAT
1.
TUJUAN
a.
Tujuan Umum
Untuk
meningkatkan kemampuan manajemen di Puskesmas dalam menyusun perencanaan
kegiatan
tahunan berdasarkan fungsi dan azas
penyelenggaraannya.
b.
Tujuan Khusus
1)
Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat.
2)
Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
setelah diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari
berbagai sumber.
2.
MANFAAT
a. Perencanaan
dapat memberikan petunjuk
untuk
menyelenggarakan upaya
kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Perencanaan memudahkan pengawasan dan
pertanggungjawaban.
c. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan,
dukungan
dan potensi yang ada.
4
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya
guna.
Perencanaan
Tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan
Puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
D. RUANG LINGKUP
Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk
dalam Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan dan upaya kesehatan
penunjang. Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan
Puskesmas yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber
dana lainnya.
Perencanaan
Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:
1.
Tahap persiapan
2.
Tahap Analisa Situasi
3.
Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4.
Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
5
MEKANISME
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
Langkah pertama dalam
mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah dengan menyusun Rencana Usulan
Kegiatan yang meliputi Usulan Kegiatan Wajib dan Usulan Kegiatan Pengembangan.
Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan Puskesmas harus memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik
secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan
informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkkan masukan
dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk
kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun
merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan
Januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun
sebelumnya (H-1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai
dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (H).
Rencana Usulan Kegiatan yang
telah disusun dibahas di dinas kesehatan kabupaten/kota, diajukan ke Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.
7
Selanjutnya RUK
Puskesmas yang terangkum dalam usulan dinas kesehatan kabupaten/kota akan
diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.
Setelah mendapat persetujuan
dari DPRD, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui tersebut,
Puskesmas menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Sumber pembiayaan Puskesmas
selain dari anggaran Daerah (DAU) adalah dari Pusat dan pinjaman/bantuan luar
negeri yang dialokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. RPK disusun
dengan melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan masukan dari
masyarakat. Penyesuaian ini dilakukan, olehkarena RPK yang disusun adalah
persetujuan atas RUK tahun yang lalu (H-1), alokasi yang diterima tidak selalu
sesuai dengan yang diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan
anggaran (selain DAU) dan lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan
Januari tahun berjalan, dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.
Untuk memudahkan pemahaman
terhadap mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas, dapat dilihat pada alur
berikut ini:
8
9 |
Upaya
Kesehatan
Wajib
Upaya
Kesehatan
Pengembangan
Pemda Kabupaten/ Kota
Penyandang Dana Lain
Dinas Kesehatan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rencana |
|
|
Usulan |
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
Rencana |
|
|
Rencana |
||||||
|
Usulan |
|
|
Kegiatan |
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
Pelaksanaan |
|
|
|
Tahunan |
|||||
|
Kegiatan |
|
|
yang telah |
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
Kegiatan |
|
|
Puskesmas |
||||||
|
H+1 |
|
|
disetujui |
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Januari
H+1 |
|
|
|
||
|
Januari
H |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Masyarakat
Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun
Puskesmas
TAHAP PENYUSUNAN
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
Penyusunan Perencanaan
Tingkat Puskesmas dilakukan melalui 4 (empat) tahap sebagai berikut :
A. TAHAP
PERSIAPAN
Tahap
ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan
dengan cara :
1.
Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun
Perencanaan Tingkat Puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf Puskesmas.
2.
Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut
demi keberhasilan penyusunan Perencanaaan Tingkat Puskesmas.
3.
Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan
yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Dinas Kesehatan
Propinsi dan Departemen Kesehatan.
11
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan pengumpulan
data. Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu data umum dan data
khusus.
1.
Data Umum :
a)
Peta Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan (Format-1) Data wilayah mencakup luas
wilayah, jumlah desa/ dusun/ RT/ RW, jarak desa dengan Puskesmas, waktu tempuh
ke Puskesmas. Data ini dapat diperoleh di kantor Kelurahan/ Desa atau Kantor
Kecamatan.
b) Data Sumber Daya
Data sumber daya Puskesmas
(termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa, mencakup :
1) Ketenagaan (Format
- 2a)
2) Obat dan bahan habis pakai (Format – 2b)
3) Peralatan (Format
– 2c)
4)
Sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah
(Pusat dan Daerah), masyarakat, dan sumber lainnya (Format – 2d)
5) Sarana dan
prasarana, antara lain gedung, rumah dinas, komputer, mesin tik, meubelair,
kendaraan (Format – 2e)
12
c)
Data Peran Serta Masyarakat (Format
- 3)
Data ini mencakup jumlah
Posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh masyarakat.
d)
Data Penduduk dan Sasaran Program ( Format - 4) Data penduduk dan sasaran
program mencakup : jumlah penduduk seluruhnya berdasarkan jenis kelamin,
kelompok umur (sesuai sasaran program), sosio ekonomi pekerjaan, pendidikan,
keluarga miskin (persentase di tiap desa/ kelurahan). Data ini dapat diperoleh
di kantor Kelurahan/ Desa, Kantor Kecamatan, dan data estimasi sasaran di Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota.
e) Data sekolah ( Format - 5)
Data
sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan setempat, mencakup jenis sekolah
yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah dokter kecil, jumlah
guru UKS , dll.
f)
Data Kesehatan Lingkungan wilayah
kerja Puskesmas
(Format- 6)
Data
kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat pembuatan makanan/ minuman,
tempat-tempat umum , tempat pembuangan sampah, sarana air bersih, jamban
keluarga dan sistem pembuangan air limbah.
2. Data Khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas)
a) Status Kesehatan terdiri dari :
�� data kematian (Format -7),
�� Kunjungan Kesakitan (Format - 8),
13
�� Pola Penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan (Format - 9).
b)
Kejadian Luar Biasa (Format – 10), dapat dilihat pada Laporan W1 (Simpus).
c) Cakupan Program Pelayanan Kesehatan 1 (satu) tahun
terakhir di
tiap desa/ kelurahan, dapat
dilihat dari
Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas (Format - 11).
d) Hasil
survey (bila ada), dapat dilakukan
sendiri oleh
Puskesmas
atau pihak lain (Format - 12).
C. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
(RUK)
Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK), dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
b. Menyusun
Rencana Usulan Kegiatan
bertujuan untuk
mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program
yang masih bermasalah.
c.
Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan
dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yaitu Analisa Masalah
dan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan.
1.
Analisa Masalah
Analisa
masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan kelompok Tim Penyusun Perencanaan
Tingkat Puskesmas
14
dan Konsil
Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas melalui tahapan :
a)
Identifikasi masalah,
Masalah
adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi masalah
dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut jenis
program, cakupan, mutu, ketersediaan sumber daya.
Contoh tabel identifikasi masalah
No |
Program |
Target |
Pencapaian |
Masalah |
1 |
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
Dst |
|
|
|
|
b)
Menetapkan urutan prioritas masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara
sekaligus, ketidak tersediaan teknologi atau adanya keterkaitan satu masalah
dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan jalan
kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan
menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat
mempergunakan berbagai macam metode seperti kriteria matriks, MCUA, Hanlon,
CARL dsb. Penetapan penggunaan metode tersebut diserahkan kepada masing-masing
Puskesmas.
15
Masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1
– 5.
Nilai semakin besar jika tingkat urgensinya sangat
mendesak, atau
tingkat perkembangan dan
tingkat
keseriusan semakin memprihatinkan apabila tidak
diatasi. Kemudian kalikan tingkat urgensi (U)
dengan
tingkat perkembangan (G) dan tingkat keseriusan
(S).
Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil
perkalian
yang paling besar dari ketiga hal tersebut dan disusun
dalam bentuk matriks.
Masalah |
Masalah |
Masalah |
Masalah |
Masalah |
Kriteria |
1 |
2 |
3 |
4 |
Tingkat Urgensi (U)
Tingkat Keseriusan (S)
Tingkat Perkembangan (G)
UXSXG
Penggunaan kriteria penilaian tidak harus terpaku pada contoh di atas, akan
tetapi dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman petugas, situasi dan kondisi
setempat.
c)
Merumuskan masalah
Hal
ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, berapa besar
masalahnya, dimana
16
masalah itu
terjadi dan bila mana masalah itu terjadi (what,
who, when, where and how).
d)
Mencari akar penyebab masalah
Mencari akar masalah dapat
dilakukan antara lain dengan menggunakan metode:
1)
diagram sebab akibat dari Ishikawa
(disebut juga
diagram tulang ikan karena digambarkan
membentuk tulang ikan),
2) pohon masalah (problem trees)
Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari
:
1)
Input (sumber daya) : jenis dan jumlah alat,
obat, tenaga serta prosedur kerja manajemen alat, obat dan dana.
2)
Proses (Pelaksana kegiatan) : frekwensi,
kepatuhan pelayanan medis dan non medis.
3) Lingkungan.
Kategori yang dapat digunakan antara lain adalah
:
1) man, money, material, methode
2) apa, bagaimana, mengapa, dimana
Penyebab
masalah agar dikonfirmasi dengan sumber data primer (survey) dan data sekunder
yaitu SP2TP (kartu pasien, buku register, LPLPO, dsb) ataupun data lainnya.
17
1.
Mencari penyebab masalah dengan menggunakan diagram sebab akibat dari Ishikawa ( fishbone). Masalah:
Cakupan persalinan tenaga kesehatan rendah.
Langkah-langkah :
��Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan. ��Buat garis horizontal dengan anak panah
menunjuk ke arah kepala ikan. ��Tetapkan kategori utama dari penyebab.
��Buat garis dengan
anak panah menunjuk ke garis horizontal.
��Lakukan “brainstorming” (curah pendapat) dan fokuskan pada
masing-masing kategori.
��Setelah dianggap
cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama yang lain.
��Untuk
masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub penyebab dan
letakkan pada cabang yang lebih kecil.
��Setelah semua
ide/ pendapat dicatat, lakukan klarifikasi (data) untuk menghilangkan
duplikasi, ketidaksesuaian dengan masalah, dll.
Yang perlu diperhatikan :
��
Fishbone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu penyebab,
bukan fakta/ penyebab yang sesungguhnya, untuk itu
18
diperlukan
pengumpulan data untuk memastikannya.
��
Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas sehingga
tidak terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan penyebabnya.
��
Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab secara terfokus sehingga
dapat dihindari kemungkinan
terlewatnya penyebab yang penting yang mungkin terjadi.
��
Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh dalam
proses penyusunan fishbone diagram tersebut.
19
20 |
Diagram sebab akibat dari Ishikawa (Fishbone) :
Manusia Metode
Cak
Persalinan
Nakes
Sarana |
Dana |
Lingkungan |
|
2.
Mencari penyebab masalah dengan menggunakan
“pohon masalah (problem trees)” Langkah-langkah :
��Tuliskan masalah
pada kotak di puncak pohon masalah.
��Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
��Tetapkan kategori utama dari penyebab dan
tuliskan pada kotak di
bawahnya dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
��Lakukan “brainstorming” (curah pendapat) dan
fokuskan pada masing-masing kategori.
��Setelah dianggap
cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk ketegori utama yang lain.
��Untuk
masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub penyebab dan
letakkan pada kotak yang ada di bawahnya .
��Setelah semua
pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk menghilangkan duplikasi,
tidak sesuai dengan masalah, dll.
21
e)
Menetapkan cara-cara pemecahan masalah
Untukmenetapkan
carapemecahan
masalah
dapat dilakukan dengan kesepakatan di antara anggota tim. Bila tidak terjadi
kesepakatan dapat digunakan kriteria matriks. Untuk itu harus dicari alternatif
pemecahan masalahnya.
Contoh tabel Cara Pemecahan Masalah
No |
Prioritas |
Penyebab |
Alternatif |
Pemecahan |
Ket |
|
Masalah |
Masalah |
Pemecahan |
Masalah |
|
|
|
|
Masalah |
terpilih |
|
1 |
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
|
6 |
|
|
|
|
|
dst |
|
|
|
|
|
Brain storming (curah pendapat)
Adalah
suatu metode untuk dapat membangkitkan ide/ gagasan/ pendapat tentang suatu
topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam periode waktu yang
singkat dan bebas dari kritik.
a. Manfaat dari brain
storming adalah untuk :
1) Mendapatkan ide/pendapat/gagasan
sebanyak-banyaknya
2) Pengembangan kreatifitas berpikir dari anggota
tim
3) Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota
tim)
23
1)
Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/
gagasan bergiliran.
2)
Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai
ide/ gagasan dapat langsung menyampaikannya.
c.
Langkah-langkah :
1) Tetapkan suatu topik/ masalah sejelas mungkin .
2)
Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk
memahami dan memikirkannya.
3)
Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah
pendapat, misalnya 30-45 menit.
4)
Anggota tim menyampaikan ide/gagasan/pendapat
(secara terstruktur atau tidak terstruktur).
5)
Apabila terdapat beberapa anggota yang
mendominasi, gunakan curah pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota
mempunyai kesempatan yang sama. Bila yang dipilih secara terstruktur, anggota
yang tidak menyampaikan pendapat pada gilirannya harus mengucapkan “Pass”, dan
kesempatan diberikan pada anggota berikutnya.
6) Beri
dorongan/rangsangan agar anggota berani memberikan/mengajukan pendapat.
7) Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan
menanggapi pendapat anggota yang sedang berbicara. Bila ini terjadi, pimpinan
sidang harus segera menegur dengan kata-kata : “ no comment please”
8)
Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada
flipchart/papan tulis sehingga dapat dilihat oleh seluruh anggota.
24
9)
Teruskan brainstorming
sampai waktu yang telah ditetapkan habis.
10) Lakukan
klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari topik atau duplikasi yang
terjadi.
11) Buat list pendek
yang sangat dekat /berhubungan dengan topik yang dibahas.
25
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan meliputi
upaya kesehatan wajib, upaya
kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang,
yang meliputi : |
|
|
|
a) |
Kegiatan
tahun yang |
akan |
datang (meliputi |
|
kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional
dan |
||
|
program hasil analisis
masalah). |
|
|
b) |
Kebutuhan
Sumber |
Daya |
berdasarkan |
|
ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun |
||
|
sekarang. |
|
|
c) Rekapitulasi
Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format RUK
Puskesmas.
Rencana
Usulan Kegiatan disusun dalam bentuk matriks dengan memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun daerah sesuai
dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang
tersedia di Puskesmas.
2.1. Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib
a) Menyusun Rencana
Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib ke dalam matriks
26
Matriks Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib
|
|
No |
Upaya |
Kegiatan |
Tujuan |
Sasaran |
Target |
Kebutuhan sumberdaya |
Indikator |
Sumber |
||
|
|
|
Kesehatan |
|
|
|
|
|
|
|
keberha |
pembia |
|
|
|
|
|
|
|
Dana |
Alat |
Tenaga |
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
silan |
yaan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Prom. Kes. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Kes. Lingk |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
KIA & KB |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
Gizi Masy. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
27 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
P2M |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
Pengobatan
Catatan :
�� Kegiatan diisi dengan kegiatan dari paket
program yang diusulkan dalam upaya mencapai tujuan program.
�� Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan
program
�� Sasaran adalah jumlah populasi atau area di
wilayah kerja yang akan dicakup dalam kegiatan
��
Target adalah jumlah bagian dari sasaran/ area yang akan diberikan
pelayanan oleh Puskesmas dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis,
jumlah sumber daya dan target pasar serta pencapaian tahun lalu
�� Besar biaya mengacu pada peraturan daerah yang
ada
�� Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah,
swasta, masyarakat atau pendapatan fungsional Puskesmas
b) Mengajukan
Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib
Rencana
Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib diajukan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
untuk mendapat pembahasan pembiayaannya. Apabila sumber pembiayaan berasal dari
non pemerintah maka diusulkan kepada institusi yang bersangkutan.
c) Waktu penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan
Jadwal
penyusunan Rencana Usulan
Kegiatandilaksanakandengan
memperhatikan
siklus perencanaan kabupaten/ kota, yaitu jadwal pembahasan yang dilakukan
kabupaten/ kota sehingga RUK tersebut harus sudah selesai atau sudah diterima
oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
sebelum dilakukan pembahasan, demikian pula dengan Rencana Usulan Kegiatan
untuk mitra kerja Puskesmas.
28
2.2 Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan
Pengembangan
a)
Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan Telah
disebutkan bahwa Upaya Kesehatan Pengembangan dapat dipilih dari daftar upaya
kesehatan Puskesmas yang telah ada atau dapat berupa inovasi yang dikembangkan
sesuai dengan permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas.
Apabila
Puskesmas mempunyai kemampuan, identifikasi masalah dapat dilakukan bersama
masyarakat (Konsil Kesehatan Kecamatan / Badan Penyantun Puskesmas) melalui
pengumpulan data secara langsung di lapangan (Survey Mawas Diri). Tetapi apabila kemampuan tersebut tidak
dimiliki oleh Puskesmas, maka identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas Puskesmas dengan melibatkan Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas
(lihat langkah analisis masalah).
Dari
hasil identifikasi ini kemungkinan akan muncul usulan Puskesmas yang sangat
beragam. Dengan pertimbangan kondisi sumber daya yang ada, baik tenaga, sarana
maupun biaya, maka perlu dibuat penyusunan prioritas.
29
Apabila
Puskesmas belum mampu menyelenggara-kan upaya kesehatan pengembangan tersebut
tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat setempat maka dinas kesehatan
kabupaten/ kota yang wajib menyelenggarakannya.
Catatan :
Survey
Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan masalah
yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.
Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder, pengolahan
dan penyajian data masalah dan potensi yang ada.
Delbecq
Technique adalah perumusan dan identifikasi potensi melalui sekelompok orang
yang memahami masalah tersebut. Tahapan pelaksanaannya dimulai dengan
pembentukan tim, menyusun daftar masalah, menetapkan kriteria penilaian masalah
dan menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria penilaian .
30
31 |
b)
Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan ke dalam
matriks.
Matriks Rencana
Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan
No |
Upaya |
Kegiatan |
Tujuan |
Sasaran |
Target |
|
Kebutuhan |
Indikator |
Sumber |
||
|
Kesehatan |
|
|
|
|
|
sumberdaya |
keberhasilan |
pembiayaan |
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
dana |
|
alat |
Tenaga |
|
|
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
c)
Mengajukan Rencana Usulan Kegiatan Upaya
Kesehatan Pengembangan.
Rencana
Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan diajukan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota bersama-sama dengan Upaya Kesehatan Wajib untuk pembahasan
lebih lanjut. Rencana Usulan Kegiatan ini dapat juga diajukan pembiayaannya
kepada pihak non pemerintah.
Puskesmas
dapat melibatkan potensi yang ada di wilayahnya untuk ikut serta dalam
pembiayaan tersebut. Penggalangan dana dapat dilakukan kepada masyarakat,
perusahaan, swasta, atau LSM melalui advokasi dan sosialisasi rencana kegiatan
yang telah disusun dengan didukung oleh data yang telah di olah, sehingga dapat
dipahami oleh masyarakat dan mitra kerja Puskesmas.
Potensi
lainnya dapat pula berasal dari pendapatan fungsional Puskesmas atau sumber
pembiayaan lainnya.
32
D. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
(RPK)
Tahap
penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik untuk upaya kesehatan wajib, upaya
kesehatan pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun upaya inovasi
dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai dengan
azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan.
Langkah-langkah penyusunan RPK adalah :
a.
Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang
sudah disetujui.
b.
Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui
dengan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang diusulkan dan situasi pada saat
penyusunan RPK.
c.
Menyusun rancangan awal, rincian dan volume
kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan
lokasi pelaksanaan.
d.
Mengadakan Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas
kesepakatan RPK
e.
Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk
matriks.
33
34 |
|
Contoh Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) Puskesmas ......... |
Tahun ........... |
|||
|
|
|
|
|
|
No |
Upaya |
Kegiatan
Sasaran Target Volume |
Rincian |
Lokasi |
TenagaJadwal
Biaya |
|
Kesehatan |
Kegiatan |
Pelaksanaan |
pelaksanaan |
pelaksana |
1
PromKes
2
KesLing
3
KIA/KB
4
Perb.Gizi
5
P3M
6
Pengobatan
7...................
35 |
Tahap-tahap Perencanaan Tingkat Puskesmas :
|
|
|
|
|
DATA
UMUM |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PROSES |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan RUK |
|
|
Penyusunan RPK |
|
|
PERSIAPAN |
|
|
|
Pengumpulan
Data |
|
|
-Upaya
Kesehatan Wajib |
|
|
|
-Upaya
Kesehatan Wajib |
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
-Upaya Kes.
Pengembangan. |
|
|
-Upaya
Kes.Pengembangan |
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
DATA
KHUSUS |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
(Penilaian
Kinerja |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
Puskesmas) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
TAHAP TAHAP ANALISIS DATA TAHAP PENYUSUNAN RUK TAHAP PENYUSUNAN
PERSIAPAN RPK
L
O
K
A
K
A
R
Y
A
M
I
N
I
DUKUNGAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA DALAM PROSES
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
Di tingkat
kabupaten/kota, dinas kesehatan bertanggung jawab atas kelancaran dan
keberhasilan proses dan kegiatan perencanaan kesehatan di kabupaten/ kota,
dalam hal ini termasuk Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP). Perencanaan tingkat
Puskesmas juga harus dapat mengakomodasikan hasil diskusi pembangunan tingkat
desa dan tingkat kecamatan.
Dukungan dinas
kesehatan kabupaten/ kota dalam proses perencanaan tingkat Puskesmas adalah
sebagai berikut :
1.
Mengajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota
agar diterbitkan Surat Edaran Bupati/ Walikota tentang Pedoman Perencanaan
Tingkat Puskesmas dan diinformasikan ke seluruh Puskesmas serta semua instansi
kesehatan maupun non kesehatan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
2.
Melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah agar
proses perencanaan, pembahasan dan persetujuan terhadap rencana usulan kegiatan
dapat diselenggarakan tepat waktu. Sehingga realisasi anggaran dapat tepat
waktu, dan selanjutnya Puskesmas dapat melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.
3.
Pemberian tanda penghargaan kepada Puskesmas
yang telah melaksanakan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan baik dan kepada
instansi non kesehatan yang telah memberikan
37
peran aktif dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.
4.
Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam
proses Perencanaan Tingkat Puskesmas melalui forum resmi, seperti rapat tim perencanaan
kesehatan kabupaten/ kota maupun kegiatan lainnya dalam rangkaian proses
Perencanaan Tingkat Puskesmas. Dalam hal ini dapat ditempuh dengan membentuk
Tim Perencanaan Kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota yang beranggotakan lintas
program dan lintas sektor .
5.
Menyusun petunjuk teknis tata cara penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas yang memuat :
a.
Kebijakan pelaksanaan pembangunan kesehatan
tahunan kabupaten/ kota, termasuk ketentuan prioritas upaya kesehatan untuk
wilayah kabupaten/ kota yang bersangkutan.
b.
Perkiraan target cakupan tahunan masing-masing
program dan Puskesmas, termasuk ketentuan-ketentuan pokok untuk pelayanan
kesehatan swadaya masyarakat.
c.
Ketentuan-ketentuan tentang sumber daya (tenaga,
peralatan dan pembiayaan).
6. Supervisi dan bimbingan teknis.
a.
Melakukan pelatihan bagi staf Puskesmas dalam
pengenalan dan penguasaan Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas serta berbagai
kebijakan pelaksanaan pembangunan kesehatan di kabupaten/ kota.
38
b. Melakukan bimbingan
teknis dalam proses
penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas, untuk :
1)
Memberi penjelasan atas petunjuk teknis
penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas sebagai masukan terhadap rencana
usulan kegiatan puskesmas yang sedang disusun dan saran-saran perbaikan/umpan
balik yang diperlukan.
2) Membantu kemajuan kegiatan penyusunan
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas, agar setiap Puskesmas dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan secara tepat waktu.
c.
Supervisi dan bimbingan teknis dilakukan terpadu
dengan melibatkan sektor non kesehatan yang terkait.
7.
Menyusun rencana tahunan kesehatan kabupaten/
kota, dengan proses sebagai berikut :
a.
MenyusunPra-Rencana Tahunan Kesehatan
Kabupaten/Kota berdasarkan hasil supervisi dan bimbingan teknis penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas.
b.
Melaksanakan pertemuan /pembahasan perencanaan
kesehatan Kabupaten/Kota dengan membahas Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas.
c. Menyusun
rancangan Rencana Tahunan
Kesehatan
Kabupaten/Kota
berdasarkan Pra Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota dan hasil konsultasi
Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas. Rancangan Rencana Tahunan ini dibahas dalam
Pra-Rakorbang Kabupaten/Kota yang melibatkan sektor non kesehatan yang terkait.
39
d. Menyusun dan menyampaikan
Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota untuk dibahas dalam Rakorbang Tingkat Kabupaten/Kota.
8. Menyusun Rencana Operasional :
a.
Rencana Operasional disusun secara terpadu
dengan memperhatikan secara seksama semua kegiatan yang dibiayai dari berbagai
sumber (DAU, DAK, APBD).
b.
Rencana operasional disusun dengan memperhatikan
Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas yang sudah diakomodasikan dalam Rencana
Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mengikut
sertakan Puskesmas dalam proses penyusunannya. Dengan demikian, alokasi
kegiatan dan sumber pembiayaan untuk setiap Puskesmas telah termuat dalam
Rencana Operasional ini.
40
PENUTUP
Buku Pedoman Perencanaan
Tingkat Puskesmas ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pegangan
dalam penyusunan dan pembinaan Perencanaan Tingkat Puskesmas di daerah.
Dengan demikian Puskesmas
diharapkan mampu menyusun rencana kegiatan tahunannya secara optimal
berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan kemampuan sumber daya yang ada,
dengan tetap mengembangkan dan membina peran serta masyarakat dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
41
61 |
Diagram sebab akibat dari Ishikawa (Fishbone) :
|
|
|
|
|
|
Manusia |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Metode |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
lintas sektor kurang |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
kurang tertib |
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Peran |
|
|
|
|
|
|
|
|
R/R |
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||
|
|
Banyak dukun |
|
|
Penyuluhan
kurang |
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Data
bumil tidak akurat |
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||
Bidan tidak tinggal di desa |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Protap kurang |
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Peran kader KPKIA kurang |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kerjasama dukun bidan kurang |
|
|
|
Cak |
|||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Persalinan |
||
|
|
|
|
|
|
|
Sarana penyuluhan kurang |
Tingkat pendidikan rendah |
|
|
|
Nakes |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
Tarif pelayanan bidan mahal |
Budaya percaya dukun |
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
|
|
|
|
|
Obat risti kuranmg |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tingkat ekonomi rendah |
||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||
|
|
|
|
Transportasi kurang |
|
|
|
|
|
|
Dana transpor petugas kurang |
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
Peralatan kebidanan kurang |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Medan sulit |
|||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sarana |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dana |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lingkungan |
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lampiran 13 Contoh Fish bone
(Diagram tulang ikan) |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
62 |
Pohon masalah (Problem Trees)
Cakupan
persalinan
nakes
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
Metode |
|
|
Manusia |
|
Sarana |
|
|
Dana |
|
Lingkungan |
|
|||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
Sarana |
|
Obat untuk |
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||
Data |
|
Bidan tidak |
|
Banyak |
|
penyuluhan |
|
resti kurang |
|
Dana |
|
Tarif |
|
Budaya |
|
Tingkat |
|||||||||||||||||||||||
|
tinggal di |
|
dukun |
|
|
|
transpor |
|
persalinan |
|
percaya |
|
pendidik |
||||||||||||||||||||||||||
bumil |
|
|
|
kurang |
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||
|
desa |
|
|
|
|
|
|
Petugas |
|
bidan |
|
dukun |
|
an |
|||||||||||||||||||||||||
tdk |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
kurang |
|
mahal |
|
tinggi |
|
rendah |
||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
akurat |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||
Lampiran 14 Contoh Pohon
Masalah (Problem trees) |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
No comments:
Post a Comment